Sonora.ID - Simak ulasan tentang bacaan sholawat Burdah lengkap dalam teks arab, latin dan artinya serta keutamaan mengamalkannya.
Ada berbagai bacaan sholawat yang populer di Indonesia, salah satunya adalah sholawat atau Qasidah Burdah.
Sholawat ini disusun oleh seorang ulama bernama Imam al-Bushiri.
Syair-syair sholawat burdah berisi pujian kepada Nabi Muhammad SAW.
Hal yang bebedakan dengan sholawat lain adalah syairnya juga berisi tentang kisah lahirnya Nabi, mukjizat, nasab, isra' mi'raj, jihad dan peperangan, tawasul, permohonan syafaat hingga munajat kepada Allah SWT.
Baca Juga: Chord Gitar Sholawat Jibril beserta Liriknya
Bacaan Sholawat Burdah Lengkap: Arab, Latin, Artinya
Pasal 1
مَوْلَايَ صَلِّي وَسَلِّـمْ دَآئِــماً أَبَـدً
عَلـــَى حَبِيْبِـكَ خَيْــرِ الْخَلْقِ كُلِّهِمِ
Mawlaaya salli wa sallim daa-iman abadan
‘Alaa Habiibika Khayril khalqi kullihimi
أَمِنْ تَذَكُّرِ جِيْرَانٍبِذِيْ سَــــلَــمٍ
مَزَجْتَ دَمْعًا جَرَيْ مِنْ مُقْلَةٍ بِـــدَمِ
Amin tadzakkuri jironin bidzi salami
Mаzаjtа dаm’an jаro min muԛlаtіn bіdаmі
أَمْ هَبَّتِ الرِّيْحُ مِنْ تِلْقَاءِ كَاظِمَـــةٍ
وَأَوْمَضَ الْبَرْقُ فِيْ الْضَمَآءِ مِنْ إِضَـمِ
Am habbatir-rihu mіn tilqo-i kadhіmаtіn
Wа awmadlol barqu fidh-dhоlma-і mіn іdlоmі
فَمَا لِعَيْنَيْكَ إِنْ قُلْتَ اكْفُفَا هَمَتَــا
وَمَا لِقَلْبِكَ إِنْ قُلْتَ اسْتَفِقْ يَهِـــــمِ
Fa maa li ‘ aynayka in qulta kfufaa hamataa
Wa maa li qalbika in qulta stafiq yahimi
أيَحَسَبُ الصَّبُّ أَنَّ الْحُبَّ مُنْكَتـــِمٌ
مَا بَيْنَ مُنْسَجِمٍ مِنْهُ وَمضْطَــــرِمِ
Ayahsabus sabbu annal hubba munkatimun
Maa bayna munsajimin minhu wa mudtarimi
لَوْلَا الْهَوَى لَمْ تُرِقْ دَمْعاً عَلَي طَـلَلٍ
وَلاَ أرَقْتَ لِذِكْرِ الْبَانِ وَالْعَلـَـــمِ
Law lal hawaa lam turiq dam ‘an ‘alaa talalin
Wa laa ariqta li dhikril baani wal ‘alami
فَكَيْفَ تُنْكِرُ حُباًّ بَعْدَ مَا شَــهِدَتْ
بِهِ عَلَيْكَ عُدُوْلُ الدَّمْعِ وَالسَّـــقَمِ
Fa kayfa tunkiru hubban ba’da maa shahidat
Bihi ‘ alayka‘uduulud dam’i was saqami
وَأَثْبَتَ الْوَجْدُ خَطَّيْ عَبْرَةٍ وَّضَــنىً
مِثْلَ الْبَهَارِمِ عَلَى خَدَّيْكَ وَالْعَنَــــمِ
Wa athbatal wajdu khattay ‘abratin wadhan
Mithlal bahaari ‘alaa khaddayka wal ‘anami
نَعَمْ سَرَى طَيْفُ مَنْ أَهْوَى فَأَرّقَنِي
وَالْحُبّ يَعْتَرِضُ اللّذّاتَ بِالَلَــــــمِ
Na ‘ am saraa tayfu man ahwaa fa arraqanii
Wal hubbu ya’ taridul ladhdhati bil alami
يَا لَا ئِمِي فِي الهَوَى العُذْرِيِّ مَعْذِرَةً
مِنّي إِلَيْكَ وَلَوْ أَنْصَفْتَ لَمْ تَلُمِ
Yaa laa- imii fil hawal ‘udhriyyi ma ‘dhiratan
Minniia ilayka wa law ansafta lam talumi
عَدَتْكَ حَـــالِـي لَاسِرِّيْ بِمُسْتَتِرٍ
عَنِ الْوِشَاةِ وَلاَ دَائِيْ بِمُنْحَسِــمِ
‘Adatka haaliya laa sirriibi mustatirin
‘Anil wushaati wa laa daa – ii bi munhasimi
مَحّضْتَنِي النُّصْحَ لَكِنْ لَّسْتُ أَسْمَعُهُ
إَنّ الُحِبَّ عَنِ العُذَّالِ فِي صَمَمِ
Mahhadtanin nusha laakin lastu asma ‘uhu
Innal Muhibba ‘anil ‘udhdhaali fii samami
إِنِّى اتَّهَمْتُ نَصِيْحَ الشّيْبِ فِي عَذَلِي
وَالشّيْبُ أَبْعَدُ فِي نُصْحِ عَنِ التُّهَمِ
Innit tahamtu nasiihash shaybi fii’ adhalii
Wash shaybu ab ‘adu fi nushin ‘anit tuhami
Artinya:
Ya Tuhanku, limpahkanlah selalu rahmat ta’dhim dan keselamatan atas kekasih-Mu yang terbaik di antara seluruh makhluk.
