Solo, Sonora.ID – Seorang balita yang berusia 4 tahun itu dipaksa menanggung rasa sakit yang luar biasa lantaran kekerasan yang dilakukan oleh ibu kandungnya sendiri.
Tindak kekerasan yang dilakukan oleh seorang ibu ini sebetulnya sudah dirasakan oleh warga setempat, itu Desa Sobokerto, Boyolali.
Warga sekitar berprasangka bahwa ibu dari balita ini memang merupakan sosok dibalik tindak kekerasan yang dilakukan kepada balita ini.
Warga Desa Sobokerto akhirnya serentak untuk menyelamatkan anak tersebut saat melihat korban diikat di pohon pisang di belakang rumahnya pada Rabu (06/09/2023) lalu.
Baca Juga: Dua Remaja Dianiaya Polisi di Grobogan, Dipaksa Dengar Knalpot Digas
Setelah mencapai kesepakatan, warga Sobokerto sepakat untuk menolong balita ini yang diketahui adalah seorang perempuan.
Perlakuan ibu kandung dengan inisial AT ini dilaporkan oleh warga ke Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Boyolali.
Kondisi korban saat ditemukan oleh warga sekitar adalah diikat di pohon pisang dengan satu kakinya terikat pada batangnya pada siang hari.
Warga yang menolong korban pun memeriksa bagian tubuh dari gadis kecil ini dan menemukan bahwa bagian belakang tubuhnya sudah membiru, diduga akibat pemukulan oleh ibunya.
Sebelumnya, sudah banyak warga yang mendengar suara rebut-ribut dari dalam rumah AT.
Warga bersaksi mendengar suara ribut-ribut itu baik pada pagi, siang, sore, atau bahkan tengah malam.
“Saya merada budek mendengar keributkan di dalam rumahnya itu,” ucap AND, warga Desa Sobokerto.
Saksi juga menyebutkan bahwa korban yang berinisial T ini sering sekali terlihat pucat dan hanya diam.
Baca Juga: Kemen PPPA Dukung Percepatan Proses Hukum Kasus Kekerasan Seksual Ajang Miss Universe Indonesia
ADN juga mengungkapkan bahwa jika korban diberi makanan oleh pedagang sayur juga tidak pernah mau ambil dan wajahnya terlihat seperti wajah ketakutan.
“Bahkan semisal ada pedang sayur yang memberi makanan ke anak itu pasti tidak pernah diterima, wajahnya selalu ketakutan,” ucapnya.
TN yang merupakan tetangga lain dari AT juga mengatakan bahwa T juga pernah dikurung di kamar mandi oleh ibunya.
TN mengatakan bahwa ia selalu mendengar suara ribut-ribut dari dalam rumahnya.
“Saya tidak tau masalahnya apa, tapi setiap hari pasti ribut. Suaranya kencang sekali. Harusnya AT sudah dibawa ke RSJ,” ucapnya.
Kepalada DP2KBP3A Boyolali, Ratri S. Survivalina, sudah membenarkan laporan tersebut.
Saat ini korban dirawat di Lembaga Kesejahteraan Sosial Anak (LKSA) di wilayah Ngemplak.
Baca Juga: Dugaan Kekerasan PAUD di Banjarmasin. Kak Seto Turun Tangan, Disdik Minta Cabut Laporan
Penulis: Naila Suci