20 Cerita Legenda, Menarik dan Penuh dengan Pesan Moral!

18 Agustus 2023 12:20 WIB
Ilustrasi cerita legenda
Ilustrasi cerita legenda ( tribunnews.com)

Berbeda dengan Kerajaan Prambanan, Kerajaan Pengging memiliki raja yang buruk. Ia suka berperang dan memperluas wilayah kekuasaannya. Raja Pengging pun memiliki ksatria bernama Bandung Bondowoso.

Tak hanya kuat, ia juga sakti. Suatu hari ia diperintahkan untuk menaklukkan Kerajaan Prambanan. Usaha penaklukan pun berhasil dilakukan. Raja Baka tewas, Kerajaan Prambanan pun jatuh pada Kerajaan Pengging.

Tersisa Roro Jonggrang yang ternyata disukai oleh Bandung Bondowoso. Usai kalah, ia malah dipinang oleh Bandung Bondowoso untuk jadi pramaisurinya.

Roro Jonggrang sebenarnya tak mau menerima, tapi di sisi lain kasihan dengan rakyat Kerajaan Prambanan. Alhasil, Roro Jonggrang memberikan syarat untuk dibuatkan 1.000 candi dan 2 sumur dalam semalam. Ternyata, Bandung Bondowoso menyanggupi. Dengan pasukannya, ia nyaris berhasil membangun candi dalam semalam.

Tapi, ia gagal membangun ke-1.000 karena pasukannya mengira hari sudah pagi usai mendengar bunyi ayam berkokok. Rupanya, usaha Bandung digagalkan oleh Roro Jonggrang. Mengetahui Roro Jonggrang yang mencuranginya, alhasil putri raja itu akhirnya dikutuk menjadi candi yang ke-1.000.

Pesan moral yang bisa dipetik adalah tidak ada pencapaian yang dapat diraih dengan instan. Semuanya butuh proses. Kemudian, janganlah berbuat buruk, kelak keburukan akan berbalik menimpa diri sendiri.

5. Legenda Rawa Pening

Pada zaman dahulu, hiduplah seorang wanita bernama Endang yang tinggal di Desa Ngasem. Endang sedang menandung. Ia mendambakan akan melahirkan seorang anak dengan rupa yang menawan.

Namun, setelah waktu kelahiran anaknya tiba, ternyata yang ia lahirkan bukanlah seorang bayi, melainkan seekor naga. Naga itu ia diberi nama Baru Klinting. Meskipun wujudnya naga, ia bisa berbicara layaknya manusia biasa.

Ketika sang anak beranjak dewasa, ia bertanya tentang keberadaan ayahnya. Endang pun menceritakan kejadian yang sesungguhnya. Kemudian, Endang memberi anaknya sebuah klinting.  Klinting itu bisa dijadikan bukti, saat si anak ingin menemui ayahnya.

Baru Klinting lalu pergi menemui ayahnya yang sedang melakukan pertapaan. Kemudian, ia menunjukkan klinting pemberian dari ibunya.

Namun, sang ayah masih belum yakin dan menginginkan ia melakukan sesuatu, yaitu dengan memintanya melingkari sebuah gunung. Baru Klinting pun akhirnya menunjukkan bahwa ia mampu melakukannya. Mengetahui hal tersebut, sang ayah percaya dan mengakuinya sebagai anak. Sang ayah meminta Baru Klinting untuk bertapa.

Suatu waktu, para warga sedang mencari-cari hewan yang bisa dijadikan santapan untuk pesta. Tetapi, mereka tidak juga menemukannya. Akhirnya, mereka memutuskan untuk menangkap Baru Klinting yang sedang bertapa. Baru Klinting pun ditangkap, dan dijadikan makanan santapan untuk pesta.

Arwah Baru Klinting berubah menjadi seorang anak kecil yang nampak begitu kumal. Ia datang menuju ke pesta tersebut ingin meminta makanan, tapi ia malah diusir. Kemudian, ia bertemu dengan seorang nenek yang sangat baik hati dan mau memberinya makanan.

Ia pun memberi pesan kepada nenek, supaya ketika nenek mendengar suara gemuruh, segera menyiapkan sebuah lesung. Sesudah itu, Baru Klinting kembali lagi ke tempat pesta, dan yang terjadi adalah ia diusir lagi.

Baru Klinting kemudian menantang para warga untuk mencabut pedang yang sudah ia tancapkan sebelumnya. Tidak ada satu orang pun yang bisa mencabut pedang tersebut, sampai akhirnya Baru Klinting mencabut pedang tersebut sendiri.

