Sonora.ID - Dahulu asbes adalah salah satu material yang sering digunakan sebagai bahan atap dalam konstruksi bangunan, terutama rumah.
Asbes memiliki karakteristik permukaan yang bergerigi dan terbuat dari serat serta semen, yang membuatnya dikenal karena bobot yang ringan, kemudahan pemasangannya, dan harganya yang sangat ekonomis.
Namun, seiring berjalannya waktu, asbes telah berkurang penggunaannya, terutama oleh para pengembang real estate dalam proyek pembangunan rumah. I
ni disebabkan oleh berbagai alasan, termasuk variasi yang semakin luas dari jenis lembaran atap yang tersedia di pasar, serta adanya sejumlah kekurangan yang dianggap dapat membahayakan penghuni rumah.
Baca Juga: Pemkot Surabaya Rapid Massal Kerumunan di Kawasan Jalan Genteng Besar
Mengapa begitu banyak pengembang tidak lagi memilih asbes sebagai bahan atap untuk rumah?
Asbes terbuat dari mineral silikat atau serat kaca yang memiliki ukuran kecil dan tajam, sehingga partikel-partikel kecil ini dapat terlepas dari lembaran asbes dan jatuh, meningkatkan risiko terhirup oleh penghuni rumah.
Alasannya adalah karena hal ini memiliki potensi bahaya bagi kesehatan penghuni rumah, karena partikel-partikel kecil yang jatuh dan terhirup dapat menyebabkan cedera pada saluran pernapasan, merusak paru-paru, dan bahkan dapat berakibat fatal hingga menyebabkan kematian.
Sebuah studi yang dilakukan oleh The Institution of Occupational Safety and Health (IOSH) menemukan bahwa jumlah kematian yang terkait dengan asbes di kalangan pekerja konstruksi secara telah mencapai setidaknya 107.000 per tahun di seluruh dunia. Bahkan lebih banyak dari angka kematian di jalan raya setiap tahun akibat kecelakaan.
Dengan begitu penggunaan asbes dilarang di Inggris pada tahun 1999.
Sebelumnya, asbes digunakan di seluruh negara untuk berbagai jenis produk, termasuk papan
insulasi dan penutup atap. Saat ini, 62 negara telah menerapkan larangan penggunaan asbes dalam bahan konstruksi perumahan.
Pelarangan penggunaan asbes untuk atap rumah dapat menyebabkan sejumlah penyakit berbahaya yang di antaranya sebagai berikut:
1. Kanker paru-paru
Kanker paru-paru juga dapat disebabkan oleh asbes.
Bahayanya serupa dengan yang dialami oleh perokok.
Perokok yang terpapar asbes akan memiliki risiko terkena kanker yang jauh lebih tinggi.
2. Penebalan pleura
Biasanya, penebalan pleura muncul sebagai masalah setelah paparan asbes yang berkepanjangan.
Pleura pada lapisan paru-paru akan mengalami penebalan dan membesar.
Jika kondisinya semakin buruk, ini bisa menyebabkan sesak napas dan nyeri dada karena paru-paru dapat terjepit.
Baca Juga: Kecelakaan Maut di Sultan Agung Semarang, 1 Orang Meninggal Dunia
3. Asbestosis
Asbestosis adalah gangguan paru-paru serius yang disebabkan oleh paparan asbes berkepanjangan dan berlebihan, penyakit tersebut dapat ditandai oleh jaringan paru-paru yang mengalami kerusakan signifikan.
Dalam situasi ekstrem, penyakit ini dapat berakibat fatal dan menyebabkan masalah pernapasan yang serius.
4. Mesothelioma
Mesothelioma adalah jenis kanker yang memengaruhi pleura di paru-paru dan peritoneum yang melapisi saluran pencernaan bagian bawah. Hampir selalu, penyakit ini disebabkan oleh paparan asbes.
Selain itu, penggunaan asbes umumnya mengakibatkan suhu dalam ruangan lebih panas jika dibandingkan dengan penggunaan genteng tanah liat.
Meskipun ringan, bahan asbes sangat rapuh dan mudah rusak, sehingga perlu berhati-hati selama proses pemasangan dan pendistribusian.
Asbes juga mudah pecah ketika terkena sesuatu benda dari atas.
Saat ini, bangunan seperti pabrik, gudang, dan sejenisnya yang masih menggunakan asbes untuk atapnya, namun, bangunan rumah dengan atap asbes dianggap tidak menarik secara estetika dan tidak enak dipandang dari segi visual sehingga sudah mulai ditinggalkan.
Baca Juga: 4 Cara Cerdik dan Cepat Atasi Atap Bocor Tanpa Harus Memanjat Genteng
Penulis: Arkan Pradipta