Gempa bumi biasanya umum terjadi di area lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi biasa terjadi kemungkinan karena materi lapisan litosfer mengalami transisi fase di kedalaman lebih dari 600 km.
Namun gempa bumi lain kemuningkan bisa terjadi akibat pergerakan magma yang ada pada gunung berapi. Bencana alam ini biasa terjadi saat adanya letusan gunung berapi yang berkekuatan besar.
Gempa bumi pada dasarnya menyebabkan lapisan tanah menjadi bergerak, goyang dan merusak konstruksi bangunan. Jika gempa bumi terjadi dalam skala besar atau tektonisme dapat menyebabkan korban jiwa.
Dengan demikian gempa bumi tidak dapat dicegah karena merupakan bencana alam yang datang secara tiba-tiba. Sehingga untuk mengatasi terjadinya gempa bumi perlu adanya pembangunan konstruksi yang kokoh.
6. Teks Eksposisi tentang Bencana Alam VI
Pembangunan dan Bencana Lingkungan
Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang serius. Enam masalah lingkungan yang utama tersebut adalah ledakan jumlah penduduk, penipisan sumber daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, serta peningkatan polusi dan kemiskinan. Dari hal itu dapat dibayangkan betapa besar kerusakan alam yang terjadi karena jumlah populasi yang besar, konsumsi sumber daya alam dan polusi yang meningkat, sedangkan teknologi saat ini belum dapat menyelesaikan permasalahan tersebut.
Para ahli menyimpulkan bahwa masalah tersebut disebabkan oleh praktik pembangunan yang tidak memperhatikan kelestarian alam, atau disebut pembangunan yang tidak berkelanjutan. Seharusnya, konsep pembangunan adalah memenuhi kebutuhan manusia saat ini dengan mempertimbangkan kebutuhan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhannya. Penerapan konsep pembangunan berkelanjutan pada saat ini ternyata jauh dari harapan. Kesulitan penerapannya terutama terjadi di negara berkembang, salah satunya Indonesia.
Sebagai contoh, setiap tahun di negara kita diperkirakan terjadi penebangan hutan seluas 3.180.243 ha (atau seluas 50 kali luas kota Jakarta). Hal ini juga diikuti oleh punahnya flora dan fauna langka. Kenyataan ini sangat jelas menggambarkan kehancuran alam yang terjadi saat ini yang diikuti bencana bagi manusia. Pada tahun 2005 sampai dengan 2006, tercatat telah terjadi 330 bencana banjir, 69 bencana tanah longsor, 7 bencana letusan gunung berapi, 241 gempa bumi, dan 13 bencana tsunami. Bencana longsor dan banjir itu disebabkan oleh perusakan hutan dan pembangunan yang mengabaikan kondisi alam. Bencana alam lain yang menimbulkan jumlah korban banyak terjadi karena praktik pembangunan yang dilakukan tanpa memperhatikan potensi bencana. Misalnya, banjir yang terjadi di Jakarta pada Februari 2007, dapat dipahami sebagai dampak pembangunan kota yang mengabaikan pelestarian lingkungan.
Menurut tim ahli Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, penyebab utama banjir di Jakarta ialah pembangunan kota yang mengabaikan fungsi daerah resapan air dan tampungan air. Hal ini diperparah dengan saluran drainase kota yang tidak terencana dan tidak terawat serta tumpukan sampah dan limbah di sungai. Akhirnya, debit air hujan yang tinggi menyebabkan bencana banjir yang tidak terelakkan.
Masalah lingkungan di atas merupakan masalah serius yang harus segera diatasi. Meskipun tidak mungkin mengatasi keenam masalah utama lingkungan tersebut, setidaknya harus dicari solusi untuk mencegah bertambah buruknya kondisi bumi.
7. Teks Eksposisi tentang Bencana Alam VII
Fenomena Banjir
Banjir adalah fenomena alam yang umum terjadi di kawasan yang banyak dialiri aliran sungai. Secara sederhana pengertian banjir merujuk pada munculnya debit air yang besar sehingga menutupi kawasan tertentu.
Dalam pengertian yang luas banjir bisa diartikan sebagai bagian siklus hidrologi. Siklus tersebut merujuk pada bagian air yang letaknya di permukaan bumi dan bergerak ke arah laut.
Dua paragraf contoh teks eksposisi tentang bencana alam singkat tersebut masuk dalam struktur tesis. Kemudian isi teks dilanjutkan dengan struktur argumentasi yang berisi uraian argumen tentang bencana alam berikut ini.
