Sonora.ID - Berikut adalah paparan mengenai berbagai contoh ceramah singkat tentang ikhlas yang dapat dijadikan motivasi para Muslim.
Penting bagi seorang Muslim untuk memahami dan mengamalkan prinsip ikhlas dalam setiap tindakan ibadahnya.
Sebagaimana yang kita tahu, ikhlas, atau tulus ikhlas dalam beribadah, memainkan peran kunci dalam membuat bahwa amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT.
Adapun dalam artikel ini, guna semakin memotivasi pembaca, Sonora akan menyajikan berbagai contoh ceramah singkat yang mengangkat tema ikhlas.
Dalam konteks ceramah semacam ini, guna semakin menyentuh hati para audiens, para penceramah dapat menghadirkan kisah-kisah inspiratif, nasihat bijak, dan tuntunan agama yang memotivasi untuk berusaha mencapai ikhlas dalam beribadah.
Mengaplikasikan ikhlas dalam kehidupan sehari-hari adalah langkah awal untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan tulus dan penuh keikhlasan. Artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang lima contoh ceramah singkat yang membahas pentingnya ikhlas dalam beramal, memberikan pencerahan, dan menginspirasi para pendengarnya.
Maka, untuk tahu lebih jauh, simak paparan berikut ini.
Contoh Ceramah Singkat tentang Ikhlas
Baca Juga: 2 Contoh Ceramah Tahun Baru Islam 1 Muharram 1445 H
1. Contoh 1
"Assalamu ‘alaikum warrahmatullohi wabaro kaatuuh.
Hadirin yang senantiasa dalam lindungan Allah SWT, marilah kita bersyukur atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya yang tak pernah putus hingga saat ini.
Mari pula bersyukur karena dapat mengenal sosok Nabi Muhammad SAW, sang teladan umat.
Pembawa kebenaran yang namanya dikenang dan dikenal sebagai sosok luar biasa.
Semoga kelak, kita bisa dikumpulkan bersamanya. Aamiin ya Robba ‘Aalamiin.
Dalam menjalani kehidupan, kita sering kali mendengar dan mengatakan 'Aku ikhlas kok, udah, ikhlasin aja' atau kalimat yang mirip dengan itu.
Yang menjadi pertanyaannya adalah, benarkah kita sudah ikhlas?
Tidak dapat kita pungkiri, bahwa ikhlas adalah salah satu amal hati yang sangat sulit, tingkatannya pun sudah tinggi.
Dalam hal ini, Imam Al Ghazali pernah mengatakan, 'hakikat ikhlas ialah kemurnian niat dari hal-hal yang bisa mengotorinya'.
Dan biasanya, para ulama sering menganalogikan ikhlas layaknya surat Al-Ikhlas dalam Al-Qur'an.
Ia disebut surat Al-Ikhlas, padahal di dalamnya tak satupun ada kata ikhlas.
Umat Islam diperintahkan untuk selalu ikhlas atas ketetapan-Nya, termasuk atas ibadah salat yang telah diperintahkan Nya.
Sebagaimana yang terdapat di dalam salah satu ayat Al-Qur'an:
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَوَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ
"Wa mā umirū illā liya'budullāha mukhliṣīna lahud-dīna ḥunafā`a wa yuqīmuṣ-ṣalāta wa yu`tuz-zakāta wa żālika dīnul-qayyimah."
Artinya: “Padahal mereka hanya diperintah menyembah Allah dengan ikhlas menaati-Nya semata-mata karena (menjalankan) agama, dan juga agar melaksanakan salat dan menunaikan zakat
dan yang demikian itulah agama yang lurus (benar).” (QS Al-Bayyinah: 5)
Dalam ayat tersebut mengandung beberapa hal penting yang harus dicermati.
Pertama, kita hanya boleh beribadah kepada Allah SWT saja, tanpa menyekutukannya.
Baca Juga: 10 Contoh Ceramah Singkat tentang Ikhlas, Menyentuh Hati dan Sanubari!
2. Contoh 2
"Sahabat muslim yang dirahmati oleh Allah, saya ingin menyampaikan ceramah singkat tentang ikhlas di dalam kehidupan.
Ada banyak dimensi bentuk ikhlas di dalam kehidupan kita, yaitu ikhlas dalam melakukan pekerjaan, ikhlas dalam melakukan ibadah, ikhlas dalam beramal, dan masih banyak lagi.
