Sonora.ID – Berikut ini contoh pidato kemerdekaan 17 Agustus singkat, menarik, dan mudah dihafal.
Pidato kemerdekaan 17 Agustus ini biasanya disampaikan pada saat pelaksaan upacara hari kemerdekaan.
Teks pidato sambutan harus diucapkan dengan kalimat yang padat dan jelas. Oleh sebab itu, mempersiapkan teks pidato dengan matang bisa dilakukan.
Berikut Sonora.ID merangkum contoh pidato kemerdekaan 17 Agustus berikut ini:
Contoh 1
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Para hadirin yang berbahagia,
Dalam memperingati HUT RI yang ke 78 ini telah banyak pendapat dan komentar telah diluncurkan di berbagai media massa tentang makna kemerdekaan. Umumnya, mereka menyatakan, bahwa secara fisik, Indonesia memang telah merdeka, namun ditinjau dari nilai hakikat kemerdekaan, maka tujuan kemerdekaan itu sendiri masih jauh dari harapan.
Agar kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan dapat kita lestarikan maka kita harus memiliki. Pertama, karakter kompetitif. Karakter yang memiliki esensi sebuah mentalitas dan watak yang mendorong adanya semangat belajar yang tinggi. Pembudayaan karakter ini akan mendorong minat untuk terus melakukan pembelajaran dalam memahami sekaligus mengatasi persoalan yang dihadapi.
Kedua, karakter inovatif, adalah watak dan mentalitas yang selalu mendorong kita dalam melakukan inovasi-inovasi baru pada berbagai hal. Pada hakekatnya inovasi hanya dapat diciptakan setelah melalui serangkaian proses belajar secara kolektif, atau lazim dikenal dengan learning curve.
Bangsa yang maju dan modern memiliki sejumlah learning curve yang dapat menjadi dasar bagi tumbuh dan berkembangnya proses inovasi. Mentalitas inovasi tidak lepas dari proses belajar, termasuk belajar dari kesalahan dan kegagalan di masa lalu.
Semoga dengan upacara hari ulang tahun kemerdekaan ke-78, kita semua bisa meneladani karakter-karakter terbaik para pahlawan. Merdeka!
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Baca Juga: 3 Contoh Pidato Bahasa Sunda tentang 17 Agustus, Singkat namun Dapat Bangkitkan Semangat!
Contoh 2
Assalamualaikum Wr. Wb.
Selamat pagi, dan Salam Sejahtera bagi kita semua.
Tidak terasa kemerdekaan negara kita yang diperoleh melalui perjuangan dengan tetesan darah para Pahlawan Kusuma Bangsa yang rela mengorbankan jiwa dan raganya melawan penjajah telah mencapai usia 78 tahun.
Kemerdekaan yang kita raih tidaklah mudah, membutuhkan perjuangan yang sangat berat dan panjang melawan penjajahan. Oleh karena itu, kemerdekaan bukanlah akhir dari sebuah perjuangan. Kemerdekaan merupakan 'Jembatan Emas' menuju cita-cita bangsa, yaitu masyarakat yang sejahtera, berdaulat, adil, dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Tugas kita sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat adalah terus mempertahankan kemerdekaan itu dalam persatuan dan kesatuan bangsa, dengan terus membangun di semua bidang agar terwujudnya cita-cita kemerdekaan Indonesia dapat tercapai.
Selanjutnya dalam kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita tingkatkan persatuan dan kesatuan bangsa, mari kita pelihara dan kembangkan sikap toleransi dan saling menghormati di masyarakat, terutama antara pemeluk agama dan antar suku sehingga suasana kedamaian dan kondusif selalu terjaga dan terbina di lingkungan masyarakat sebagaimana semboyan "Bhineka Tunggal Ika".
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa melimpahkan rahmat, karunia, dan ridhonya kepada kita semua dalam membangun bangsa dan negara kita menjadi bangsa yang besar, maju, demokratis, berkeadilan, dan bermartabat.
Jayalah Indonesiaku! Merdeka!
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Contoh 3
Assalamualaikum Wr. Wb.
Hadirin yang yang saya hormati, untuk menggelorakan semangat kita semua pada kesempatan berbahagia ini, terlebih dahulu mari bersama-sama kita pekikkan Salam Perjuangan:
MERDEKA!
MERDEKA!
MERDEKA!
Hari ini adalah hari yang sangat istimewa bagi seluruh Bangsa Indonesia. Atas berkah dan rahmat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, kita dapat menikmati kemerdekaan, yang tepat hari ini menginjak 78 tahun. Kemerdekaan ini buah dari kegigihan perjuangan panjang para pahlawan bangsa. Tanpa kenal kata menyerah, pahlawan pendahulu mengorbankan tenaga, harta, dan bahkan tetesan darah dalam mengusir penjajah, demi kemerdekaan Bangsa Indonesia.