Banjir bisa dikategorikan menjadi beberapa kategori jika merujuk pada mekanisme dan posisi sumber aliran air yang menuju kawasan tertentu. Dua macam mekanisme terjadi banjir berbeda diantaranya banjir regular dan irregular.
Banjir regular terjadi akibat limpasan air berjumlah besar sehingga melampaui kapasitas existing drainage. Sementara banjir irregular terjadi lantaran adanya tsunami, dam break maupun gelombang pasang.
Umumnya banjir terjadi di Indonesia dicermati dari mekanisme terjadinya atau yang bersifat regular. Namun tidak menutup kemungkinan di Indonesia bisa terjadi banjir irregular sebab adanya faktor pendukung lainnya.
Terjadinya banjir di kota besar dapat mengakibatkan penyakit seperti diare, panu, kudis dan lainnya. Untuk menanggulanginya diperlukan peran serta masyarakat misalnya tidak membuang sampah di sungai.
8. Teks Eksposisi tentang Bencana Alam VIII
Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup
Permasalahan seputar lingkungan hidup selalu terdengar mengemuka. Kejadian demi kejadian yang dialami di dalam negeri telah memberi dampak yang sangat besar. Tidak sedikit kerugian yang dialami, termasuk nyawa manusia.
Namun, hal yang perlu dipertanyakan, apakah pengalaman tersebut sudah cukup menyadarkan manusia untuk melihat kesalahan dalam dirinya? Ataukah manusia justru merasa lebih nyaman dengan sikap menghindar dan menyelamatkan diri dengan tidak memberikan solusi yang lebih baik dan lebih tepat lagi?
Banyak usaha yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam upaya pelestarian lingkungan hidup. Upaya yang dimaksud adalah upaya rekonsiliasi, perubahan konsep atau pemahaman tentang alam, dan menanamkan budaya pelestarian. Upaya Rekonsiliasi Kerusakan lingkungan hidup dan efeknya terus berlangsung dan terjadi. Manusia cenderung menangisi nasibnya. Lama-kelamaan tangisan terhadap nasib itu terlupakan dan dianggap sebagai hembusan angin yang berlalu. Bekas tangisan karena efek dari kerusakan lingkungan yang dialaminya hanya tinggal menjadi suatu memori untuk dikisahkan.
Namun, perlu diingat bahwa tidaklah cukup jika manusia hanya sebatas menangisi nasibnya, tetapi pada kenyataannya tidak pernah sadar bahwa semua kejadian tersebut adalah hasil dari perilaku dan tindakan yang patut diperbaiki dan diubah. Setiap peristiwa dan kejadian alam yang diakibatkan oleh kerusakan lingkungan hidup merupakan suatu pertanda bahwa manusia mesti sadar dan berubah. Upaya rekonsiliasi menjadi suatu sumbangan positif yang perlu disadari. Tanpa sikap rekonsiliasi, kejadian-kejadian alam sebagai akibat kerusakan lingkungan hidup hanya akan menjadi langganan yang terus-menerus dialami.
Lalu, usaha manusia untuk selalu menghindarkan diri dari akibat kerusakan lingkungan hidup tersebut hendaknya bukan dipahami sebagai suatu kenyamanan saja, akan tetapi, justru kesempatan itu menjadi titik tolak untuk memulai suatu perubahan. Perubahan untuk dapat mencegah dan meminimalisasi efek yang lebih besar. Jadi, sikap rekonsiliasi dari pihak manusia dapat memungkinkannya melakukan perubahan demi kenyamanan di tengah-tengah lingkungan hidupnya.
Perubahan Konsep atau Pemahaman Manusia tentang Alam Salah satu akar permasalahan seputar kerusakan lingkungan hidup adalah terjadinya pergeseran pemahaman manusia tentang alam. Berbagai fakta kerusakan lingkungan hidup yang terjadi di tanah air adalah hasil dari suatu pergeseran pemahaman manusia tentang alam. Cara pandang tersebut melahirkan tindakan yang salah dan membahayakan. Misalnya, konsep tentang alam sebagai objek. Konsep ini memberi indikasi bahwa manusia cenderung untuk mempergunakan alam seenaknya. Tindakan dan perilaku manusia dalam mengeksplorasi alam terus terjadi tanpa disertai suatu pertanggungjawaban bahwa alam perlu dijaga keutuhan dan kelestariannya.
