Edukasi yang disampaikan adalah bagaimana menangani dan mengenali tanda-tanda bahaya, mulai dari bagaimana menghindari gigitan nyamuk pada anak-anak hingga memperhatikan kebersihan lingkungan sekitar.
"Tujuannya agar tidak membiarkan genangan air yang akan menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk terutama di musim sekarang," tuturnya.
Adapun hal yang terpenting kata Rista adalah memberikan pemahaman yang benar tentang demam berdarah kepada masyarakat supaya tidak terjadi kepanikan yang luar biasa di masyarakat.
Kemudian mereka juga harus memahami demam berdarah dalam konteks yang benar bahwa tidak semuanya demam berdarah menjadi berat, ada juga yang berjalan demam tanpa pemberatan.
Disamping itu, saat ini sudah tersedia vaksin untuk demam berdarah yang telah disetujui penggunaannya oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) untuk anak-anak berusia 6 tahun ke atas, berupa dua kali suntikan dengan interval tiga bulan atau 12 minggu.
"Jika memungkinkan untuk mendapatkan dua kali suntikan vaksinasi demam berdarah, maka di satu sisi bisa meminimalisir angka kejadian demam berdarah dan juga kejadian Dengue Shock Syndrome (DSS) menjadi lebih hening. Oleh sebab itu, kita coba terus sampaikan ke masyarakat baik di kegiatan sehari-hari di Poli maupun lewat penyuluhan," ungkapnya.
Baca Juga: Robo-robo Bakal Masuk Kalender Event di Pontianak