Meski dihadapkan keadaan yang sangat sulit pada saat itu, para pahlawan tidak mengeluh, harapan terus dikobarkan, dengan menjunjung semangat gotong royong dan rasa persatuan berjuang sekuat tenaga melawan penjajah, untuk merebut dan mempertahankan kedaulatan bangsa.
Dalam sebuah pidatonya, Ir. Soekarno pernah mengatakan bahwa kemerdekaan merupakan jembatan emas bagi bangsa Indonesia untuk mencapai kehidupan yang adil dan makmur. Marilah dengan memperingati Kemerdekaan Indonesia yang ke-78 ini, kita contoh sikap para pahlawan yang rela berkorban, tanpa pamrih, serta menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan.
Tidak seperti yang kita lihat saat ini, kita contoh sikap para pahlawan yang rela berkorban, tanpa pamrih, serta menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan kesatuan. Tidak seperti yang kita lihat saat ini, masing-masing golongan atau kelompok maupun pribadi hanya mementingkan kepentingan mereka sendiri.
Kiranya cukup sekian pidato dari saya, dan terima kasih atas perhatiannya. Namun sebelum saya akhiri sambutan saya ini, terlebih dahulu saya mohon maaf bilamana ada kata-kata saya yang kurang berkenan di hati seluruh hadirin.
Dirgahayu Indonesia!
Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Baca Juga: 3 Contoh Pidato Bahasa Sunda Tentang Sopan Santun yang Menarik
Hadirin yang saya hormati dan teman-teman yang saya cintai, kemerdekaan yang kita nikmati sekarang ini tidaklah diperoleh melalui perjuangan yang singkat, tetapi perjuangan ratusan tahun lamanya. Seperti yang saya ketahui dari pelajaran IPS, perjuangan para pahlawan sangat berat.
Oleh karena itu, kita harus mengisi kemerdekaan ini dengan belajar sebaik-baiknya agar kelak kita dapat membangun negara ini. Selain menghargai jasa para pahlawan pejuang kemerdekaan, kita juga harus menghargai jasa "pahlawan-pahlawan" lainnya. Mereka adalah guru dan orang tua.
Guru merupakan pahlawan karena guru berjasa mendidik siswanya menjadi orang berguna. Guru juga memberikan ilmu pengetahuan kepada kita untuk kita gunakan dalam kehidupan. Orang tua merupakan pahlawan karena telah membesarkan kita dengan kasih sayang. Orang tua tidak berhenti memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karena itu, hormatilah guru dan orang tua.
Hadirin sekalian, saya kira cukup sekian pidato saya kali ini. Semoga apa yang saya ungkapkan dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Saya mohon maaf jika ada perkataan yang kurang berkenan. Atas perhatian hadirin, saya ucapkan terima kasih.
Contoh 4
Assalamualaikum Wr. Wb.
Marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang senantiasa menganugerahkan nikmat dan karuniaNya, sehingga kita masih mendapatkan kesempatan untuk menghadiri dan mengikuti peringatan HUT ke-78 Kemerdekaan RI.
Indonesia memiliki sejarah panjang dalam upaya memperoleh kemerdekaan. Potensi besar Indonesia dalam hal sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya kebudayaan memicu bangsa lain untuk menguasai seluruh potensi yang dimiliki oleh Indonesia.
Indonesia menggapai kemerdekaan dengan bersusah payah dengan mempertaruhkan waktu, biaya, tenaga, hingga nyawa. Oleh karena itu, kewajiban kita saat ini adalah mempertahankan dan menjaga kedaulatan bangsa agar tetap utuh, sehingga bangsa ini menjadi lebih tangguh lagi.
Hari Kemerdekaan Indonesia ke-78 tahun ini merefleksikan bagaimana nilai-nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal Ika mempersatukan bangsa dalam menghadapi tantangan yang ada. Langkah ini merupakan perwujudan harapan untuk pulih bersama, lebih cepat dan bangkit lebih kuat menuju Indonesia Maju di masa depan.
Tidak hanya sebatas level nasional, bangsa Indonesia juga ada dalam perannya di tingkat global untuk bergerak secara bebas aktif bersama dalam pemulihan kondisi dunia. Kemerdekaan bukan tanda bahwa kita telah selesai berjuang, melainkan tanda untuk meneruskan perjuangan demi kejayaan Indonesia. Merdeka!