Banyak binatang yang seharusnya dilindungi justru menjadi korban perburuan manusia yang tidak bertanggung jawab. Pembalakan liar yang terjadi pun tidak dapat dibendung lagi. Pencemaran tanah dan air sudah menjadi kebiasaan yang terus dilakukan. Polusi udara sudah tidak disadari bahwa di dalamnya terdapat kandungan toksin yang membahayakan. Jadi, alam merupakan objek yang terus menerus dieksploitasi dan dipergunakan manusia.
Berdasarkan kenyataan demikian, diperlukan suatu perubahan konsep baru. Konsep yang dimaksud adalah melihat alam sebagai subjek. Konsep alam sebagai subjek berarti manusia dalam mempergunakan alam membutuhkan kesadaran dan rasa tanggung jawab. Di sini seharusnya manusia dalam hidupnya dapat menghargai dan mempergunakan alam secara efektif dan bijaksana. Misalnya, orang Papua memahami alam sebagai ibu yang memberi kehidupan.
Artinya, alam dilihat sebagai ibu yang darinya, manusia dapat memperoleh kehidupan. Oleh karena itu, tindakan merusak lingkungan secara tidak langsung telah merusak kehidupan itu sendiri.
9. Teks Eksposisi tentang Bencana Alam IX
Banjir di Kota Jakarta
Kota Jakarta kerap kali dilanda banjir saat musim hujan tiba. Hal tersebut mengganggu aktivitas warga sebab jalanan tergenang air hujan dan ruas jalan yang macet tidak dapat dilalui.
Banjir Jakarta sering terjadi pada Bulan September hingga Desember saat musim hujan. Setidaknya banjir tersebut muncul sebanyak dua kali dalam setahun di Jakarta dan sekitarnya.
Banjir yang sering menimpa Kota Jakarta disebabkan oleh beberapa faktor. Misalnya seperti kurangnya kepedulian warga sekitar Jakarta terhadap kebersihan lingkungan sehingga menyebabkan banjir bandang di setiap sudut jalan.
Banjir juga terjadi akibat sampah yang menggunung di beberapa titik aliran air. Akibatnya aliran air yang mampet membuat air hujan merembet ke rumah-rumah warga hingga mengakibatkan banjir.
Mengatasi banjir Jakarta tidak mudah karena dibutuhkan kerjasama yang baik antara masyarakat dengan pemerintah setempat. Perluasan drainase dan kesadaran menjaga lingkungan menjadi dua langkah yang perlu digalakkan.
Banjir merupakan bencana alam yang bisa mengakibatkan kerugian dan korban jiwa. Sehingga penanganannya perlu dilakukan secara seksama dan diterapkan oleh masyarakat Jakarta sedari dini.
Pada akhirnya banjir Jakarta terus menjadi salah satu problematika yang membelenggu masyarakat. Namun dampaknya dapat diredam melalui berbagai macam cara yang dilakukan pemerintah dan masyarakat sekitar.
10. Teks Eksposisi tentang Bencana Alam X
Menjaga Kebersihan Lingkungan Sekolah
Kebersihan lingkungan sekolah adalah salah satu faktor terpenting untuk menciptakan kenyamanan, baik di lingkungan rumah maupun di lingkungan sekitar. Setiap sekolah selalu mengajarkan anak didiknya untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Bahkan, kebersihan sekolah banyak dilombakan untuk menarik minat sekolah agar mereka peduli kebersihan. Cara untuk menjaga kebersihan sekolah, di antaranya membuang sampah pada tempatnya, menghapus papan tulis, menyapu ruang kelas, dan lain-lain.
Pembagian piket kelas menjadi salah satu cara untuk menjaga kebersihan lingkungan sekolah. Petugas piket biasanya melakukan tugas membersihkan ruang kelas. Seperti menyapu kelas, menghapus papan tulis, dan menyiapkan spidol atau kapur tulis. Selain itu, setiap hari jumat selalu digunakan untuk melakukan kerja bakti membersihkan sekolah setelah pelajaran pertama selesai. Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan “Jum’at Bersih”. Selain lingkungan sekolah bersih, hubungan murid dan guru juga bisa semakin akrab dengan adanya kerja sama.
