Namun perlu diperhatikan bahwa puasa tersebut niatnya adalah puasa Senin-Kamis atau puasa Daud, bukan dikhususkan untuk Maulid Nabi.
Dosen Fakultas Dirasah Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ustaz Hengky Ferdiansyah menjelaskan tidak ada spesifik istilah puasa Maulid Nabi. Namun bukan berarti tidak diperbolehkan untuk puasa.
“Saya udah baca fatwa darul Ifta Mesir, hukumnya boleh puasa di hari Nabi dilahirkan. Tapi memang tidak ada spesifik disebut ‘puasa maulid Nabi’,” demikian penjelasan Ustaz Hengky dikutip dari KompasTV.
Asal diperbolehkannya untuk berpuasa di bulan Maulid Nabi yaitu pada sebuah hadis.
Dari Abu Qatadah al-Anshari radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang kebiasaan beliau berpuasa hari senin. Beliau menjawab,
ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ، وَيَوْمٌ بُعِثْتُ
“Itu adalah hari dimana aku dilahirkan dan hari aku diutus.” (HR. Muslim).
Dalam riwayat lain, yaitu dari Usamah bin Zaid, beliau ditanya tentang alasan sering melaksanakan puasa senin dan kamis. Jawab beliau,
ذَانِكَ يَوْمَانِ تُعْرَضُ فِيهِمَا الْأَعْمَالُ عَلَى رَبِّ الْعَالَمِينَ، فَأُحِبُّ أَنْ يُعْرَضَ عَمَلِي وَأَنَا صَائِمٌ
“Dua hari ini dilaporkan amal kepada Rabbul alamin, dan aku ingin, ketika amalku dilaporkan, aku dalam kondisi puasa.” (HR. An-Nasa’i, dan dinilai hasan shahih oleh al-Albani).
Dari penjelasan di atas, apakah boleh puasa di hari Maulid Nabi 12 Rabiul Awal, maka jawabannya boleh namun tidak ada puasa spesifik yang diajarkan dalam Islam.
Umat Islam boleh berpuasa, dengan niat seperti puasa Senin-Kamis, puasa Daud dan puasa sunnah lainnya.
Wallahu a'lam bisshowab.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News