رَبَّنَا وَٱجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَآ أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ
Rabbanā waj'alnā muslimaini laka wa min żurriyyatinā ummatam muslimatal laka wa arinā manāsikanā wa tub 'alainā, innaka antat-tawwābur-raḥīm
Artinya: Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Istri Nabi Ibrahim, yakni Sarah mandul dan sudah memasuki usia lanjut sehingga kesulitan mendapatkan seorang anak.
Kemudian Nabi Ibrahim AS berdoa kepada Allah SWT.
Doa meminta keturunan yang saleh dan salehah itu pun diabadikan di dalam Al-Qur'an, yaitu surat As-Shaffat ayat 100:
رَبِّ هَبْ لِى مِنَ ٱلصَّٰلِحِينَ
Rabbi hab lī minaṣ-ṣāliḥīn
Artinya: Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.
Dalam sejarah, istri Nabi Zakaria selama bertahun-tahun menikah belum juga dikaruniai anak.
Kemudian keduanya pun berdoa kepada Allah SWT.
Allah SWT kemudian mengabulkan doa keduanya dan lahirlah seorang anak saleh yang dikenal sebagai Nabi Yahya as.
Doa minta keturunan ini juga diabadikan dalam Al-Qur'an, Surat Al-Furqan ayat 74: