Makassar, Sonora.ID - Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan, Bahtiar Baharuddin, bersama Forkopimda meninjau harga kebutuhan pokok di dua pasar tradisional yakni Pasar Pa'baeng - baeng dan Terong, Rabu (27/9/2023).
Hasil peninjauan ditemukan sejumlah komoditas pokok menunjukkan kenaikan harga. Misalnya beras premium, harganya naik 2 ribu rupiah.
Bahkan beras medium, kenaikan harganya cukup tinggi yakni hingga 3 ribu rupiah.
Padahal beras medium sebagian besar dikonsumsi oleh masyarakat.
Komoditas lain yang harganya naik yakni, jeruk nipis dari 10 ribu menjadi 18 ribu rupiah per kilogram.
Baca Juga: DJP: Sulsel Realisasikan Penerimaan Pajak Rp9,93 Triliun hingga Agustus 2023
Bahtiar mengatakan, kenaikan harga jeruk nipis menjadi atensi. Ini mengingat hampir seluruh kuliner khas Sulawesi Selatan, seperti coto, menggunakan jeruk nipis sebagai pendamping utama.
"Daun bawang dan minyak naik sedikit. Tahu tadinya, 5 ribu bisa dapat 5 biji, sekarang 5 ribu hanya dapat 5 biji. Kalau tempe stabil. Ayam potong naik 2 ribu," ujar Bahtiar kepada wartawan usai peninjauan.
Menurut Bahtiar, adanya kenaikan harga yang cukup signifikan tersebut dipastikan menyebabkan inflasi.
Untuk itu, pihaknya segera mangambil langkah mengatasi kondisi tersebut.
Salah satu strategi jangka pendek yang akan dilakukan adalah dengan menggelar pasar murah dua kali sepekan.
"Kami dengan Bulog sepakat setiap Senin dan Selasa harua ada pasar murah. Bisa juga memanfatkan hari-hari tertentu seperti car free day, supaya UMKM juga bergerak," ungkapnya.
Sedangkan, untuk strategi jangka panjang, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) akan menyusun langkah konkrit guna mengurai masalah distribusi bahan pokok dari hulu ke hilir.
Bahtiar menyebut, ada dua konsep yang bisa diterapkan, yakni ketahanan pangan dan daulat pangan.
Baca Juga: Sulsel Targetkan Tanam 200 Juta Pohon Pisang Dalam Setahun
"Kalau ketahanan pangan itu kita cari pengganti jika ada komoditas kurang. Kalau daulat pangan, kita tingkatkan produksi agar daerah bisa surplus. Intinya kita mau pastikan semua bahan pokok cukup mencukupi agar tidak ada gejolak," tegasnya.
Lebih lanjut, Bahtiar juga menginstruksikan instansi terkait seperti Bulog dan Dinas Perdagangan Kabupaten/Kota aktif turun ke pasar mengecek harga pangan.
Ini sebagai langkah mengantisipasi gejolak harga.
"Operasi pasar harus dimaksimalkan kalau perlu di pasar setiap hari. Jangan terlalu banyak di kantor. Kamu turun di pasar sisa lapor Bupati Wali Kota. Bisa kerja di mana saja. Banyak turun di masyarakat," ucapnya.
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulsel, Causa Iman Karana, menuturkan, meski harga sejumlah kebutuhan pokok di pasar tradisional mengalami kenaikan, namun inflasi Sulsel masih tergolong stabil yakni 3,1 persen.
Kendati demikian, dirinya mengapresiasi gerak cepat Pj Gubernur Sulsel menjaga kestabilan harga kebutuhan pokok melalui operasi pasar maupun pasar murah.
"Sangat kami apresiasi langkah yang dilakukan Pj Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar. Hal ini bagian dari sinergitas TPID menjaga kestabilan harga," imbuhnya.