Sonora.ID - Pernahkah kamu mendengar cerita legenda Batu Menangis? Apa pesan moral Batu Menangis yang dapat diambil?
Batu Menangis adalah sebuah legenda dari Kalimantan Barat yang menceritakan seorang gadis cantik tapi punya perangai yang buruk dan durhaka pada ibunya.
Sebenarnya, dongeng ini hampir mirip dengan legenda cerita Malin Kundang yang berasal dari Sumatra Barat.
Selengkapnya, simak cerita legenda Batu Menangis dan pesan moralnya di bawah ini dilansir dari laman SMPN 1 Pandeglang.
Baca Juga: 5 Contoh Cerita Legenda Berbahasa Indonesia, Bisa Jadi Bahan Belajar
Kisah Batu Menangis
Dahulu kala, di sebuah bukit terpencil di Kalimantan Barat, hidup seorang janda miskin bersama anak gadisnya yang sangat cantik. Rambut anak itu terurai mengikal sampai ke mata kaki. Poni rambutnya tersisir rapi dan keningnya sehalus batu cendana. Meskipun begitu cantik, sang gadis memiliki sifat yang buruk. Ia pemalas dan manja, semua keinginannya harus dipenuhi. Namun ia juga tidak pernah membantu ibunya yang harus bekerja keras setiap hari.
Suatu hari, ibu dan anak pergi ke desa untuk berbelanja. Anak gadis tersebut berusaha menarik perhatian orang dengan penampilannya yang cantik, sementara ibunya berjalan di belakang dengan pakaian kotor.
Ketika orang-orang desa melihat mereka, mereka terpesona oleh kecantikan gadis itu, tetapi terkejut dengan penampilan ibunya. Di antara orang yang melihat mereka, ada seorang pemuda mendekati dan bertanya, “Hai, gadis cantik. Apakah yang berjalan di belakang itu ibumu?”
Namun, apa jawaban anak gadis itu?
“Bukan,” katanya dengan angkuh. “Ia adalah pembantuku!
Pertanyaan tersebut tak hanya diajukan oleh satu orang. Selama perjalanan, sang gadis menghadapi pertanyaan yang sama. Namun, jawaban gadis itu tetap sama; orang di belakangnya bukanlah ibunya.
Ibu gadis itu awalnya menahan diri, tetapi setelah berkali-kali mendengar jawaban yang sama dan menyakitkan itu, dia akhirnya berdoa kepada Tuhan untuk menghukum anaknya yang durhaka.
“Ya Tuhan, hamba tak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba begitu teganya memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, tuhan hukumlah anak durhaka ini! Hukumlah dia….,” ujar sang ibu.
Perlahan-lahan, tubuh gadis itu mulai berubah menjadi batu, dimulai dari kakinya. Saat perubahan mencapai setengah tubuhnya, gadis itu meratap dan memohon ampun kepada ibunya.
”Oh, Ibu..ibu..ampunilah saya, ampunilah kedurhakaan anakmu selama ini. Ibu…Ibu…ampunilah anakmu..,” ringisnya.
Namun segalanya sudah terlambat. Seluruh tubuh gadis itu sudah berubah menjadi batu, tetapi matanya masih menitikkan air mata, sehingga batu itu dikenal sebagai "Batu Menangis."
Baca Juga: 20 Cerita Legenda, Menarik dan Penuh dengan Pesan Moral!
Dari cerita Batu Menangis, pesan moral yang dapat kita ambil adalah untuk senantiasa berbakti dan tidak boleh durhaka kepada orang tua, terutama ibu.
Kita juga tidak boleh sombong dan angkuh, terutama hanya karena merasa diri kita cantik. Kita harus ingat bahwa kita akan menua seperti sang ibu dan penampilan tak selamanya sama.
Selain itu, jangan lupa untuk senantiasa memperlakukan semua orang dengan baik tanpa memandang penampilan.