Di dalam konteks ibadah, bersikap ikhlas adalah menjalankan ibadah dengan penuh rasa ikhlas karena Allah SWT dan bukan karena sikap lainnya.
Jika tidak dilandasi dengan keikhlasan, maka agama yang kita anut saat ini akan menjadi lebih runyam.
Seolah tidak ada efek atau hal yang membekas dari agama itu sendiri.
Banyak orang jadi sibuk dengan urusan dunianya dan tidak menempatkan agama sebagai sesuatu yang utama dalam hidupnya.
Semoga kita dihindarkan dari sikap-sikap seperti itu.
Dengan melakukan ikhlas dalam beragama, maka segala urusan dalam hidup akan menjadi lebih baik, lebih tenang, dan lebih terang, sehingga beragama menjadi lebih mudah.
Sikap ikhlas ini sangat penting untuk dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Hal ini karena segala amalan yang tidak disadari dengan sikap ikhlas, maka tidak akan sah di mata Allah SWT.
Semakin ikhlas seseorang dalam melakukan amal kebaikan, maka akan semakin besar juga balasan yang diterima oleh kita dan amalan itu pun akan semakin bernilai di mata Allah SWT.
Sekian ceramah singkat tentang ikhlas ini, semoga berguna dan bermanfaat untuk kita semua."
Baca Juga: 9 Contoh Ceramah Singkat Tentang Sabar
3. Contoh 3
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Hadirin rohimakumulloh,
Puji dan Syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas limpahan rahmat serta berkah-Nya kepada kita, umat Islam. Shalawat dan salam kita curah limpahkan kepada junjunan alam Nabi Muhammad saw., keluarganya, sahabatnya, dan semua pengikutnya.
Hadirin rohimakumulloh,
Syarat diterimanya ibadah adalah rasa ikhlas sebagaimana firman Allah Swt:
وَلَـقَدۡ اُوۡحِىَ اِلَيۡكَ وَاِلَى الَّذِيۡنَ مِنۡ قَبۡلِكَۚ لَٮِٕنۡ اَشۡرَكۡتَ لَيَحۡبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُوۡنَنَّ مِنَ الۡخٰسِرِيۡنَ
Dan Sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu. “Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu Termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Az-Zumar: 65).
Dengan ikhlas kita tidak akan tersesat ke jalan yang tidak diridhoi Allah, tidak akan menjadi orang yang riya’ atau sombong, karena sombong itu merupakan sifatnya setan. Syaitan berkata:
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأرْضِ وَلأغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (٣٩) إِلا عِبَادَكَ مِنْهُمُ الْمُخْلَصِينَ (٤٠)
“Ya Tuhanku, oleh karena Engkau telah menetapkanku sesat, sungguh akan kuusahakan agar anak manusia memandang indah segala yang tampak di bumi dan aku akan sesatkan mereka semua. Kecuali hamba-hambaMu dari antara mereka yang ikhlas. (QS.Al-Hijr: 39-40).
Seseorang yang ikhlas ibarat orang yang sedang membersihkan beras dari kerikil-kerikil dan batu-batu kecil di sekitar beras. Maka, beras yang dimasak menjadi nikmat dimakan. Tetapi, jika beras itu masih kotor, ketika nasi dikunyah akan tergigit kerikil dan batu kecil.
Demikianlah keikhlasan, menyebabkan beramal menjadi nikmat, tidak membuat lelah, dan segala pengorbanan tidak terasa berat. Sebaliknya, amal yang dilakukan dengan riya’ akan menyebabkan amal tidak nikmat.
Pelakunya akan mudah menyerah dan selalu kecewa. Tetapi banyak dari kita yang beribadah tidak berlandaskan rasa ikhlas kepada Allah Swt., melainkan dengan sikap riya’ atau sombong supaya mendapat pujian dari orang lain. Hal inilah yang dapat menyebabkan ibadah kita tidak diterima oleh Allah Swt.
Hadirin rohimakumulloh.
Menurut bahasa, ikhlas bermakna bersih dari kotoran dan menjadikan sesuatu bersih dari kotoran. Sedangkan menurut istilah, ikhlas berarti niat mengharap ridha Allah saja dalam beramal tanpa menyekutukan-Nya dengan yang lain.
Oleh karena itu, bagi seorang muslim sejati makna ikhlas adalah ketika ia mengarahkan seluruh perkataan, perbuatan, dan jihadnya hanya untuk Allah, mengharap ridha-Nya, dan kebaikan pahala-Nya tanpa melihat pada kekayaan dunia, tampilan, kedudukan, kemajuan atau kemunduran.
Dengan demikian, muslim tersebut menjadi tentara fikrah dan akidah, bukan tentara dunia dan kepentingan.
Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku.” Dan yang berkarakter seperti itulah yang mempunyai semboyan “Allahu Ghayaatunaa”, yang artinya Allah adalah tujuan kami, dalam segala aktivitas dalam mengisi kehidupan.
Hadirin rohimakumulloh.
Baca Juga: 8 Contoh Kultum Singkat tentang Kejujuran yang Mudah Dipahami
4. Contoh 4
"Assalamu ‘alaikum warrahmatullohi wabaro kaatuuh
Innalhamda lillaah nahmaduhu wanasta’iinuhu wanastaghfiruhu wa na’uudzu billaahi min syururi anfusinaa wamin sayyiaati a’maalinaa man yahdillahu falaa mudhillalahu wamay yudhlill falaa hadiyalahu.
Asyhadu allaa ilaha illalloh wahdahu laa syariika lahu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu warosuluhu laa nabiya ba’dah. Allohumma sholli wasallim wa baarik ‘ala rosuulillaahi wa’alaa alihi wa ashhabihi waman walaahu. ammaa ba’du.
Jemaah yang dirahmati Allah SWT, dalam kesempatan kali ini, izinkan saya menyampaikan ceramah singkat tentang ikhlas yang menjadi syarat diterimanya amal.
Seperti diketahui, umat Islam dituntun oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW untuk senantiasa memperbanyak perbuatan baik.
Berbuat baik sebenarnya adalah inti dari tujuan diturunkannya Islam ke dunia melalui Nabi Muhammad S.A.W
Sebagai inti ajaran Islam, tentu sikap baik ini juga harus termasuk dalam pandangan Allah SWT, bukan hanya manusia.
Jika dipelajari secara mendalam, semua ayat dalam Al-Qur'an dan tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam sunah-sunahnya adalah berisi kebaikan.
Dalam salah satu ayat Al-Qur'an, Allah SWT dengan jelas memerintahkan umat Islam untuk berbuat baik.
وَأَنفِقُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا تُلْقُوا۟ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى ٱلتَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوٓا۟ ۛ إِنَّ ٱللَّهَيُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
"Wa anfiqụ fī sabīlillāhi wa lā tulqụ bi`aidīkum ilat-tahlukati wa aḥsinụ, innallāha yuḥibbul-muḥsinīn."
Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan
dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik,” (QS Al-Baqarah: 195)
Dalam surat yang lain, Allah SWT juga memberi kepastian bahwa balasan kebaikan adalah kebaikan juga.
هَلْ جَزَآءُ ٱلْإِحْسَٰنِ إِلَّا ٱلْإِحْسَٰنُ
"Hal jazā`ul-iḥsāni illal-iḥsān."
Artinya: “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula),” (QS Ar Rahman: 60)
Namun, Islam mensyaratkan standar yang tinggi dalam perbuatan baik yang dilakukan.
Maksudnya, kebaikan saja tidak akan cukup karena belum tentu menjadi amal yang diterima oleh Allah SWT.
Jika tidak cukup dengan kebaikan, lalu apa lagi? Islam tidak hanya menuntut untuk berbuat baik, tapi juga harus diiringi dengan rasa ikhlas.
Ini menjadi syarat utama diterimanya perbuatan baik yang dilakukan oleh manusia.
Ikhlas dalam berbuat baik atau beribadah, berarti melakukannya semata-mata mengharap rida Allah SWT, bukan yang lain.
Orang yang ikhlas tidak mengharapkan pujian dari manusia dan tidak pamer karena sudah merasa cukup amal perbuatannya hanya ditujukan kepada Allah SWT.
Dalam ayat lain disebutkan:
قُلْ أَمَرَ رَبِّى بِٱلْقِسْطِ ۖ وَأَقِيمُوا۟ وُجُوهَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَٱدْعُوهُ مُخْلِصِينَلَهُ ٱلدِّينَ ۚ كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُونَ
"Qul amara rabbī bil-qisṭ, wa aqīmụ wujụhakum ‘inda kulli masjidiw wad’ụhu mukhliṣīna lahud-dīn, kamā bada`akum ta’ụdụn."
Artinya: “Katakanlah: ‘Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan’. Dan (katakanlah): ‘Luruskanlah muka (diri) mu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya.
Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepada-Nya)”. (QS Al-A’raf: 29)
Jelas sekali diterangkan dalam ayat-ayat tersebut bahwa umat Islam diperintahkan untuk melakukan semua amal perbuatan baik dengan ikhlas.
Demikian ceramah singkat tentang ikhlas ini saya sampaikan. Atas perhatiannya saya sampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."
5. Contoh 5
"Assalamu ‘alaikum warrahmatullohi wabaro kaatuuh
Innalhamda lillaah nahmaduhu wanasta’iinuhu wanastaghfiruhu wa na’uudzu billaahi min syururi anfusinaa wamin sayyiaati a’maalinaa man yahdillahu falaa mudhillalahu wamay yudhlill falaa hadiyalahu.
Asyhadu allaa ilaha illalloh wahdahu laa syariika lahu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu warosuluhu laa nabiya ba’dah. Allohumma sholli wasallim wa baarik ‘ala rosuulillaahi wa’alaa alihi wa ashhabihi waman walaahu. ammaa ba’du.
Jemaah yang dirahmati Allah SWT, dalam kesempatan kali ini, izinkan saya menyampaikan ceramah singkat tentang ikhlas yang menjadi syarat diterimanya amal.
Seperti diketahui, umat Islam dituntun oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW untuk senantiasa memperbanyak perbuatan baik.
Berbuat baik sebenarnya adalah inti dari tujuan diturunkannya Islam ke dunia melalui Nabi Muhammad S.A.W
Sebagai inti ajaran Islam, tentu sikap baik ini juga harus termasuk dalam pandangan Allah SWT, bukan hanya manusia.
Jika dipelajari secara mendalam, semua ayat dalam Al-Qur'an dan tuntunan Nabi Muhammad SAW dalam sunah-sunahnya adalah berisi kebaikan.
Dalam salah satu ayat Al-Qur'an, Allah SWT dengan jelas memerintahkan umat Islam untuk berbuat baik.
وَأَنفِقُوا۟ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ وَلَا تُلْقُوا۟ بِأَيْدِيكُمْ إِلَى ٱلتَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوٓا۟ ۛ إِنَّ ٱللَّهَيُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
"Wa anfiqụ fī sabīlillāhi wa lā tulqụ bi`aidīkum ilat-tahlukati wa aḥsinụ, innallāha yuḥibbul-muḥsinīn."
Artinya: “Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan
dan berbuat baiklah karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik,” (QS Al-Baqarah: 195)
Dalam surat yang lain, Allah SWT juga memberi kepastian bahwa balasan kebaikan adalah kebaikan juga.
هَلْ جَزَآءُ ٱلْإِحْسَٰنِ إِلَّا ٱلْإِحْسَٰنُ
"Hal jazā`ul-iḥsāni illal-iḥsān."
Artinya: “Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula),” (QS Ar Rahman: 60)
Namun, Islam mensyaratkan standar yang tinggi dalam perbuatan baik yang dilakukan.
Maksudnya, kebaikan saja tidak akan cukup karena belum tentu menjadi amal yang diterima oleh Allah SWT.
Jika tidak cukup dengan kebaikan, lalu apa lagi? Islam tidak hanya menuntut untuk berbuat baik, tapi juga harus diiringi dengan rasa ikhlas.
Ini menjadi syarat utama diterimanya perbuatan baik yang dilakukan oleh manusia.
Ikhlas dalam berbuat baik atau beribadah, berarti melakukannya semata-mata mengharap rida Allah SWT, bukan yang lain.
Orang yang ikhlas tidak mengharapkan pujian dari manusia dan tidak pamer karena sudah merasa cukup amal perbuatannya hanya ditujukan kepada Allah SWT.
Dalam ayat lain disebutkan:
قُلْ أَمَرَ رَبِّى بِٱلْقِسْطِ ۖ وَأَقِيمُوا۟ وُجُوهَكُمْ عِندَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَٱدْعُوهُ مُخْلِصِينَلَهُ ٱلدِّينَ ۚ كَمَا بَدَأَكُمْ تَعُودُونَ
"Qul amara rabbī bil-qisṭ, wa aqīmụ wujụhakum ‘inda kulli masjidiw wad’ụhu mukhliṣīna lahud-dīn, kamā bada`akum ta’ụdụn."
Artinya: “Katakanlah: ‘Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan’. Dan (katakanlah): ‘Luruskanlah muka (diri) mu di setiap sembahyang dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya.
Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah kamu akan kembali kepada-Nya)”. (QS Al-A’raf: 29)
Jelas sekali diterangkan dalam ayat-ayat tersebut bahwa umat Islam diperintahkan untuk melakukan semua amal perbuatan baik dengan ikhlas.
Demikian ceramah singkat tentang ikhlas ini saya sampaikan. Atas perhatiannya saya sampaikan terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh."
6. Ceramah Singkat tentang Ikhlas VI
Puji dan syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah Swt.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad saw dan para sahabatnya.
Para hadirin yang saya hormati,
Pada kesempatan kali ini, izinkan saya menyampaikan ceramah singkat tentang ikhlas dan sabar.
Dalam Islam, ikhlas merupakan satu-satunya tujuan ibadah.
Ikhlas adalah ajaran yang menjadi dasar diutusnya semua rasul Allah Swt.
Para ulama mendefinisikan ikhlas sebagai seluruh ibadah yang diniatkan kepada Allah Swt. bukan yang lain.
Al Raghib dalam kitabnya Mufradat mengatakan ikhlas adalah menyingkirkan segala sesuatu selain Allah.
Sahl ibn Abdullah mengemukakan ikhlas adalah menjadikan seluruh gerak dan diam hanya untuk Allah.
Ada kalanya sesuatu yang diinginkan tidak tercapai, karena di luar batas kemampuan.
Manusia bukanlah tanpa cela, jauh dari kesempurnaan karena bukan malaikat yang selalu benar karena melakukan apa pun atas petunjuk dari langit.
Manusia itu ada kalanya mendapatkan ujian dari Sang Pencipta.
Ujian tersebut tidak selalu berujung pada keberhasilan mengatasinya, terkadang hasil akhirnya tidak sesuai harapan.
Saat itulah sabar dan ikhlas menerima ketentuan Sang Pencipta menjadi suatu keharusan.
Sabar dan ikhlas itu bukan pasrah pada keadaan. Akan tetapi, menerima ketentuan Allah SWT belum mengizinkan kita untuk meraihnya karena dianggap belum siap atau belum saatnya mendapatkan keberhasilan tersebut.
Allah Swt. Maha tahu apa yang terbaik untuk hamba-Nya sehingga setiap manusia harus berbaik sangka atas segala keputusan-Nya.
Allah berfirman dalam QS. Az-Zumar ayat 10:
قُلْ يَا عِبَادِ الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا رَبَّكُمْ ۚ لِلَّذِينَ أَحْسَنُوا فِي هَٰذِهِ الدُّنْيَا حَسَنَةٌ ۗ وَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةٌ ۗ إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman! Bertakwalah kepada Tuhanmu.” Bagi orang-orang yang berbuat baik di dunia ini akan memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu luas. Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas.”
Takdir atau kegagalan adalah kesuksesan yang tertunda sehingga sabar dan ikhlas adalah bagian dari siklus penutup setelah takdir atau kegagalan yang Allah Swt. ujikan kepada setiap hamba-Nya.
Untuk itu, ikhlas dan sabarlah jika Allah Swt. memberikan cobaan dalam hidup. Bijaklah menerimanya, jalani dengan kesabaran dan keikhlasan.
Semoga kita termasuk orang-orang yang sabar dan ikhlas dalam menerima ketentuan-Nya.
Sekian ceramah singkat tentang ikhlas dan sabar yang dapat bermanfaat untuk kita semua.
Wabillahi taufiq wal hidayah,
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Demikian paparan mengenai berbagai contoh ceramah tentang ikhlas sebagaimana di atas. Semoga bermanfaat.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: 10 Contoh Teks Pildacil Singkat, Beragam Tema, dan Mudah Dipahami