Sonora.ID – Berikut contoh teks editorial tentang politik, dan strukturnya yang benar yang bisa dijadikan referensi maupun materi pembelajaran.
Teks editorial adalah pendapat disampaikan melalui teks. Teks macam ini berisi analisis subjektif berdasarkan fakta dan data.
Disadari atau tidak, contoh teks editorial sendiri sebenarnya banyak ditemui dalam surat kabar, media online, atau majalah.
Teks editorial sendiri sebenarnya memiliki nama populer yang lain, yakni tajuk rencana.
Terdapat tiga struktur teks editorial yang perlu dipaham yaitu:
Baca Juga: 10 Contoh Teks Anekdot Sindiran Lucu yang Singkat Tapi Menohok!
1. Pernyataan pendapat (tesis)
Sesuai dengan namanya, bagian pertama dari struktur teks editorial ini memuat tentang sudut pandang dari penulis terhadap suatu isu atau masalah yang sedang hangat di masyarakat.
Pernyataan pendapat atau tesis sendiri memiliki tujuan sebagai pengenalan awal dari suatu topik yang akan diangkat pada teks editorial atau tajuk rencana.
Bagian ini bisa dikatakan memiliki bentuk pernyataan atau teori sehingga akan diperkuat oleh bagian selanjutnya, yakni argumentasi.
Baca Juga: 10 Contoh Teks Anekdot Menyindir Teman Singkat, Lucu Tapi Menohok!
Contoh 1
Baliho Politik di tengah Pandemi
Pernyataan Pendapat (Tesis):
Meskipun tahun 2024 masih jauh, baliho-baliho calon presiden sudah terlihat di mana-mana. Setiap calon memiliki strategi untuk meyakinkan masyarakat, salah satunya dengan menyampaikan visi dan misi mereka.
Mereka berusaha membuktikan keberhargaan mereka agar dapat menjadi kandidat kuat dalam pemilihan presiden RI.
Argumentasi:
Pada dasarnya, publikasi awal dari para kandidat bukanlah hal yang salah. Tujuannya adalah agar masyarakat dapat mengenal mereka dengan lebih luas.
Namun, saat bangsa ini sedang menghadapi pandemi, publikasi ini terasa kurang tepat dan mengundang kesedihan.
Selain itu, baliho-baliho yang dipasang cenderung monoton dan tidak memberikan informasi penting kepada masyarakat, hanya menampilkan foto dan nama calon.
Hal ini menyebabkan munculnya kritik keras dan dianggap sebagai pelanggaran terhadap etika politik.