Kebersihan lingkungan sekolah adalah hal yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan sekolah dan merupakan faktor yang sangat penting dalam meraih keberhasilan proses belajar mengajar. Kebersihan lingkungan sekolah akan lebih menjamin kebersihan seseorang dan menyehatkan. Kebersihan tidak sama dengan kemewahan, kebersihan adalah usaha manusia agar lingkungan sekolah tetap sehat terawat secara berkesinambungan.
11. Teks Eksposisi tentang Bencana Alam XI
Baca Juga: 10 Contoh Teks Anekdot Singkat Beserta Strukturnya
Tsunami Aceh
Pada Minggu 26 Desember 2004 terjadi gempa berkekuatan 9,8 skala richter mengguncang 15 negara. Kawasan terdampak bencana tsunami tersebut seperti Asia Selatan, Asia Tenggara dan Afrika Timur.
Aceh merupakan provinsi di Indonesia yang terletak di ujung barat sehingga menjadi daerah terdampak. Gempa tersebut mengakibatkan gelombang air laut hingga tsunami yang merusak sebagian besar kawasan Aceh.
Kerugian akibat bencana tsunami tersebut ditaksir mencapai ratusan triliun rupiah. Sementara itu banyak korban jiwa yang tidak sempat menyelamatkan diri pada saat terjadinya tsunami di Aceh.
Sarana transportasi hingga infrastruktur hancur diterjang gelombang air pasang. Sarana pendukung komunikasi di lokasi bencana terputus total sehingga menyulitkan sebagian relawan yang membantu jalannya evakuasi korban.
Gempa yang disusul Tsunami yang terjadi secara tiba-tiba pada akhirnya membuat Aceh menjadi sunyi seperti kota mati. Kota yang dulu penuhi rumah penduduk dan bangunan telah rata.
Diperlukan waktu lama untuk membangun kembali infrastruktur Aceh sehingga menjadi asri. Selain itu untuk mencegah kerusakan di kemudian hari diperlukan teknologi pendeteksi dini bencana alam.
12. Teks Eksposisi tentang Bencana Alam XII
Gunung Semeru Meletus
Gunung Semeru merupakan gunung berapi aktif yang terletak di Jawa Timur. Puncak Mahameru memiliki ketinggian mencapai 3.676 mdpl yang menjadikannya gunung tertinggi di Indonesia.
Gunung Semeru terbentuk dari subduksi Lempeng Indo Australia yang menurun ke Lempeng Eurasi. Semeru termasuk gunung berapi tertinggi urutan ketiga Indonesia setelah Kerinci dan Rinjani.
Bagian argumentasi pada contoh teks eksposisi tentang bencana alam singkat dapat dilanjutkan dengan penjelasan peristiwa meletusnya Semeru. Berikut lanjutan teks singkat eksposisi tentang meletusnya Semeru.
Letusan pada akhir Desember 2021 mengakibatkan kerugian yang besar. Beberapa pemukiman penduduk di sekitar Semeru tertutup muntahan lahar dingin sehingga tidak dapat ditempati kembali.
Tenda-tenda darurat didirikan untuk menampung para korban bencana alam tersebut. Sementara itu aktivitas masyarakat di sekitar Semeru lumpuh total akibat letusan yang terjadi secara terus-menerus.
Rute pendakian yang sebelumnya dibuka seperti Tumpang Malang ditutup lantaran kondisi yang tidak memungkinkan. Beberapa bantuan dari pemerintah setempat dan masyarakat di Indonesia mulai dinantikan.
Letusan Gunung Semeru pada akhirnya menutup semua akses masyarakat. Termasuk wisatawan yang hendak berlibur di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru pada saat itu.
Hal tersebut membuat penduduk Semeru untuk mengungsi sementara waktu. Sembari pemerintah pusat dan setempat memastikan keamanan bagi penduduk yang ingin kembali tinggal di daerah asal.
13. Teks Eksposisi tentang Bencana Alam XIII
Peristiwa Banjir
Banjir merupakan kondisi suatu daerah atau kawasan tergenang air dengan volume yang tinggi. Akibatnya pemukiman di sekitarnya dipenuhi air kotor yang menggenang sepanjang hari.
Kondisi debit air yang tinggi tidak dapat ditampung sungai atau area resapan. Oleh sebab itu air yang seharusnya mengalir ke laut justru mengenai pemukiman penduduk.
Penyebab banjir yang menggenang di kota biasanya karena perilaku manusia. Kesadaran membuang sampah pada tempatnya yang minim juga menjadi salah satu faktor penyebab banjir.
