Solo, Sonora.ID – Kebakaran yang melanda TPA Putri Cempo yang terletak di Mojosongo, Kota Surakarta pada Sabtu (16/09/2023) hingga kini belum tuntas dipadamkan.
Upaya terbaik kembali dilakukan untuk memadamkan TPA Putri Cempo yang sudah 3 hari belum bisa dipadamkan.
Salah satu upaya yang dilakukan oleh pihak Pemkot Surakarta adalah dengan memadamkan kebakaran dari udara, atau biasa disebut dengan water bombing.
Water bombing ini didukung dengan helikopter super puma yang menjatuhkan air dari atas dengan maksud supaya api cepat dipadamkan dan tidak lagi meluas.
Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, menyebutkan bahwa cuaca Kota Solo yang panas dan juga angin adalah faktor yang mempengaruhi api yang membakar TPA Putri Cempo sangat cepat menyebar dan sulit dipadamkan.
Baca Juga: Pemprov Jabar Siapkan Lahan Sementara untuk Tampung Sampah
“Kendala dari sulitnya pemadaman api di TPA Putri Cempo ini dipengaruhi oleh cuaca panas dan angin. Water bombing juga dilakukan lagi pada hari ini. Proses water bombing sudah dilaksanakan dari tadi pagi,” ucapnya.
Gibran menjelaskan bahwa upaya water bombing ini akan terus dilakukan hingga TPA Putri Cempo benar-benar tuntas dipadamkan.
“Water bombing pasti akan terus dilakukan sampai apinya padam, ya,” jelasnya.
Gibran juga mengungkap bahwa tambahan satu unit helikopter untuk mempercepat proses pemadaman api di TPA Putri Cempo ini dirasa tidak diperlukan.
Putra Sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa pada Selasa (19/09/2020), helikopter sudah sebanyak 80 kali menumpahkan air dari udara.
Disebutkan juga oleh Gibran jika pada Rabu (20/09/2023) akan mencoba 3 kali putaran water bombing dengan masing-masing putaran akan menumpahkan air sebanyak 80 kali.
“Kemarin sudah dilakukan sebanyak 80 kali tumpahan air untuk satu putaran. Kalau hari ini dicoba tiga putaran. Jadi 80 dikali tiga,” jelasnya.
Wali Kota Solo ini menyebutkan bahwa water bombing ini sangat efektif untuk pemadaman kebakaran TPA Putri Cempo.
Namun sayangnya pada malam hari, angin yang berhembus di wilayah Kota Solo cukup kencang, sehingga menimbulkan bebrapa titik api baru.
“Mungkin kendalanya ya kalua malam itu anginnya kencang, jadi titik apinya juga bertambah lagi. Itu tidak mungkin bisa sekali atau sehari selesai dipadamkan,” ucapnya.
tpaBaca Juga: Didaur Ulang, Sampah Karton Bekas di Java Jazz Festival Tak Bebani TPA