Sonora.ID - Istilah playing victim pasti sudah kerap kali kamu dengar dalam percakapanmu bersama teman atau kamu temui di media sosial.
Tidak semua korban manipulatif. Merasa menjadi korban kadang memiliki konotasi negatif, tetapi ada orang yang “berperan sebagai korban” untuk memanipulasi siapa saja.
Ini adalah pembelaan favorit para narsisis dan orang-orang dengan gangguan kepribadian lainnya.
1. Mengasihani diri
Korban memiliki kebiasaan mengasihani diri sendiri. Cermin mereka memantulkan seorang anak tak berdaya yang tidak bisa menjaga dirinya sendiri.
2. Membandingkan Diri Sendiri dengan Orang Lain
Korban biasanya bergumul dengan kebiasaan membandingkan dirinya dengan orang lain secara negatif.
Yang benar adalah bahwa kita semua kurang dalam beberapa hal dibandingkan dengan yang lain, jadi akan selalu mudah untuk terlibat dalam perilaku atau rangkaian pemikiran ini.
Baca Juga: Bikin Ngeri! 4 Zodiak Ini Suka Playing Victim dan Merasa Teraniaya
3. Selalu Mengeluh
Contoh playing victim yang berikutnya adalah ketika ada orang yang akan mencari apa yang kurang atau hilang. Korban akan mengeluh tentang mengeluh, dan kemudian mengeluh bahwa mereka tidak bisa berhenti mengeluh.
4. Mereka Berpikir Mereka Sempurna
Ironisnya, ketika ada kemungkinan korban terjebak dalam kesalahan, mereka tiba-tiba menjadi sempurna. Kesombongan dan narsisme ini menutup korban dari hubungan yang benar-benar dapat dipercaya dan kooperatif.
5. Tidak Tahu Batasan
Dalam hubungan, korban tidak memiliki batasan. Mereka tidak tahu kapan harus mengatakan cukup sudah. Mereka kesulitan membuat batasan, baik untuk diri mereka sendiri maupun orang lain.
Untuk mulai memperbaikinya, batasan sangat penting. Berapa jumlah maksimum yang bersedia mereka ambil dalam suatu hubungan, atau dalam situasi apa pun? Adalah tanggung jawab korban untuk memutuskan sendiri batas-batas ini.
Cara Mengatasi Playing Victim
- Mulai mengontrol diri
Anda adalah satu-satunya yang mengontrol tindakan Anda. Anda mungkin tidak dapat mengontrol orang lain, tetapi Anda mengontrol bagaimana Anda bereaksi terhadap mereka.
Anda mengontrol dengan siapa Anda menghabiskan waktu, dan di mana. Sadarilah potensi Anda dan duduklah di kursi pengemudi dalam hidup Anda.
- Selflove
Mentalitas korban secara tidak sadar diadopsi sebagai cara untuk mengatasi, seringkali dari trauma masa lalu.
Berbelas kasihlah pada diri sendiri dalam pemulihan Anda. Latih perawatan diri dan cinta diri. Menulis jurnal dapat menjadi alat yang berguna untuk mengatasi perasaan Anda.
- Mulailah mengatakan tidak
Anda bisa mengatakan tidak untuk sesuatu yang tidak ingin Anda lakukan. Tidak apa-apa. Bahkan jika orang lain merasa Anda mengecewakan mereka, jaga energi Anda dan utamakan diri Anda sendiri.
- Mendidik diri sendiri
Bacalah buku-buku tentang mentalitas korban dan bagaimana hal itu memengaruhi hidup Anda. Pertimbangkan untuk mencari terapi . Semakin Anda mendidik diri sendiri tentang topik tersebut, semakin besar kemungkinan Anda untuk tetap berada di jalur pemulihan dan menghindari kembali ke cara berpikir lama Anda.