Disinggung apakah mungkin ASEAN akan memiliki mata uang sendiri seperti Euro bagi Uni Eropa, Titis menyatakan hal tersebut masih cukup sulit diterapkan.
“Meskipun China tumbuh sebagai kekuatan baru ekonomi dunia saat ini, tapi tidak bisa serta-merta Yuan dapat dijadikan mata uang untuk sebuah kawasan” ujar Titis.
Titis menambahkan, untuk menentukan sebuah mata uang tunggal yang berlaku di sebuah kawasan ada banyak syarat yang harus dipenuhi, melalui proses yang kompleks dan panjang.
Indonesia sendiri sudah meresmikan Satuan Tugas (satgas) Nasional Penggunaan Mata Uang Lokal melalui penandatanganan Nota Kesepahaman antara 10 kementerian dan lembaga di depan Presiden Joko Widodo, di sela-sela penyelenggaraan KTT ASEAN di Jakarta (06/09).
MoU tersebut melibatkan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Maritim dan Investasi, Kementerian Investasi, Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian dan Kementerian BUMN.
Titis menjelaskan bahwa Satgas ini akan merumuskan kebijakan LCT di Indonesia yang salah satunya akan memberikan insentif bagi pelaku ekonomi lintas negara yang menggunakan mata uang lokal.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News