Sonora.ID - Simak ulasan tentang beberapa contoh khutbah Jumat tentang Maulid Nabi Muhammad SAW berikut ini.
Maulid Nabi merupakan salah satu peringatan besar dalam agama Islam.
Maulid Nabi adalah peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang dirayakan setiap tanggal 12 Rabiul Awal.
Peringatan kelahiran ini dilakukan oleh umat Islam di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia.
Ada berbagai kegiatan yang dilakukan, misalnya mendengarkan ceramah hingga tradisi-tradisi yang berbeda di setiap daerah.
Baca Juga: Doa di Antara Dua Khutbah Saat Sholat Jum'at Lengkap dengan Penjelasannya
Khutbah Jumat Tentang Maulid Nabi Muhammad SAW
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَه، يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَلِعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ. سُبْحَانَكَ اللّٰهُمَّ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ وَصَفِيُّهُ وَخَلِيْلُه. خَيْرَ نَبِيٍّ أَرْسَلَهُ. أَرْسَلَهُ اللهُ إِلَى الْعَالَـمِ كُلِّهِ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ الدِّيْن. أَمَّا بَعْدُ فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah. Pada hari yang mulia ini, khatib menyeru kepada jamaah sekalian untuk senantiasa menjaga dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah dengan semaksimal mungkin, yakni takwa dalam artian menjauhi segala larangan yang ditetapkan Allah subhanahu wa ta’ala dan menjalankan perintah-Nya. Karena dengan takwa, kita akan diberi solusi oleh Allah di setiap problematika hidup yang kita alami, juga akan ada rezeki melimpah yang datang kepada kita tanpa kita sangka-sangka.
Bulan ini adalah bulan Rabiul Awal, bulan mulia di mana penutup para nabi dan rasul dilahirkan ke dunia ini. Ya, beliaulah Baginda Besar Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam. Nabi akhir zaman, tidak ada lagi nabi-nabi setelahnya.
Jamaah yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala, Di bulan Maulid ini, seyogianya bagi kita untuk banyak-banyak bersyukur kepada Allah subhanahu wa ta’ala karena telah mengutus seorang nabi yang menjadi suri teladan yang mulia. Nabi diutus ke muka bumi ini tak lain adalah sebagai rahmat bagi seluruh alam, sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam surah al-Anbiya ayat 107:
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِلْعَالَمِينَ
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.
Imam al-Baidhawi dalam kitab tafsirnya menyebutkan sebab disebutnya pengutusan Nabi Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam sebagai rahmat dan kasih sayang bagi seluruh alam ialah karena diutusnya Nabi ke seluruh dunia di muka bumi ini menjadi sumber kebahagiaan dan kebaikan bagi kehidupan mereka di dunia maupun di akhirat kelak.
Imam Ibnu ‘Abbas menyebutkan dalam tafsirnya, siapa yang menerima ajaran kasih sayang yang dibawa Nabi dan mensyukurinya, maka ia akan bahagia hidupnya. Sebaliknya, siapa yang menolak dan menentangnya, maka merugilah hidupnya. Kasih sayang yang ditebarkan Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam bukanlah hanya ucapan semata, akan tetapi dalam hidup keseharian beliau praktikkan dan implementasikan dengan nyata. Kasih sayang ini bentuknya universal kepada seluruh makhluk ciptaan Tuhan. Bahkan kepada orang musyrik pun Nabi Saw berlaku santun dan mengasihi.
Tidakkah kita mengingat bagaimana dahulu Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam ketika hijrah ke Thaif untuk menghindari permusuhan dari kaumnya, namun ternyata di sana malah mendapat perlakuan yang kasar dan permusuhan yang lebih parah hingga Nabi dilempari batu. Kala itu, malaikat penjaga gunung menawarkan kepada Nabi, apabila dibolehkan maka ia akan membenturkan kedua gunung di antara kota Thaif, sehingga orang yang tinggal di sana akan wafat semua. Namun apa sikap Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam? Nabi berucap andai mereka saat ini tidak menerima Islam, semoga anak cucu mereka adalah orang yang menyembah-Mu ya Allah! Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang tidak tahu...
Dikisahkan juga dalam hadis riwayat Shahīh Muslim, pada suatu hari, datang seorang sahabat berkata kepada Nabi, “Wahai Nabi! Doakanlah keburukan atau laknat bagi orang-orang musyrik. Kemudian Nabi menjawab, “Sungguh, aku tidaklah diutus sebagai seorang pelaknat, akan tetapi aku diutus sebagai rahmat!”