Seketika munculah air yang akhirnya menggenangi desa tersebut. Seluruh warga desa ikut tenggelam, kecuali seorang nenek yang sudah baik hati menolongnya. Air yang menggenangi desa tersebut, kemudian membentuk rawa yang konon merupakan asal mula terbentuknya rawa pening.

6. Legenda Roro Jonggrang

Dahulu, terdapat kerajaan bernama Prambanan yang dipimpin oleh Prabu Baka. Ia memiliki putri bernama Roro Jonggrang. Rakyat merasa sejahtera di bawah kerajaan tersebut.

Berbeda dengan Kerajaan Prambanan, Kerajaan Pengging memiliki raja yang buruk. Ia suka berperang dan memperluas wilayah kekuasaannya. Raja Pengging pun memiliki ksatria bernama Bandung Bondowoso.

Tak hanya kuat, ia juga sakti. Suatu hari ia diperintahkan untuk menaklukkan Kerajaan Prambanan. Usaha penaklukan pun berhasil dilakukan. Raja Baka tewas, Kerajaan Prambanan pun jatuh pada Kerajaan Pengging.

Tersisa Roro Jonggrang yang ternyata disukai oleh Bandung Bondowoso. Usai kalah, ia malah dipinang oleh Bandung Bondowoso untuk jadi pramaisurinya.

Roro Jonggrang sebenarnya tak mau menerima, tapi di sisi lain kasihan dengan rakyat Kerajaan Prambanan. Alhasil, Roro Jonggrang memberikan syarat untuk dibuatkan 1.000 candi dan 2 sumur dalam semalam. Ternyata, Bandung Bondowoso menyanggupi. Dengan pasukannya, ia nyaris berhasil membangun candi dalam semalam.

Tapi, ia gagal membangun ke-1.000 karena pasukannya mengira hari sudah pagi usai mendengar bunyi ayam berkokok. Rupanya, usaha Bandung digagalkan oleh Roro Jonggrang. Mengetahui Roro Jonggrang yang mencuranginya, alhasil putri raja itu akhirnya dikutuk menjadi candi yang ke-1.000.

Pesan moral yang bisa dipetik adalah tidak ada pencapaian yang dapat diraih dengan instan. Semuanya butuh proses. Kemudian, janganlah berbuat buruk, kelak keburukan akan berbalik menimpa diri sendiri.

Baca Juga: 10 Contoh Teks Eksposisi Singkat Berbagai Tema

7. Asal-usul Nama Kota Dumai

Di daerah Dumai berdiri sebuah kerajaan bernama Seri Bunga Tanjung yang diperintah oleh seorang ratu bernama Cik Sima. Ratu ini memiliki tujuh orang putri yang elok nan rupawan, dikenal dengan Putri Tujuh. Dari ketujuh putri tersebut, putri bungsu yang paling cantik, namanya Mayang Sari.

Pada suatu hari, ketujuh putri itu sedang mandi di lubuk Sarang Umai. Tanpa sepengetahuan mereka, ada beberapa pasang mata yang mengamati mereka, yaitu Pangeran Empang Kuala dan para pengawalnya. Pangeran terpesona dengan kecantikan Putri Mayang Sari dan ia jatuh cinta kepada sang putri. Bahkan, Pangeran Empang Kuala sering bergumam lirih, "Gadis cantik di lubuk Umai.. cantik di Umai. Ya, ya... dumai... dumai." Dari peristiwa inilah konon nama kota Dumai berasal.

Beberapa hari kemudian, sang pangeran mengirim utusan untuk meminang putri itu. Pinangan itu pun disambut baik oleh Ratu Cik Sima. Namun, berdasarkan adat kerajaan, putri tertualah yang berhak menerima pinangan terlebih dahulu.

Mengetahui pinangannya ditolak, Pangeram Empang Kuala naik pitam karena rasa malu. Sang pangeran pun segera memerintahkan para panglima dan prajuritnya untuk menyerang Kerajaan Seri Bunga Tanjung. Ratu Cik Sima yang mengetahui hal itu segera melarikan ketujuh putrinya ke dalam hutan dan membekali mereka makanan yang cukup untuk tiga bulan.

Setelah itu, sang ratu kembali ke kerajaan untuk mengadakan perlawanan terhadap pasukan Pangeran Empang Kuala. Sudah 3 bulan berlalu, tetapi pertempuran antara kedua kerajaan itu tak kunjung usai.

