Baca Juga: Pengertian Fotografi: Sejarah, Jenis, dan Tekniknya
Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi exposure pada kamera, seperti yang dijelaskan dalam buku "7 Hari Belajar Fotografi" yang ditulis oleh Herry Tjiang pada tahun 2015, exposure terdiri dari tiga faktor atau elemen yang berpengaruh terhadap tingkat pencahayaan dalam gambar, yaitu ISO, shutter speed, dan Bukaan Diafragma.
Ketiga elemen ini memiliki hubungan saling ketergantungan dan saling mempengaruhi, sehingga sering disebut sebagai "Segitiga Exposure" atau "Triangle Fotografi". Berikut penjelasannya:
· Shutter speed
Shutter speed adalah periode waktu yang diperlukan oleh sensor kamera untuk menangkap cahaya.
Ketika Anda menggunakan shutter speed yang cepat, waktu yang diperlukan oleh sensor kamera untuk menangkap cahaya menjadi lebih singkat, sehingga jumlah cahaya yang diterima juga menjadi lebih sedikit.
Sebaliknya, jika Anda memilih shutter speed yang lebih lambat, maka durasi waktu yang diperlukan menjadi lebih lama, hal tersebut mengakibatkan sensor kamera menangkap lebih banyak cahaya.
· ISO (International Standard Organization)
ISO adalah indikator sensitivitas atau reaktivitas sensor pada kamera. Jika Anda memilih ISO yang lebih tinggi, jumlah cahaya yang diperlukan menjadi lebih sedikit.
Sebaliknya, ketika Anda menggunakan ISO yang lebih rendah, sensor kamera menjadi kurang peka terhadap cahaya, sehingga membutuhkan lebih banyak cahaya.
Namun, penting untuk diingat bahwa memilih ISO yang tinggi dapat mengakibatkan munculnya noise atau butiran pada gambar yang dihasilkan.
· Diafragma atau aperture (F/Stop)
Diafragma adalah ukuran pada bukaan lensa. Fungsinya adalah untuk mengontrol jumlah cahaya yang dapat masuk ke dalam lensa. Jika bukaan diafragma lebih lebar, maka lebih banyak cahaya akan diterima oleh lensa dan mencapai sensor kamera. Sebaliknya, jika bukaan diafragma lebih sempit, cahaya yang masuk akan lebih sedikit. Menggunakan bukaan diafragma yang lebih lebar dapat menghasilkan efek blur di area yang berjarak jauh dari fokus utama, yang sering disebut sebagai "bokeh."
Penulis: Arkan Pradipta