Setelah itu, Khaizuran juga menyambangi Makkah dan memerintahkan hal serupa kepada penduduk Makkah. Perayaan Maulid Nabi di Makkah dilakukan di rumah-rumah penduduk.
Diketahui Khaizuran adalah orang berpengaruh di masa pemerintahan tiga khalifah Dinasti Abbasiyah, yaitu pada masa Khalifah al-Mahdi bin Mansur al-Abbas (suami), Khalifah al-Hadi dan Khalifah al-Rasyid (putra).
Karena itulah, sosoknya dapat menggerakkan masyarakat Muslim di Arab, termasuk untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.
Khaizuran dikenal sebagai sosok yang sangat memperhatikan tentang Nabi Muhammad dan situs-situs sejarah peninggalan Nabi.
Salah satunya dengan memprakarsai penghormatan terhadap kelahiran Rasulullah SAW.
Baca Juga: 2 Khutbah Jumat Tentang Maulid Nabi Muhammad SAW, Bisa Jadi Referensi
Peringatan Maulid Nabi di Indonesia
Seluruh umat Muslim di dunia, termasuk Indonesia kini merayakan Maulid Nabi SAW.
Di Indonesia, masyarakat memiliki cara dan tradisi masing-masing untuk memperingatinya.
Misalnya di daerah Jawa, ada peringatan yang dikenal dengan Grebeg Mulud.
Di Sulawesi Selatan, terdapat peringatan Maulid Akbar atau disebut Maudu Lompoa.
Tradisi ini dilakukan dengan arakan replika perahu Pinisi yang dihias dengan beraneka ragam kain sarung dan dipamerkan di tepi sungai.
Setelah dipamerkan, replika akan diarak keliling desa berbarengan dengan tabuhan gendang.
Dalam sejarah, Maulid Nabi Muhammad SAW juga ternyata juga diperingati oleh Nabi sendiri.
Adapun caranya dengan melaksanakan puasa.
Diriwayatkan dari Abi Qatadah al-Ansari, sesungguhnya Rasulullah pernah ditanya tentang puasa hari Senin, beliau menjawab : Pada hari itu aku dilahirkan, dan pada hari itu diturunkannya Al-Qur’an kepadaku (HR.Muslim).
Demikian ulasan tentang bagaimana sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW yang sudah dilakukan sejak tahun kedua Hijriyah. Wallahu a'lam.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News