Sri Mulyo juga menambahkan bahwa peserta pembinaan ini tidak hanya berasal dari Karanganom saja, melainkan juga ada yang berasal dari Kecamatan Ngawen, Ceper, Tulung, bahkan juga ada yang dari Kabupaten Boyolali, tepatnya dari Kecamatan Musuk dan Mojosongo.
“Pesertanya tidak hanya berasal dari Karanganom. Ada juga yang berasal dari Kecamatan Ngawen, Ceper, Tulung. Selain itu juga ada yang dari luar Kabupaten Klaten, ada yang dari kecamatan Musuk dan Mojosongo dari Kabupaten Boyolali,” tambahnya.
Para peserta yang mengikuti pembinaan ini diberikan kebebasan untuk belajar melakukan aktivitas secara mandiri. Sebagai contoh belajar cara mandi sendiri, makan sendiri, atau memakai dan melepas baju sendiri.
Baca Juga: Truk Muatan Es Hantam Gerobak Bakso di Sragen, Satu Korban Tewas
Sri Mulyo berkata bahwa orang tua peserta merasakan perubahan setelah peserta mengikuti program pembinaan ini.
Dari yang awalnya para ABK dan difabel hanya menghabiskan waktu mereka di rumah, kini mereka sudah bisa melakukan banyak hal sendiri.
“Setelah menjalani program ini selama 2-3 bulan, para peserta yang awalnya di rumah saja, kini sudah bisa melakukan banyak hal sendiri. Orang tua dan anak sangat merasakan adanya perubahan perilaku ini,” ucapnya.
Penulis: Naila Suci