Sonora.ID - Dahulu Indonesia pernah diberi nama Dwipantara oleh India. Lantas, apa arti dwipantara? Simak penjelasannya dalam artikel berikut ini.
Sejarawan Indonesia banyak yang percaya bahwa konsep kesatuan Nusantara sudah ada sejak tahun 1275 silam oleh Kertanegara.
Konsep mengenai Nusantara sebagai sebuah daerah yang dipersatukan pada awalnya bukan berasal dari Gajah Mada, melainkan oleh Raja Kertanegara dari Kerajaan Singhasari—disebut juga Singasari atau Singosari—dalam Prasasti Mula Malurung yang diterbitkan oleh Kertanegara pada tahun 1255 atas perintah ayahnya, Wisnuwardhana (berkuasa pada tahun 1248–1268), selaku raja Singhasari.
Arti Dwipantara
Dwipantara sendiri adalah sebuah istilah yang berasal dari bahasa Sansekerta atau India kuno yang berarti kepulauan tanah seberang.
Dwipa diartikan sebagai pulau dan Antara diartikan sebagai "Luar dan dari Seberang".
Sementara itu, menurut kerajaan Tradisional, arti Dwipantara adalah 'Kepulauan Antara'.
Dwipantara merupakan konsep untuk menyatukan Nusantara oleh Raja Kertanegara pada masa pemerintahan Singosari yang dikenal sebagai Cakrawala Mandala Dwipantara.
Pada 1275, istilah Cakrawala Mandala Dwipantara digunakan oleh Kertanegara untuk menggambarkan aspirasi mengenai Kepulauan Asia Tenggara yang bersatu di bawah kekuasaan Singasari dan ditandai sebagai permulaan atas usahanya dalam mewujudkan aspirasi tersebut.
Cakrawala Mandala Dwipantara adalah persatuan kerajaan di Asia Tenggara dalam mencegah ancaman dari Bangsa Mongol yang membangun Dinasti Yuan di Tiongkok.
Untuk menghadapi ancaman tersebut maka Kertanegara meluncurkan sebuah ekspedisi yang dikenal dengan Ekspedisi Palamayu oleh Kerajaan Singosari.
Baca Juga: Arti Worth It dalam Bahasa Gaul Lengkap dengan Contoh Penggunaannya
Pada awalnya ekspedisi ini dianggap penaklukkan militer, kemudian diketahui bahwa ekspedisi tersebut lebih bersifat upaya diplomatik.
Yakni berupa unjuk kekuatan dan kewibawaan untuk menjalin persahabatan dan persekutuan dengan kerajaan Malayu Dharmasraya.
Sebagai bukti, Kertanegara justru mempersembahkan Arca Amoghapasa sebagai hadiah untuk menyenangkan hati penguasa dan rakyat Malayu.
Raja Melayu lalu mengirimkan putrinya, Dara Jingga dan Dara Petak ke Jawa untuk dinikahkan dengan penguasa Jawa, sebagai balasannya.
Ketika kerajaan Singosari runtuh, ada ekspansi selanjutnya yang dilakukan oleh tokoh Gajah Mada dalam menyatukan Nusantara ketika berkuasa dalam kerajaan Majapahit yang dikenal dengan Sumpah Palapa atau Hamukti Palapa.
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.