Pada suatu senja pasukan Pangeran Empang Kuala sedang beristirahat di hilir Umai berlindung di bawah pohon-pohon Bakau. Namun, menjelang malam tiba-tiba mereka tertimpa beribu-ribu buah bakau yang jatuh dan menusuk ke badan.

Saat pasukan Kerajaan Empang Kuala tak berdaya, datang utusan Ratu Cik Sima menghadap Pangeran Empang Kuala. Ia meminta Pangeran untuk menghentikan peperangan karena telah membuat alam negeri Seri Bunga Tanjung marah. Seketika itu, Pangeran Empang Kuala menyadari kesalahannya dan segera menghentikan peperangan.

Pesan moral yang dapat dipetik dari cerita ini adalah permusuhan akan menimbulkan kerugian dan penyesalan. Selain itu, jangan terlalu cepat mengambil keputusan di saat hati sedang penuh dengan amarah.

8. Legenda Gunung Merapi

Disebutkan dalam Babad Tanah Jawa, Panembahan Senapati sedang bertapa di Nglipura, dekat Bantul. Setelah selesai bertapa, kemudian Ki Juru Mertani bertanya kepadanya, “Apakah yang kau dapatkan di dalam tapamu?”.

Panembahan Senapati menjawab, “Saya mendapatkan lintang johar di Nglipar”.

Segera Ki Juru Mertani bertanya kembali, “Apakah lintang johar Itu mampu menghilangkan marabahaya?”.

“Tidak, Paman”, ujar Panembahan Senapati.

“Kalau begitu, bertapalah lagi”, kata Ki Juru Mertani. Ki Juru Mertani melanjutkan perkataannya. 

“Hanyutkanlah sebatang kayu di sungai. Naiklah kau di atas kayu yang hanyut itu. Setelah sampai di Laut Kidul, kau akan menjumpai Ratu Kidul”. 

Panembahan Senapati menjalankan apa yang dikatakan Ki Juru Mertani. Di dalam Babad Tanah Jawa, disebutkan tentang pertemuan Panembahan Senopati dan Ratu Laut Kidul. Ratu Laut Kidul bersedia membantu Panembahan Senopati dengan bala tentara makhluk halus. Panembahan Senopati kemudian menemui Ki Juru Mertani.  

“Nah, sekarang apa yang kau dapatkan dari tapamu?”. 

“Benar kata paman, saya dapat bertemu dengan Ratu Kidul”. 

“Lantas, apa yang kau dapatkan?”, tanya Ki Juru Mertani.

“Saya diberi minyak Jayeng Katong dan Telur Degan”, jawab Panembahan Senapati.

“Telur yang kau dapatkan itu berikanlah pada Juru Taman”, kata Ki Juru Mertani. 

Singkat cerita, setelah Ki Juru Taman memakan telur itu. Terjadi keanehan dalam diri Ki Juru Taman. Tubuhnya berubah wujud menjadi raksasa yang besar dan mengerikan. Selanjutnya, raksasa itu ditugaskan menjaga Gunung Merapi.

Adapun tempat penjagaannya adalah Plawangan. Maka, apabila terjadi bencana yang diakibatkan oleh Gunung Merapi, raksasa itulah yang menjaga dan menahan agar bencana tidak menjalar ke arah selatan, khususnya Keraton Yogyakarta. Itulah sebabnya, lahar yang disemburkan Gunung Merapi tidak pernah mengalir ke selatan. 

Dengan demikian, daerah sebelah selatan senantiasa terhindar dari bencana, sedangkan minyak Jayeng Katong diperintahkan agar dibuang. Namun sebelumnya, dibuka dahulu dan diusapkan pada dua anak laki-Iaki dan perempuan yang ada di sana.

Setelah terkena Jayeng Katong, raga keduanya tidak kelihatan. Si anak laki-laki yang tidak nampak itu dijuluki Kyai Panggung, sedangkan si anak perempuan menjadi Nyai Koso. Sampai sekarang, mereka dipercayai masih setia menjaga Beringin Putih di utara Masjid yang ada di sebelah selatan jalan.

9. Batu Menangis

Dongeng ini berasal dari Kalimantan. Berkisah tentang seorang gadis yang cantik, namun perilakunya tak seelok rupanya. Ia merupakan anak dari seorang wanita yang merupakan ibu tunggal dan pekerja keras.

Suatu saat, gadis itu diajak ibunda pergi ke pasar yang jaraknya jauh dari rumah. Mereka harus melewati desa-desa untuk mencapainya. Lagi-lagi, gadis itu sibuk memamerkan kecantikannya di depan masyarakat desa.

