Suatu malam, ia diberi petunjuk bahwa untuk menyelamatkan anaknya, ia harus pergi ke Gunung Gundul untuk bertemu dengan seorang petapa.
Tanpa pikir panjang, Mbok Sirni langsung pergi ke Gunung Gundul. Ketika pulang, Mbok Sirni mendapatkan empat bungkusan kecil dari petapa, yaitu biji mentimun, jarum, garam, dan terasi sebagai penangkal. Mbok Sirni memberikan bungkusan kecil tersebut kepada Timun Mas dan memintanya berdoa.
Ketika Buto Ijo datang lagi, ia meminta Timun Mas keluar melalui pintu belakang. Buto Ijo mengejar gadis itu, namun Timun Mas mengingat bungkusan yang diberikan oleh petapa.
Baca Juga: 5 Contoh Cerita Legenda Berbahasa Indonesia, Bisa Jadi Bahan Belajar
Ia pun menabur biji mentimun di hutan, yang tumbuh menjadi ladang mentimun yang lebat. Raksasa memakannya dan mendapatkan tenaga tambahan. Kemudian, Timun Mas menaburkan jarum, yang berubah menjadi pohon-pohon bambu tajam dan melukai kaki raksasa, tetapi raksasa tetap mengejar dengan kaki yang berdarah-darah.
Ketika raksasa masih terus mengejar, Timun Mas menaburkan garam, yang mengubah hutan menjadi lautan luas. Namun, raksasa masih bisa melewatinya. Akhirnya, Timun Mas membuka bungkusan terasi, menciptakan lautan mendidih yang menenggelamkan raksasa. Setelah berhasil mengalahkan raksasa, Timun Mas dapat hidup bahagia bersama Mbok Sirni.
Dari cerita rakyat Timun Mas, pesan moral yang dapat kita ambil adalah mengetahui bahwa setiap masalah yang kita hadapi pasti ada jalan keluarnya asalkan kita berusaha.
Namun, kita juga harus belajar menepati janji yang telah kita buat kepada orang lain agar dapat hidup dengan tenang tanpa ketakutan atau kekhawatiran.