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Contoh 5
Selamat pagi, hadirin dan warga masyarakat Kabupaten Klaten yang saya banggakan,
Teriring rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas ridha dan karuniaNya, kita warga Kabupaten Klaten sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia dapat memperingati HUT ke-78 RI untuk memberikan penghormatan dan penghargaan atas nilai-nilai perjuangan para Pahlawan Kusuma Bangsa dalam merebut dan menegakkan kemerdekaan.
Pada usia 78 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ini, saya sampaikan bahwa berkat dukungan seluruh elemen masyarakat, Kabupaten Klaten meraih capaian yang membanggakan dan banyak mendapatkan penghargaan, namun demikian juga masih ada cita-cita yang masih kita perjuangkan.
Kita tidak boleh patah semangat dalam menghadapi sulitnya hidup, mari kita ingat kembali, resapi dan hayati, seperti pepeling Bapak Proklamator kita, Bung Karno yang menggelorakan semangat kita: Digembleng, hampir hancur lebur - Bangkit kembali!
Kita adalah bangsa yang besar, dan Kabupaten Klaten ini dikarunia segala kekayaan dan keberagaman. Potensi ini harus kita jaga dengan sepenuh hati, kita kelola dengan nurani, pikiran dan tindakan demi kejayaan bangsa.
Sesuai dengan Tema Besar Peringatan Hari Ulang Tahun ke-78 Republik Indonesia yakni: "Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh", mari kita berdayakan segala potensi yang ada untuk tumbuh menjadi bangsa yang tangguh dengan terwujudnya kemajuan, kesejahteraan dan kemakmuran bersama.
Sebelum mengakhiri pidato ini, saya ucapkan terima kasih kepada para panitia atas dedikasinya dan juga kepada seluruh peserta upacara yang telah mengikuti upacara ini. Akhirnya, marilah kita bersama-sama memekikkan salam perjuangan Indonesia.
Merdeka! Merdeka! Merdeka!
Dirgahayu Republik Indonesia!
Baca Juga: 15 Contoh Pidato Kemerdekaan 17 Agustus, Singkat namun Membangkitkan Semangat!
Contoh 6
Assalamu'alaikum Wr.Wb., Salam sejahtera bagi kita semua, Om swastiastu, Namo buddhaya, Salam kebajikan.
Dalam kesempatan yang berbahagia pada acara Peringatan HUT RI ini, izinkan saya untuk menyampaikan pidato tentang keberagaman yang berlandaskan Pancasila.
Pancasila sebagai dasar Republik adalah harga mati. Tidak bisa ditawar dan harus kita tanam sedalam-dalamnya di Bumi Pertiwi. Pancasila inilah sebagai induk semangnya negara ini, yang di dalamnya bersemayam ajaran-ajaran agama: Hindu, Budha, Islam, Katolik, Kong Hu Chu dan Kristen. Yang di dalamnya bersemayam spirit-spirit berasaskan kebudayaan Nusantara.
Sejarah mencatat, setelah kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada 17 Agustus 1945 sistem pemerintahan sempat berganti menjadi Republik Indonesia Serikat pada 27 Desember 1949. Namun akhirnya sejak 17 Agustus 1950 Tanah Air ini kembali tegak berdiri sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sampai kapan? Seperti ungkapan Bung Karno, "Di atas kelima dasar itulah kita mendirikan Negara Indonesia yang kekal dan abadi."
Tekad kebersamaan, senasib sepenanggungan inilah yang terus kita emban untuk menghadapi zaman. Sejak dilahirkan Indonesia mendapat berbagai tantangan dan persoalan berat, mulai dari seringnya bencana alam, korupsi, konflik sosial, gerakan separatisme dan radikalisme. Belum lagi tantangan modernisasi yang bergerak seiring dentang jam.
Bangsa Cina dan India telah bergerak menuju Bulan, bangsa Amerika telah bersiap membangun perumahan di Mars. Meski saat ini kita belum mampu, jangan biarkan anak-anak kita hanya jadi penonton atas keberhasilan bangsa lain. Kita siapkan mereka saat ini, kita bekali mereka dengan ilmu pengetahuan dan semangat toleran, agar mereka juga bisa sampai ke Bulan, ke Mars, dan Galaksi lain.
Kitalah yang menanggung dosa besar jika mereka tertinggal. Kitalah yang menanggung dosa besar jika mereka diremehkan. Kita lah yang menanggung dosa besar jika mereka dilecehkan. Demikian yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat, dan saya memohon maaf apabila ada tutur kata yang kurang berkenan di hati hadirin sekalian.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Baca Juga: 3 Contoh Biantara Bahasa Sunda tentang Sabar yang Singkat dan Bermakna