Capaian Stunting Tinggi, BKKBN dan Pemprov Aceh Konvergensikan Semua Kekuatan untuk Turunkan Stunting

12 September 2023 17:55 WIB
Hasto Wardoyo saat menyampaikan sambutannya pada acara pengukuhan Kepala Peewakilan BKKBN Aceh yang baru, Safrina Salim, di Meuligoe Gubernur Aceh, Senin (11/9/2023).
Hasto Wardoyo saat menyampaikan sambutannya pada acara pengukuhan Kepala Peewakilan BKKBN Aceh yang baru, Safrina Salim, di Meuligoe Gubernur Aceh, Senin (11/9/2023). ( )

Sonora. ID - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Pemerintah Provinsi Aceh akan lebih mendorong segala upaya agar prevalensi stunting di Aceh menurun.

Hal ini disampaikan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), dokter Hasto Wardoyo saat menyampaikan sambutannya pada acara pengukuhan Kepala Peewakilan BKKBN Aceh yang baru, Safrina Salim, di Meuligoe Gubernur Aceh, Senin (11/9/2023).

"Saya dan Pj. Gubernur Aceh akan berusaha keras mengkonvergensikan semua kekuatan di Aceh untuk penurunan stunting," tegas dokter Hasto

Pada kesempatan itu, Kepala BKKBN dokter Hasto menguraikan strategi percepatan penurunan stunting di daerah Aceh di depan Pj. Gubernur dan jajarannya.

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan Tahun 2022, diketahui Aceh merupakan provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi kelima di Indonesia, mencapai 31,2 persen.

Baca Juga: Pentingnya Penguatan PIK-R dan Genre dalam Percepatan Penurunan Stunting

Dalam periode 1 tahun itu, Provinsi Aceh hanya mampu memangkas angka stunting sebesar 2 poin. Pada SSGI 2021, prevalensi stunting di Provinsi Aceh mencapai 33,2 persen.

Prevalensi stunting di Aceh tergolong belum sesuai harapan. Ini karena masih melebihi ambang batas yang ditetapkan standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 20 persen.

Berdasarkan wilayahnya, terdapat 12 kabupaten/kota di Aceh yang memiliki prevalensi balita stunting di atas rata-rata provinsi. Sebanyak 11 kabupaten/kota lainnya di bawah angka rata-rata.

Kota Subulussalam merupakan wilayah dengan prevalensi stunting tertinggi di Aceh pada 2022, mencapai 47,9 persen. Melonjak 6,1 poin dari 2021 sebesar 41,8 persen.

Kabupaten Aceh Utara menduduki peringkat kedua di Aceh dengan prevalensi stunting 38,3 persen. Disusul Kabupaten Pidie Jaya dengan prevalensi 37,8 persen.

Prevalensi balita stunting terendah berada di Kabupaten Aceh Jaya, sebesar 19,9 persen. Kota Banda Aceh menempati peringkat ke-19 di provinsi ini dengan angka stunting 25,1 persen.

Meski terkoreksi tipis, dokter Hasto tetap mengapresiasi kebijakan Pj Gubernur Aceh dalam penanganan stunting.

Khususnya terkait program di mana seluruh perangkat kerja Pemerintah Aceh digerakkan untuk peduli terhadap upaya penurunan stunting.

"Kita punya bonus demografi dalam waktu 13 tahun lagi. Oleh sebab itu keluarga harus menjadi fondasi untuk membentuk anggota berkualitas," ujar dokter Hasto.

Dokter Hasto mengatakan seluruh pemangku kebijakan yang ada di Aceh dapat terus bergandengan tangan untuk melakukan upaya penurunan stunting.

Baca Juga: Keluarga Berisiko Stunting dan Catin Jadi Prioritas Upaya Cegah Stunting  

Dengan pendekatan konvergensi, kepedulian sosial dan gotong royong, dokter Hasto yakin angka stunting di Aceh bisa ditekan turun mencapai target nasional 14 persen.

Selain mengajak stakeholder meningkatkan konvergensi, dokter Hasto juga meminta keluarga memanfaatkan potensi lokal dalam pemenuhan gizi keluarga dalam upaya percepatan penurunan stunting. Di antaranya budidaya ikan lele.

Dokter Hasto juga mengapresiasi langkah sigap Pj. Gubernur yang langsung 'gaspoll' dalam program percepatan penurunan stunting.

"Saya berterimakasih dan apresiasi terhadap langkah Pj. Gubernur Aceh yang sesaat usai dilantik langsung menggerakkan banyak pihak untuk ikut terlibat sebagai Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting," ujar dokter Hasto.

Sementara itu, Penjabat Gubernur Aceh, Achmad Marzuki, berharap upaya penurunan stunting dan pola hidup sehat dapat terus ditingkatkan di Aceh.

Pemerintah Aceh, ujar Achmad Marzuki, siap berkolaborasi dan melibatkan BKKBN dalam berbagai upaya penurunan stunting.

"Saya siap bantu ibu untuk sama-sama berjuang. Kita diberi kesempatan untuk memajukan Aceh," kata Achmad Marzuki.

Kepala Perwakilan BKKBN Aceh yang baru, Safrina Salim, sebelumnya menjabat Direktur Bina Kesehatan Reproduksi BKKBN RI. Ia dilantik Kepala BKKBN RI, dr. Hasto Wardoyo, pada 1 September 2023 lalu menggantikan Drs. Sahidal Kastri, yang memutuskan pensiun dini.

Dalam pengukuhan tersebut hadir para kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) yang terkait dengan percepatan penurunan stunting dan diikuti oleh seluruh OPD KB se-23 Kabupaten dan kota melalui Zoom.

Dalam kunjungan kerjanya di Aceh, di hari yang sama, di aula kantor perwakilan BKKBN Aceh, dokter Hasto menghadiri pertemuan bersama seluruh ASN Perwakilan BKKBN Aceh, Kepala OPD KB Kota Banda Aceh dan Aceh besar serta PKB/PLKB Aceh besar dan kota Banda Aceh.

Masih di hari yang sama, dokter Hasto juga membuka kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) CoE tingkat Provinsi Aceh yang dilaksanakan di Oasis hotel Banda Aceh.

EditorKumairoh
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm