Rasulullah SAW dalam riwayat hadist pun membantah perkataan mereka.
لَا عَدْوَى وَلَا طِيَرَةَ وَلَا هَامَةَ وَلَا صَفَرَ وَفِرَّ مِنْ الْمَجْذُومِ كَمَا تَفِرُّ مِنْ الْأَسَدِ
Artinya: “Tidak ada 'adwa, thiyarah, hamah, shafar, dan menjauhlah dari orang yang kena penyakit kusta (lepra) sebagaimana kamu menjauh dari singa.”(HR Bukhari dan Muslim) .
Di Indonesia, tradisi Rebo Wekasan diyakini ada sejak abad ke-17 yang dilakukan di masa Wali Songo.
Tradisi ini dilakukan untuk memohon kebaikan dan perlindungan Allah SWT dari musibah dan cobaan yang datang.
Setiap daerah di Indonesia memiliki cara tersendiri untuk memperingati tradisi satu ini, di antaranya:
1. Mandi Safar di Maluku Tengah
Dikutip dari laman Kemendikbud, di Maluku Tengah, tepatnya di daerah Negeri Hitu Lama biasa dilakukan Mandi Safar untuk merayakan Rebo Wekasan.
Tradisi ini diyakini akan memberikan keselamatan dan menghindarkan dari segala musibah dan bencana.
Tradisi sejak ratusan silam ini dilakukan dengan berbagai rangkaian acara, mulai dari doa bersama, membuat panganan berupa lamet dan ditutup dengan mandi di pantai.
2. Arba Mustamir di Kalimantan Selatan
Dikutip dari Tribun Banjarmasin, masyarakat Kalsel melakukan perayaan Arba Mustamir di hari Rabu terakhir bulan Safar.
Tradisi ini dilakukan dengan sholat sunnah, membaca ayat Al-Qur'an hingga berdoa bersama.
3. Petir Laut di Banyuwangi
Di Banyuwangi ada tradisi petir laut.
Tradisi ini dilakukan dengan doa bersama serta melarung sesaji di atas kapal yang diletakkan ke tengah laut.
Masyarakat setempat percaya bahwa tradisi ini dapat menolak bala.
Demikian ulasan tentang Rebo Wekasan dan tradisi serupa di berbagai wilayah di Indonesia.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News