Parahnya, ia berlagak seperti majikan, sementara ia menganggap ibunda seperti pembantunya. Setiap kali ditanya warga, ia hanya membalas bahwa ibunda adalah pembantunya. Sekali, dua kali, ibunda masih tegar.

Tapi, begitu gadisnya berbohong berkali-kali, hatinya sakit. Kerja keras dan keberadaannya seolah tak dianggap. Sampai akhirnya, ibunda berhenti dan berdoa agar gadisnya diberi pelajaran.

Gadis itu kemudian merasa aneh, kakinya kaku dan terkejut melihat kakinya berubah jadi batu. Rupanya ibunda mengutuknya. Baru separuh badan menjadi batu, gadis itu memohon ampun. Tapi, sudah terlambat. Sampai ia menangi-nangis, kutukan itu berlanjut. Hingga jadi batu pun, air mata sang gadis masih berlinang.

Begitu lah legenda Batu Menangis. Pesan moral yang dapat dipetik adalah jangan durhaka pada orang tua. Berbaktilah pada orang tua.

10. Legenda Negeri Lempur

Dahulu, di sebuah hutan belantara, berdiri Kerajaan Pamuncak Tiga Kaum. Kerajaan itu diperintah oleh tiga bersaudara, yaitu Pamuncak Rencong Talang, Pamuncak Tanjung seri, dan Pamuncak Koto Tapus.

Pada suatu ketika, hasil panen rakyat di wilayah kekuasaan Pamuncak Rencong Talang sungguh melimpah. Pamuncak Rencong Talang bermaksud mengadakan pesta panen dengan mengundang kerabat dan keluarganya. Namun, Pamuncak Tanjung Seri tidak bisa hadir. Oleh karena itu, ia mengutus istri dan kedua anaknya.

Singkat cerita, istri dan kedua anak Pamuncak Tanjung Seri telah sampai di negeri Pamuncak Rencong Talang. Hari kenduri dan pesta panen pun tiba. Pesta ini akan diadakan selama tiga hari tiga malam dan berlangsung sangat meriah. Bahkan, orang-orang yang hadir dalam pesta tidak menyadari bahwa ayam jantan telah berkokok berkaIi-kali.

Di hari ketiga, datanglah anak gadis dari Pamuncak Tanjung Seri yang menjadi incaran para pemuda. Karena hari telah benar-benar larut, akhirnya si ibu mengajak anak-anaknya pulang. Namun, gadis itu tidak mengacuhkan panggilan ibunya.

Ada seorang pemuda di dekat si ibu yang bertanya kepada gadis itu, “Siapa perempuan tua yang memanggilmu itu?”. Mendengar pertanyaan itu, si gadis menjawab, “Oo.., perempuan itu adalah pembantu saya”. Mendengar ucapan anaknya, si ibu merasa sakit hati.

Keesokan harinya, mereka pulang. Ketika rombongan itu tiba di daerah antara Pulau Sangkar dan Lolo yang berawa dan berlumpur, berdoalah istri Pamuncak Tanjung Seri kepada Tuhan, agar anaknya yang durhaka itu ditelan oleh rawa lumpur.

Rupanya doa itu dikabulkan. Gadis itu terjerat kakinya oleh rawa yang berlumpur itu, sehingga ia terbenam makin dalam. Gadis itu menangis dan meminta tolong kepada ibu dan pengawalnya. 

Namun, ibunya tidak mengacuhkan, “Aku bukan ibumu. Aku hanyalah pembantumu!”.

Si gadis itu terus juga meraung sambil berkata, ”Tolong… tolooong Ibu. Aku tidak akan durhaka lagi kepadamu. Maafkanlah aku, Ibu”.

Ibunya tidak mau mendengar permintaan anaknya itu. Justru ia mengambil gelang dan selendang Jambi yang dipakai anaknya. Setelah diambilnya barang tersebut, maka tenggelamlah gadis itu.

Setelah kejadian itu, negeri itu dinamai oleh penduduknya dengan nama Lempur yang berasal dari kata Lumpur. Sementara itu, gelang tersebut dibuang di sebuah tebat, sehingga tebat tersebut dinamakan Tebat Gelang. Kemudian, kain panjang Jambi dibuang pula ke dalam tebat lainnya, sehingga tebat itu diberi nama Tebat Jambi.

Itulah 10 cerita legenda dalam Bahasa Indonesia yang dapat kamu jadikan sebagai referensi dalam memberikan dongeng pada anak.

Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm