Amir bercerita alasannya berbuat demikian. Nasarudin tertawa. Nasarudin berujar, "Begini ya, Amir. Bukan begitu maksud pesan ayahmu dulu. Namun, pergilah sebelum matahari terbit dan pulanglah sebelum malam. Jadi, tidak mengapa engkau terkena sinar matahari".
Setelah memberi nasihat, Nasarudin pun memberi pinjaman uang kepada Amir. Amir disuruhnya berdagang sebagaimana dilakukan ayahnya dulu.
Amir lalu berjualan makanan dan minuman. Ia berjualan siang dan malam. Pada siang hari, Amir menjajakan makanan, seperti nasi kapau, lemang, dan es limau. Malam harinya ia berjualan martabak, sekoteng, dan nasi goreng. Lama-kelamaan usaha Amir makin maju. Sejak itu, Amir menjadi saudagar kaya.
2. Abu Nawas dan Botol Ajaib
Kisah Abu Nawas dimulai ketika Raja Harun Ar-Rosyid memanggil Abu Nawas di istana. Setiba di istana Abu Nawas disambut dengan senyuman oleh baginda raja. Maksud dan tujuan Abu Nawas di panggil ke istana tidak lain untuk menyelesaikan masalah baginda Raja Harun Ar-Rosyid.
Baginda mengalami sakit perut yang cukup sering dan berdasarkan pemeriksaan tabib istana, baginda raja mengalami serangan angin. Abu Nawas hanya terheran dan bingung dengan ucapan baginda.
Kemudian dia memberanikan diri untuk bertanya kepada baginda pekerjaan apa yang sebenarnya akan ditugaskan kepadanya.
"Tangkap dan penjarakan angin itu untukku", perintah baginda sekaligus menjawab pertanyaan Abu Nawas tersebut. Dan betapa terkejutnya Abu Nawas tentang perintah yang diberikan kepadanya. Abu Nawas hanya diberi waktu tiga hari untuk menyelesaikan tugas dari baginda raja tersebut.
Dalam perjalanan pulang ke rumah, Abu Nawas hanya terdiam dan bingung mencari cara bagaimana mungkin untuk menangkap angin. Padahal, angin adalah sesuatu yang tidak bisa dilihat bahkan ditangkap. Waktu terus berjalan, hingga pada hari kedua Abu Nawas tidak mendapatkan cara untuk menyelesaikan perintah raja. Abu Nawas terus berpikir keras hingga ia tersadar tentang jin yang juga tidak bisa terlihat.
Abu Nawas dengan sangat gembira menyiapkan botol dan bergegas menuju istana untuk bertemu dengan baginda Raja. Saat tiba di istana, baginda langsung bertanya keberadaan angin yang diperintahkan kepada Abu Nawas. Diberikan botol yang dibawa kepada baginda dan menunjukkan bahwa angin ada di dalam botol.
Baginda membuka botol sesuai dengan arahan Abu Nawas. Betapa terkejutnya baginda Raja dengan bau busuk yang keluar dari botol tersebut dan bertanya kepada Abu Nawas bau apa yang busuk itu. Dengan ketakutan, Abu Nawas menjelaskan bahwa itu adalah angin kentut dirinya dan menutup botol agar angin tidak keluar.
Baginda tidak marah karena yang dijelaskan oleh Abu Nawas sangat masuk akal. Ia mendapatkan imbalan karena selesai menjalankan perintah baginda Raja Harun Ar-Rosyid.
Demikian paparan mengenai berbagai contoh hikayat pendek yang singkat dan menarik untuk dibaca sebagaimana di atas. Semoga bermanfaat.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: Hikayat: Pengertian, Karakteristik, Jenis dan Contoh