“Forum ini tidak hanya menjadi forum yang bertemu dalam setahun sekali, tetapi dirancang untuk melakukan kegiatan-kegiatan nyata bersama pemerintah dan pemangku kepentingan, terutama anak muda dan perempuan, untuk mengoptimalkan kontribusinya bersama-sama memecahkan masalah negara kepulauan seperti perubahan iklim, pencemaran laut terutama sampah plastik, hingga mengelola laut,” tambah Abdul.
Di sisi lain, Asisten Deputi Delimitasi Zona Maritim dan Kawasan Perbatasan, Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi, Sora Lokita, menjelaskan tentang perjalanan kemunculan AIS Forum.
“Muncul idenya di tahun 2017, yang melihat Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia bisa kontribusi apa. Karena negara pulau atau kepulauan punya tantangan yang sama, tidak hanya soal potensi ekonomi biru, climate change, tetapi negara kepulauan tantangannya besar di soal konektivitas hingga masalah pemberdayaan masyarakat pesisir. Indonesia ingin membuat gerakan global dan berbagi cara-cara solusi inovatif yang bisa diterapkan di negara-negara kepulauan dan menghadapi tantangan bersama-sama,” jelas Sora.
Sora menjelaskan bahwa kemunculan AIS Forum menjadi kesempatan bagi Indonesia untuk kembali membuat pergerakan dalam lingkup global. AIS Forum merupakan sarana untuk membuat program kegiatan yang konkret dan menguntungkan bagi negara pulau atau kepulauan, serta para penduduknya.
“Target utama KTT AIS Forum nanti adalah leaders declaration, yang akan berisi harapan-harapan leader tentang bagaimana AIS Forum ini akan berkembang sebagai organisasi internasional yang dapat membantu para islander dan meningkatkan berbagai program yang telah dilakukan. Kita harus dukung karena AIS Forum ini suatu saat nanti akan menjadi kebanggaan kita sebagai wadah untuk memimpin gerakan global terkait isu kelautan,” tambah Sora.
Usman juga menekankan pentingnya peran para jurnalis untuk menyebarkan informasi soal KTT AIS Forum 2023 ini ke masyarakat, khususnya peran Indonesia yang kali ini tidak hanya sebagai tuan rumah, namun juga sebagai inisiator AIS Forum.
“Kepercayaan ini tidak ada arti dan maknanya kalau tidak disampaikan kepada publik oleh teman-teman media. Kami sangat berharap, teman-teman dapat mengamplifikasi penyelenggaraan AIS agar masyarakat bisa lebih memahaminya,” harap Usman.