Aраkаh kаrеnа teringat tetаnggа уаng tіnggаl di “Dzі Salam”. Sehingga engkau сuсurkаn airmata bеrсаmрur dаrаh уаng mеngаlіr dari matamu
Ataukah kаrеnа tiupan angin kеnсаng уаng bеrhеmbuѕ dаrі аrаh “Kаzhіmаh”. Atаu kаrеnа sinar kіlаt yang mеmbеlаh kеgеlараn mаlаm dari Gunung “Idhаm”
Mengapa bila kau tahan air matamu ia tetap basah? Dan mengapa pula bila kau sadarkan hatimu ia tetap gelisah?
Apakah sang kekasih kira bahwa tersembunyi cintanya. Diantara air mata yang mengkucur dan hati yang bergelora.
Jika bukan karena cinta takkan kau tangisi puing-puing rumahnya. Dan takkan pula kau bergadang untuk mengingat pohon Ban dan gunung (dekat rumah orang yang engkau cintai yakni Nabi Muhammad).
Dapatkah engkau pungkiri cintamu, sedang air mata dan derita telah bersaksi atas cintamu dengan jujur tanpa dusta?
Kesedihanmu menimbulkan dua garis tangis dan kurus lemah. Bagaikan bunga kuning di kedua pipi dan mawar merah.
Memang! Ia terlintas di dalam mimpiku, hingga aku susah tidur. Cintaku menghalangiku dari berbagai bentuk kenikmatan karena rasa sakit yang ku derita.
Wahai para pencaci gelora cintaku! Izinkan aku memohon maaf kepadamu. Namun seandainya kau bersikap adil, niscaya engkau takkan mencela diriku.
Kini kau tahu keadaanku. Bahkan rahasiaku tidak bisa tertutupi lagi bagi para pemfitnah yang mau merusak cintaku. Sedangkan penyakitku tak juga kunjung sembuh.
Begitu tulus nasihatmu, akan tetapi aku tak kan pernah mendengarnya karena telinga sang pecinta tuli bagi para pencaci.
Akupun menuduh ubanku turut serta mencercaku. Padahal ubanku pastilah tulus dalam memperingatkanku.
Baca Juga: Lirik Sholawat Quthbul Aqthab Lengkap: Arab, Latin dan Terjemahan Bahasa Indonesia
Keutamaan Mengamalkan Bacaan Sholawat Burdah
Dikutip dari laman NU Online, ada beberapa keutamaan mengamalkan bacaan sholawat Burdah.
Dalam kitab az-Zubdah fî Syarhil Burdah, dikisahkan ada seseorang yang mengalami sakit mata parah dan kemudian ia tidur dan bermimpi.
Dalam mimpinya, ada yang mengucapkan:
خُذْ مِنَ الْبُرْدَةِ وَاجْعَلْهَا عَلَى عَيْنَيْكَ
Artinya, “Ambillah Qasidah Burdah, kemudian letakkan di depan matamu.”
Ketika bangun, ia mengadu kepada Syekh al-Wazir.
Merespon hal tersebut, Syekh al-Wazir menyampaikan bahwa bacaan tersebut bisa menjadi media untuk mengobati penyakit.
Syekh tersebut kemudian menyuruh orang itu untuk duduk dan membacakannya di depan matanya.
Atas kuasa Allah SWT, mata yang sakit itu pun sembuh seketika.
Menurut Syekh Ali al-Qari, qasidah burdah juga bisa dijadikan media untuk meminta hajat dan kesuksesan atas berbagai hal.
Syekh Ali menjelaskan penyebutan qasidah dengan 'burdah' yang artinya kain selimut, baju, karena qasidah ini dapat membawa keutamaan untuk keselamatan dari cobaaan serta media penyembuhan berbagai penyakit, seperti sebuah baju yang melindungi manusia dari panas dan terik.
Demikian ulasan tentang bacaan sholawat burdah lengkap dengan keutamaannya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News