Keesokan harinya, ketika Putri Kuning sedang duduk di taman istana menikmati harumnya bunga-bunga, Putri Hijau dan kedelapan kakak-kakaknya menghampirinya.
"Hey adikku Kuning, lihatlah warna kalung itu, warnanya hijau bukan? berarti seharusnya kalung itu menjadi milikku." Kata Putri Hijau.
Sambil tersenyum Putri Kuning menjawab "Tidak kakakku Putri Hijau. Kalung ini diberikan ayah sendiri kepadaku dan bukankah kakak juga menyaksikan ketika ayah memberikannya kepadaku."
Mendengar jawaban Putri Kuning, Putri Hijau menjadi semakin marah, "Ayah telah berlaku tidak adil, dari dulu memang ayah pilih kasih kepadamu".
Putri Hijau kemudian berusaha merebut kalung di leher Putri Kuning dibantu kedelapan putri yang lain. Putri Kuning berusaha mempertahankan kalung itu sekuat tenaga. "Jangan diambil kalung ini kakak, kalung ini milikku," seru Putri Kuning.
Salah satu kakak Putri Kuning mengambil sebuah potongan kayu yang besar dan memukulkannya di kepala Putri Kuning. Putri Kuning meninggal seketika itu juga.
Melihat adik bungsunya meninggal, kakak-kakaknya menjadi bingung. Mereka kemudian menguburkan Putri Kuning di taman itu juga.
Beberapa hari berselang, Raja mencari Putri Kuning. Semua orang di istana tidak mengetahui keberadaan Putri Kuning. Kakak-kakaknya pun diam seribu bahasa, menutupi kejahatan yang telah mereka lakukan.
Raja menjadi sedih berminggu-minggu, berbulan-bulan, tak ada yang berhasil menemukan Putri Kuning. Raja duduk di taman bunga merenungi kemalangannya.
Pandangan Raja kemudian tertuju pada sebuah bunga yang sangat cantik dan indah. Bunga yang tumbuh tepat di atas tempat Putri Kuning dikuburkan itu berwarna putih kekuningan dan baunya sangat harum.
Bunga itu mengingatkan Raja kepada anaknya, Putri Kuning. Oleh karena itu, Raja menamai bunga itu dengan nama bunga kemuning.
Unsur-Unsur dan Nilai Hikayat Bunga Kemuning
Unsur Intrinsik Hikayat Kemuning
(a) Tema: Keluarga dan kebangsawanan. Menceritakan figur sosok raja yang juga seorang ayah bagi putri-putrinya.
(b) Penokohan:
(c) Latar:
(d) Alur: Maju
(e) Sudut Pandang Pengarang: orang ketiga serba tahu.
(f) Amanat:
Unsur Ekstrinsik atau Nilai Hikayat Bunga Kemuning
(a) Nilai Agama: Mengajarkan manusia perihal kebersihan merupakan bagian dari iman serta mengandung pesan untuk tidak menaruh rasa iri kepada siapapun terutama saudaranya sendiri.
(b) Nilai Moral: Mengajarkan pembaca untuk menjadi anak yang berbakti dan selalu menolong orang tuanya. Janganlah jadi orang yang serakah!
(c) Nilai Sosial: Sebagai manusia harus saling menghormati, tidak seperti kakak-kakak Putri Kuning yang berperilaku sesuka hatinya kepada para pelayan Istana. Selain itu, kita juga harus selalu saling tolong-menolong.
Itulah paparan mengenai contoh cerita hikayat Bunga Kemuning yang singkat dan pendek lengkap dengan unsur intrinsik serta ekstrinsik atau nilainya.
Baca Juga: Karakteristik Teks Hikayat: Tujuan, Nilai-Nilai, dan Contohnya
Baca artikel dan berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.