Selain itu sungai yang mampet akibat penumpukan sampah menjadi faktor terjadinya banjir. Hal tersebut disusul macetnya saluran air seperti selokan di berbagai titik lokasi terdampak.
Masalah tersebut semakin menumpuk saat tiba musim hujan. Intensitas hujan tinggi bersamaan dengan penumpukan sampah dan mampetnya saluran air membuat banjir semakin tidak dapat dihindari.
Penyebab banjir yang terjadi di sejumlah daerah Indonesia sangat kompleks. Dibutuhkan analisa mendalam agar pemerintah pusat, daerah dan masyarakat menemukan solusi yang tepat.
Dengan demikian semua elemen masyarakat dan pemerintah memiliki andil besar terhadap penanggulangan banjir. Kerjasama yang baik pada akhirnya mampu menjadi jembatan solusi bagi permasalahan banjir.
14. Teks Eksposisi tentang Bencana Alam XIV
Gunung Sinabung
Meski Gunung Sinabung kembali erupsi, status gunung yang terletak di Kabupaten Tanah Karo, Sumatera Utara itu tetap Siaga (Level III). Tidak naiknya status gunung karena berdasarkan data dari pos pengamatan.
Data menunjukkan guguran awan panas sejak September hingga Oktober 2014 terjadi 7-23 per hari. Sedangkan Januari dan Februari 2014 lalu erupsi bisa mencapai 80 kali per hari diiringi dengan gempa hybrid dan tremor.
Jika pembentukan kubah lava tidak stabil seperti pada Januari dan Februari 2014, maka status gunung setinggi 2.460 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu akan diubah.
Sebanyak 3 desa direkomendasikan untuk direlokasi. Ketiga desa itu adalah Suka Meriah di Kecamatan Payung, Bekerah dan Simacem di Kecamatan Naman Teran. Desa tersebut berada di radius 3 kilometer dari kawah Sinabung.
Sedangkan 4 desa lainnya, Desa Guru Kinayan, Kutatonggal, Berastepu, dan Desa Gamber warganya tetap diungsikan karena wilayah itu memang berada di luar radius 3 kilometer tetapi berada tepat di bukaan kawah sehingga berpotensi terkena gururan lava dan luncuran awan panas.
Gunung Sinabung sudah erupsi selama 1 tahun dan terkadang masih mengeluarkan lava pijar. Sampai saat ini, 3.287 ribu warga mengungsi akibat erupsi Gunung Sinabung.
15. Teks Eksposisi tentang Bencana Alam XV
Kebakaran Hutan California
Indonesia yang menjadi jantung dunia sekaligus negara yang berada pada garis khatulistiwa beriklim tropis yang memiliki hutan cukup luas menjadi perhatian dunia.
Pasalnya beberapa lahan hutan hujan di Indonesia mulai menipis karena banyaknya terjadi kebakaran hutan. Kebakaran hutan di Indonesia lebih sering terjadi karena ulah manusia yang membakar pohon untuk membuka lahan baru.
Akan tetapi di beberapa daerah seperti Amerika dan Brasil, kebakaran hutan sering terjadi karena faktor alam.
Seperti contoh nya di negara bagian California yang dipenuhi hutan. Pada musim panas, tumbuhan di hutan California menjadi kering dan gersang sehingga tumbuhan tersebut sangat mudah terbakar. Belum lagi di tambah dengan cuaca panas yang dapat menyebabkan badai api di beberapa titik.
Kebakaran hutan di California menjadi bencana alam yang cukup mematikan karena beberapa titik api menyentuh pemukiman warga dan menyebabkan korban jiwa.
Selain itu, asap kebakaran hutan juga merusak kualitas lingkungan terlebih lagi kualitas oksigen sehingga menimbulkan masalah lebih besar yaitu penyakit infeksi saluran pernapasan pada masyarakat yang tinggal dekat dengan lokasi kebakaran.
Lahan yang terbakar juga menyebabkan tanah dan lingkungan akan sulit untuk ditanami tumbuhan lainnya.
Oleh karena itu biasanya, regenerasi penanaman pohon dilakukan pada lahan yang sudah terbakar membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya regenerasi yang lebih besar termasuk di dalamnya membersihkan dahulu sisa-sisa kebakaran yang menutupi permukaan tanah.
Demikianlah ulasan tentang 15 contoh teks eksposisi tentang bencana alam yang dapat kamu simak dan jadikan sebagai referensi dalam menulis.
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.