Oleh sebab itulah, Nabi Syu'aib diutus untuk memperbaiki karakter penduduk Madyan yang hidup di daerah Ma'an, perbatasan Syam, dekat dengan danau kaum Luth.
Dikutip dari laman Kemenag, penduduk Madyan dikenal pandai berdagang dan bertani.
Namun mereka kerap menipu dan licik.
Bahkan tak jarang mereka mengurangi timbangan dan mengambil tambahaj ketika membeli sesuatu.
Mereka juga kerap kali merampok orang yang sedang dalam perjalanan ke suatu tempat.
Mereka tidak beriman kepada Allah SWT melainkan menyembahkan Aikah, yaitu sebatang pohon yang dikelilingi oleh kebun-kebun.
Nabi Syua'ib yang diutus oleh Allah kepada penduduk Madyan berusaha mengajak mereka untuk menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya.
Nabi Syua'ib mengingatkan untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan tercela yang kerap dilakukan selama ini.
Sayangnya dakwah Nabi Syu'aib tidak dipedulikan oleh penduduk Madyan.
Allah SWT pun memerintahkan Nabi Syu'aib AS dan pengikutnya untuk hijrah ke negeri Aikah sebelum membinasakan penduduk Madyan.
Allah SWT pun membinasakan mereka dengan bencana gempa dahsyat.
Mereka pun disambar petir dan seketika binasa.
Setibanya di Aikah, ternyata penduduk Aikah tidak berbeda dengan kaum Madyan yang enggan beriman kepada Allah.
Lagi-lagi dakwah Nabi Syu'aib tidak dihiraukan sehingga Allah SWT menghancurkan penduduk Akikah dengan mengirim awan hitam pekat panas dan mengepung mereka.
Akhirnya penduduk Aikah pun binasa karena durhaka kepada Allah SWT.
Demikian ulasan tentang arti khotibul anbiya dan kisah Nabi Syu'aib yang mendapat gelar tersebut. Semoga kisahnya bisa menjadi teladan dan pembelajaran bagi umat Islam.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News