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah. Di antara sifat mulia Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam yang perlu kita teladani juga adalah sifat pemaafnya. Ingatlah kisah ketika Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam perang Uhud bersama kaum Muslimin, kala itu pamannya, Hamzah bin Abdul Muthallib ikut berperang. Di tengah peperangan, pamannya terbunuh oleh Wahsyi, seorang budak berkulit hitam. Wahsyi tidak hanya membunuhnya dengan menghunuskan pedang begitu saja dan selesai, namun ia mencabik-cabik isi perutnya juga. Hal ini membuat Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam sangat sedih, sakit hati dan marah. Bayangkan! Paman yang begitu dicintainya wafat dengan cara mengenaskan seperti itu. Akan tetapi, ketika Wahsyi menyatakan diri di hadapan Nabi untuk masuk Islam, Nabi pun memaafkannya, meski beliau tidak mau melihat wajah Wahsyi lagi sebab akan terus mengingatkannya kepada peristiwa terbunuhnya pamannya. Jamaah salat Jumat yang dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala,
Mengenai sifat memaafkan, sungguh Allah telah berfirman dalam surat Al-A’raf Ayat 199:
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.”
Apabila kita menjadi pribadi yang memiliki sifat pemaaf, maka dapat kita rasakan lingkungan sosial di tengah-tengah masyarakat menjadi damai, tidak ada dendam yang terjadi di antara manusia.
Itulah kasih sayang yang dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alahi wa sallam. Semoga di bulan Maulid ini kita dapat meneladani sifat dan akhlak mulia Rasulullah, yang mana dalam mencontoh dan menerapkan akhlaknya terdapat kemaslahatan yang akan kita dapatkan, baik di dunia maupun di akhirat.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
الْحَمْدُ لِلّٰهِ وَ الْحَمْدُ لِلّٰهِ ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ. أَشْهَدُ أنْ لآ إلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَا نَبِيّ بعدَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يٰأَ يُّها الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِ سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ. اللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ، اَلْأَحْياءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عامَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ اللّٰهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَاَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عٍبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتاءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشاءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ، وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Khutbah Jumat Tentang Maulid Nabi Muhammad SAW
الحمد لله الذى أرـسل رسـوله بالهدى ودين الحق ليظـهره على الدين كله ولو كره المشركون
اشهد أن لااله الا الله وحـده لا شريك له الملك الحق المبين وأشهد أن محمـدا عبده ورسوله الصـادق
اللهم صـل وسلم على حبيبنا و شفيعـنا وقرة أعيننا محمد صلى الله عليه وعلى أله واصحـابه اجمعين أما بـعـد
أيهـا المسلمون اتـقـوا الله حق تقاته ولا تموتن الا وأنتم مسـلمـون قال الله تعالى فى القرأن الكريم
لقد جـاءكم رسول من أنفسكم عزيز عـليه ما عنتم حريص عليكم بالموءمنين رؤوف رحـيم
فإن تولوا فقل حسبي الله لااله الا هو عـليه توكلت وهو رب الـعـرش الـعـظيم صدق الله العـظيم
Ma’asyiral muslimin yang dirahmati Allah SWT.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita meningkatkan syukur kita ke hadiran Allah SWT.
Hanya karena kasih sayang dan anugerah-Nya lah kita masih dapat menghirup udara segar dan mensyukurinya untuk melaksanakan ibadah jumat ini.
Selawat dan salam marilah kita sanjungkan kepada Baginda Rasulullah Nabi Muhammad SAW.
Sebagai panutan umat yang ditugasi oleh Allah untuk mengantar, membimbing, dan memberikan teladan.
Beliau (Muhammad) adalah figure paling berpengaruh di dalam merubah sejarah kemanusiaan di muka bumi ini.
Dalam rangka memperingati kelahiran beliau, pada hari ini, 1485 tahun yang lalu, beliau telah meletakkan spirit, motivasi, dan tuntunan, untuk berhijrah, dalam rangka meraih sukses hidup dan perjuangan bagi upaya menanamkan nilai-nilai kemanusiaan yang dibangun atas dasar nilai dan norma akhlak mulia.
Inilah momentum penting bagi upaya dan ikhtiar kita meningkatkan iman, takwa, dan ihsan kita, dalam kehidupan kita sehari-hari.
Ma’asyiral muslimin yang dirahmati Allah SWT.
ياأيها الين أمنوا اتقوا الله ولتنظر نفس ما قدمت لغد واتقوا الله إن الله خبير بما تعملون ولا تكونوا كالذين نسوا الله فأنسهم انفسهم اولئك هم الفسقون الحشر 18-19.
"Hai orang-orang yang beriman bertakalah kepada Allah dan hendaknya seseorang memperhatikan apa yang telah dilakukan untuk mempersiapkan hari esok, dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui terhadap apa yang kalian kerjakan. Dan janganlah kalian seperti orang-orang yang melupakan Allah, maka Allah melupakan mereka, mereka itu adalah orang-orang yang fasiq." (Surat Al-Hasyr 18-19).
