Pakaian yang dibuat dari bahan kain pelung ini digunakan bersama selendang bercorak ragi genep di bahu kanan atau kiri pemakainya. Selendang tersebut dibuat dari bahan kain songket khas suku sasak.
Untuk bawahannya, digunakan kain panjang yang dibalut ke pinggang. Kain tersebut diberi motif bordir kotak atau segitiga di bagian tepinya.
Untuk menguatkan balutan kain, digunakan sebuah sabuk anteng atau ikat pinggang berupa kain yang ujungnya sengaja dijuntaikan di pinggang kiri.
Penggunaan pakaian adat lambung bagi perempuan umumnya akan dilengkapi dengan beragam aksesoris di antaranya sepasang gelang tangan dan gelang kaki dari bahan perak, anting-anting berbentuk bulat yang terbuat dari daun lontar (sowang), dan bunga cempaka atau mawar yang diselipkan di sanggulan rambut yang bermodel punjung pliset.
(B) Pakaian Adat Pegon untuk Pria
Berbeda dengan baju lambung, baju pegon khusus dikenakan oleh para pria. Baju ini dipercaya merupakan hasil adaptasi kebudayaan Eropa dan Jawa yang terbawa ke NTB di masa silam.
Bentuknya berupa jas hitam sama seperti jas biasa. Sementara untuk bawahannya, digunakan wiron atau cute yaitu batik bermotif nangka dari bahan kain pelung hitam.
Selain pegon dan wiron, ada beberapa aksesoris lain yang digunakan untuk melengkapi keindahan pakaian adat NTB untuk para pria Sasak ini.
Aksesoris tersebut antara lain ikat kepala bernama capuq yang bentuknya mirip udeng khas Bali, ikat pinggang bernama leang yang berupa kain songket bersulam benang emas, dan keris yang diselipkan di samping atau di belakang ikat pinggan.
Selain itu, khusus untuk para pemangku adat dikenakan juga selendang umbak berwarna putih, merah, hitam yang panjangnya sekira 4 meter
Demikianlah paparan lengkap mengenai pakaian adat suku Sasak untuk wanita dan pria disertai kegunaannya.
Baca Juga: 10 Pakaian Adat Kalimantan Timur (Kaltim) dengan Karakteristiknya
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.