Sonora.ID - Fotografi berasal dari kata-kata "photos" dan "graphe" yang memiliki asal-usul dalam bahasa Yunani. "Photos" merujuk pada "cahaya," sementara "graphe" berarti "menggambar".
Oleh karena itu, secara umum, fotografi berarti menciptakan gambar menggunakan cahaya. Dalam konteks ini, cahaya memainkan peran penting dalam proses pengambilan gambar.
Tingkat cahaya yang diterima oleh kamera biasanya disebut sebagai exposure, yang ditentukan oleh faktor-faktor seperti kecepatan rana, sensitivitas sensor kamera, dan intensitas cahaya yang masuk ke dalam kamera.
Pada exposure dalam pengambilan foto dapat dibagi menjadi 3 tingkat terang, diantaranya sebagai berikut:
· Exposure cukup
Foto yang memiliki exposure yang sesuai akan memiliki nilai "0" pada Exposure Meter. Gambar yang diambil dengan tingkat exposure seperti ini akan terlihat tajam dan nyaman untuk dilihat.
· Under Exposure
Exposure Meter yang terbaca pada gambar yang diambil akan menunjukkan angka "-" yang mengindikasikan bahwa foto akan memiliki pencahayaan yang kurang. Akibatnya, gambar akan terlihat gelap karena kamera tidak menangkap cahaya yang cukup. Hal ini dapat menyebabkan kehilangan detail gambar, yang sering disebut sebagai clipping.
· Over Exposure
Pada tingkat exposure ini, Exposure Meter akan menunjukkan angka "+". Hasil gambar akan tampak sangat terang karena cahaya yang ditangkap oleh kamera terlalu banyak. Akibatnya, beberapa detail di area yang terlalu terang dapat menjadi pudar, yang sering disebut sebagai blown out atau wash out.
Baca Juga: Pengertian Fotografi: Sejarah, Jenis, dan Tekniknya
Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi exposure pada kamera, seperti yang dijelaskan dalam buku "7 Hari Belajar Fotografi" yang ditulis oleh Herry Tjiang pada tahun 2015, exposure terdiri dari tiga faktor atau elemen yang berpengaruh terhadap tingkat pencahayaan dalam gambar, yaitu ISO, shutter speed, dan Bukaan Diafragma.
Ketiga elemen ini memiliki hubungan saling ketergantungan dan saling mempengaruhi, sehingga sering disebut sebagai "Segitiga Exposure" atau "Triangle Fotografi". Berikut penjelasannya:
· Shutter speed
Shutter speed adalah periode waktu yang diperlukan oleh sensor kamera untuk menangkap cahaya.
Ketika Anda menggunakan shutter speed yang cepat, waktu yang diperlukan oleh sensor kamera untuk menangkap cahaya menjadi lebih singkat, sehingga jumlah cahaya yang diterima juga menjadi lebih sedikit.
Sebaliknya, jika Anda memilih shutter speed yang lebih lambat, maka durasi waktu yang diperlukan menjadi lebih lama, hal tersebut mengakibatkan sensor kamera menangkap lebih banyak cahaya.
· ISO (International Standard Organization)
ISO adalah indikator sensitivitas atau reaktivitas sensor pada kamera. Jika Anda memilih ISO yang lebih tinggi, jumlah cahaya yang diperlukan menjadi lebih sedikit.
Sebaliknya, ketika Anda menggunakan ISO yang lebih rendah, sensor kamera menjadi kurang peka terhadap cahaya, sehingga membutuhkan lebih banyak cahaya.
Namun, penting untuk diingat bahwa memilih ISO yang tinggi dapat mengakibatkan munculnya noise atau butiran pada gambar yang dihasilkan.
· Diafragma atau aperture (F/Stop)
Diafragma adalah ukuran pada bukaan lensa. Fungsinya adalah untuk mengontrol jumlah cahaya yang dapat masuk ke dalam lensa. Jika bukaan diafragma lebih lebar, maka lebih banyak cahaya akan diterima oleh lensa dan mencapai sensor kamera. Sebaliknya, jika bukaan diafragma lebih sempit, cahaya yang masuk akan lebih sedikit. Menggunakan bukaan diafragma yang lebih lebar dapat menghasilkan efek blur di area yang berjarak jauh dari fokus utama, yang sering disebut sebagai "bokeh."
Penulis: Arkan Pradipta