Darurat El Nino! Sumur Bor Hingga Rekayasa Cuaca Jadi Solusi Atasi Kekeringan di Sulsel

12 September 2023 15:55 WIB
Ilustrasi gagal panen akibat El Nino
Ilustrasi gagal panen akibat El Nino ( Dok Kompas)

Makassar, Sonora.ID - Kekeringan yang melanda hampir seluruh wilayah Indonesia akibat El Nino mulai berdampak pada ketahanan pangan. Produksi padi di beberapa daerah termasuk Sulsel turun.

Kondisi ini mengakibatkan harga beras di pasaran melonjak. Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin memberi perhatian khusus terhadap fenonema kekeringan ini. Apalagi, salah satu program prioritasnya adalah menjaga ketahanan pangan.

Menurutnya, persoalan kekeringan harus segera ditangani. Langkah yang perlu dilakukan adalah mencari sumber air di dalam tanah lewat pengeboran atau membuat hujan buatan melalui rekayasa cuaca.

"Ini menjadi atensi Mendagri ke seluruh Kepala Daerah. Apa solusinya kalau kekeringan di banyak tempat? Air itu kan cuma dua sumbernya dari bawah tanah dan dari atas langit. Jangan sampai kekeringan di masyarakat, apalagi untuk menanam," ujar Bahtiar saat menggelar rapat koordinasi penanganan inflasi bersama Bupati/Wali Kota se Sulsel di Kantor Gubernur, kemarin.

Menindak lanjuti arahan tersebut, Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan menyiapkan skema mengatasi dampak el nino di wilayahnya.

Baca Juga: Pj Gubernur Sulsel Sebut Lima Upaya Ini Perlu Dilakukan Untuk Tangani Inflasi

Adapun skema yang akan dilakukan, pertama adalah segera membuat sumur bor di wilayah-wilayah kekeringan dengan menggandeng TNI.

Adnan mengatakan, pembuatan sumur bor akan memakai biaya tidak terduga atau BTT sesuai instruksi Pj Gubernur Sulsel.

"Kita akan kerjasama dengan TNI untuk membangun sumur bor, di lokasi-lokasi yang dampak kekeringannya itu cukup tinggi," ucap Adnan. Upaya lain adalah mengidentifikasi lahan-lahan yang produktif untuk ditingkatkan produktivitasnya.

Menurut Adnan, kekeringan di wilayahnya mulai terasa sejak Juli. Sejauh ini, kata Adnan, ada 4 wilayah mulai terdampak kekeringan di Kabupaten Gowa. Empat wilayah tersebut yakni Bajeng, Bontonompo, Manuju, dan Pattallassang.

Dampak El Nino juga mulai terasa di Kabupaten Luwu Utara. Bupati Luwu Utara, Indah Putri Indriani menyebut, pertanian di wilayahnya merupakan sawah tadah hujan yang berada di pegunungan.

Tak heran, kekeringan yang terjadi saat ini berpengaruh cukup signifikan terhadap produksi pertanian Luwu Utara.

"Memang selama ini kan mengandalkan tadah hujan. beberapa yang irigasi teknis. Tapi lebih banyak tadah hujan untuk wilayah pegunungan. Kalau sawah mengandalkan tadah hujan sudah pasti akan kesulitan karena hujan sudah semakin berkurang," ucap Indah.

Sama dengan Pemkab Gowa, Indah juga akan melakukan skema pompanisasi dengan menggunakan BTT yang tersedia sebesar Rp10 Miliar. Hanya saja, intervensi tersebut masih harus melalui proses assesment.

" BTT itu sudah mengidentifikasi apa yang menjadi kebutuhan. Prinsipnya, sekarang yang paling penting adalah memastikan bahwa cadangan pangan daerah ini cukup sampai dengan musim penghujan yang akan datang," pungkas Indah.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm