Nilai-Nilai dalam Cerita Hikayat
Dalam cerita hikayat mengandung banyak nilai-nilai kehidupan diantaranya seperti nilai moral, agama, budaya, sosial, pendidikan, dan keindahan.
(a) Nilai Moral
Moral berkaitan dengan penetapan standar baik buruknya suatu perilaku. Secara umum, nilai moral mencakupi nasihat yang berkaitan dengan perilaku, budi pekerti, kesopanan, kesantantunan yang diperoleh pembaca dari teks cerita hikayat.
Contoh konkrit nilai moral diantaranya yaitu menghargai, menolong orang lain, bersikap baik, dan lain sebagainya.
(b) Nilai Agama
Agama memberikan nilai-nilai kehidupan bagi manusia. Agama memberikan pengaruh dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam calam cerita hikayat, nilai-nilai keagamaan ditandai dengan adanya penggunaan kata yang berhubungan dengan Tuhan, kehidupan ghaib, akhirat, dan nilai religius lainnya.
Dalam kehidupan sehari-hari nilai keagamaan dapat berupa patuh pada perintah Tuhan dan menjauhi larangan-Nya.
(c) Nilai Sosial
Nilai sosial berkaitan dengan hubungan antar masyarakat. Nilai-nilai sosial dapat dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai sosial diantaranya seperti kerja sama, rukun, bersosialisasi, dan lain-lain.
(d) Nilai Budaya
Budaya berarti adanya suatu kebiasaan yang dilakukan masyarakat tertentu dan memiliki makna, sehingga enggan meninggalkannya. Nilai budaya yang ada di masyarakat, misalnya, budaya santun kepada siapa saja.
(e) Nilai Pendidikan
Pendidikan berkaitan dengan upaya manusia untuk menuju kedewasaan, kematangan cara berpikir, dan penguatan karakter. Contoh kehidupan sehari hari, misalnya. seperti sekolah.
Contoh Teks Hikayat yang Singkat
Hikayat Si Miskin dan Marakarma
Hikayat Si Miskin dan Marakarma dimulai saat seorang raja bernama keinderaan terkena sumpah dari Batara Indera. Seorang raja beserta istri menjadi hidup miskin dan sengsara dalam sebuah hutan di negeri bernama antah berantah dengan dipimpin oleh seorang raja yakni Indra Dewa. Kedua pasangan ini kerap disebut sebagai si miskin yang setiap harinya selalu memperoleh siksaan dan penganiayaan dari para penduduk sekitar. Salah satu siksaan dan penganiayaan berupa dilempari batu.
Beberapa tahun kemudian, kedua pasangan ini diberikan momongan berupa anak laki-laki yang dinamai Marakarma, artinya anak dalam kesukaran. Anak kedua pasangan tersebut merupakan anak semata wayang sehingga dia selalu merawatnya dengan rasa penuh kasih sayang. Pada suatu hari, si miskin menggali tanah dan menemukan sebuah ranjau yang isinya adalah emas yang dapat dipakai sampai ke anak cucunya. Dengan kuasa Tuhan, tempat itu berdiri sebuah kerajaan lengkap bernama Puspa Sari.
Sesudah kerajaan itu berdiri, keduanya mengganti nama menjadi Maharaja Indera Angkasa dan Tuan Puteri Ratna Dewi. Kebahagiaan keduanya bertambah dengan hadirnya seorang anak perempuan bernama Nila Kesuma. Dengan kehidupan yang lebih baik, mereka pun tidak luput dari kejahatan orang setempat. Misalnya perlakuan yang dilakukan oleh Maharaja Indera Dewa, yang sangat iri dengan negeri bernama Puspa Sari dan kebaikan hati seorang rajanya. Kemudian, ia pun melakukan sebuah rencana jahat kepada keluarga Raja Indera Angkasa.
Ahli nujum pun terperangkap bujuman Raja Indera Angkasa dengan memberitahukan ramalan palsu yang mengatakan bahwa kedua anak dari Maharaja Indera Dewa hanya akan menimbulkan sebuah celaka untuk orang tuanya. Akibatnya, kedua anak itu diminta pergi atau keluar dari negeri Puspa Sari. Tidak membutuhkan waktu yang lama negeri Puspa Sari pun juga turut hancur dan raja beserta ratunya juga hidup miskin kembali.
Keduanya kemudian berlari ke hutan. Anaknya Marakarma pun disangka sebagai seorang pencuri, lalu dibuang ke laut. Sementara itu, Nila Kesuma ditemukan oleh seorang Raja Mengindera. Setelah itu menjadi seorang istrinya dan ia pun mengganti namanya menjadi Mayang Mengurai. Nasib Marakarma yang hanyut di laut sampai ditelan oleh ikan pun ditemukan oleh seorang bernama Cahaya Chairani dan Nenek bernama Kabayan.
Marakarma pun akhirnya hidup bersama dengan nenek kabayan tersebut. Kehidupannya sebagai penjual bunga dan Marakarma pun bertemu kembali dengan istrinya yakni Cahaya Chairani. Dia pun mengetahui bahwa Putri Mayang sebagai adik kandungnya berkat cerita dari nenek. Lalu, bergegas Marakarma menjumpai adiknya dan pergi ke negeri Puspa Sari untuk menemui ibunya yang masih hidup menderita menjadi pemungut kayu.
Marakarma meminta pada Dewa untuk mengembalikan negeri Puspa Sari seperti dahulu kala. Kesaktian Marakarma ini bisa mengalahkan serangan dari negeri Antah Berantah yang dengki terhadap negeri Puspa Sari. Kemudian, Marakarma menjadi seorang raja di Palinggam Cahaya, merupakan negeri dari mertuanya dan keluarganya hidup bahagia di negeri Puspa Sari.
Demikianlah paparan mengenai karakteristik teks hikayat lengkap dengan tujuan teks hikayat, nilai-nilai, dan contohnya.
Baca Juga: 10 Contoh Cerita Hikayat, Tema Beragam, Singkat, dan Penuh Makna!
Baca artikel dan berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.