Oleh karena itu, Allah SWT menempatkan posisi beliau sebagai manusia berakhlak sangat mulia.
Beliau sendiri menegaskan, bahwa 'sesungguhnya aku diutus hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia'.
إنما بـعـثت لأتمم مكارم الأخـــلاق
Jamaah salat jumat yang dimuliakan Allah SWT.
Kita menyaksikan bahwa di dalam kehidupan masyarakat, telah terjadi pergeseran luar biasa.
Ketika pilar-pilar akhlak dan etika makin tergerus oleh sebuah budaya dan kultur yang tidak baik, baik melalui media cetak dan elektronik, maupun melalui internet.
Hal ini kalau tidak ada ikhtiar mengatasi secara lebih cermat, sistemik, dan berkesinambungan, sangat mungkin bangsa ini akan mengalami kehancuran.
Bahkan lebih mengerikan lagi, ketika kerusakan dan kehancuran tersebut melanda pada paradigma berpikir, mainset dan kerangka berpikir serba barat, westernoriented, dan kehilangan kearifan lokal dan petunjuk agama semakin jauh.
Seorang ulama besar menegaskan:
“إنما الأمم الأخـــلاق ما بـقـيـت و إن هموا أخـــلاقهم ذهـبـوا ”
Suatu umat akan berlangsung apabila akhlak mereka tetap mendasari hati dan perilaku mereka, dan apabila akhlak telah hilang dari hati, pikiran, dan diri mereka, maka akan lenyaplan entitas kaum tersebut.
Marilah pada kesempatan yang indah ini, di tengah ritual pembacaan sejarah Rasulullah SAW yang ditulis oleh al-Barzanji, dan kumandang selawat dan salam, yang telah diawali pada tanggal 1 Rabiul awal lalu hingga hari ini.
Kita buka hati dan pikiran untuk memberikan porsi yang proporsional untuk berusaha dan berikhtiar secara sungguh-sungguh untuk dapat meneladani sifat, tutur kata, dan sikap serta perilaku beliau Rasulullah SAW.
Beliau adalah tokoh yang konsisten antara ucapan dan tindakan.
Karena itu dalam berbagai kesempatan, ketika mengajak dan menyeru kepada umatnya untuk beribadah, beliau selalu memulai dan member teladan terlebih dahulu.
Dalam hal salat misalnya, beliau menegaskan: 'shallu kama raaitumuni ushalli'.
Artinya, salatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku salat.
Dalam ibadah haji pun, beliau menegaskan khudzu ‘anni manasikakum.'
Artinya “ambillah dari aku dalam tata cara berhaji kalian”.
Dalam kehidupan keseharian, beliau adalah sosok yang sangat menghormati tamu, tetangga, dan tentu saja keluarganya.
Tuturkatanya bagus, sopan, lembah manah, dan memposisika orang lain sebagai sosok yang harus dihormati.
Dalam bertutur kata, beliau menegaskan; 'barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah yang baik, atau lebih baik diam (kalau tidak biasa berkata baik).
Demikian juga, barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hormatilah tetangganya.
Demikian juga dalam kehidupan bermasyarakat, bernegara, dan berpemerintahan.
Beliau adalah pemimpin agama, negara, dan pemerintahan sekaligus.
Firman Allah di bawah ini menegaskan perilaku beliau.
فبمـا رحمة من الله لنت لهم ولو كنت فظا غـليظ القـلب لانفـضـوا من حولك فـاعف عنهم واستـغـفـر لهم وشـاور هم فى الأمر فإذا عـزمت فتوكل على الله ان الله يحب المتوكلين
"Maka dengan kasih sayang Allah kamu bersikap lembut kepada mereka, dan apabila kamu bersikap kasar lagi keras hati, maka sungguh mereka akan lari dari sekelilingmu, maka maafkanlah mereka, dan mohonkan ampunan mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam suatu urusan, maka apabila kamu berniat mengerjakan sesuatu maka berpasrah dirilah kepada Allah sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakkal."
Khutbah II
بارك الله لى ولكم فى القران العظيم ونفعنى واياكم بما فيه من الايت والذكر الحكيم وتقبل منى ومنكم تلاوته انه هو السميع العليم.
واستغفرالله العظيم لى ولكم ولوالدى ولوالد يكم ولسائرالمسلمين والمسلمات فاستغفروه فيا فوزالمستغفرين ويا نجاة التا ئبين
Demikian ulasan tentang teks khutbah Jumat tentang Maulid Nabi Muhammad SAW.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News