Diluar Keindahannya, Tato Permanen dapat Menyebabkan Bahaya bagi Kesehatan Kulit dan Tubuh

10 Oktober 2023 18:45 WIB
Ilustrasi tato
Ilustrasi tato ( Freepik)

 

Sonora.ID - Tato umumnya dilakukan atas pertimbangan estetika, namun, di balik aspek keindahannya, penting untuk memahami bahwa tato permanen membawa risiko terhadap kesehatan kulit dan tubuh.

Risiko-risiko ini termasuk alergi, infeksi kulit, bahkan potensi terkena hepatitis. Ancaman terhadap kesehatan kulit dan tubuh akibat tato permanen atau tato kosmetik dapat muncul selama proses pembuatannya.

Saat tato dibuat, pigmen atau tinta warna disuntikkan ke dalam lapisan kulit dengan menggunakan jarum.

Proses penyuntikan zat ke dalam kulit ini menjadi salah satu pemicu potensial terjadinya infeksi.

Selain itu, tidak sterilnya jarum atau alat tato yang digunakan juga dapat meningkatkan risiko penularan berbagai penyakit berbahaya, seperti hepatitis B dan HIV.

Baca Juga: 3 Cara Menghilangkan Tato Permanen, Sebaiknya Tak Coba Cara Alami

Pembuatan tato di kulit dapat dianggap aman jika dilakukan di tempat tato yang sah, memiliki lisensi, izin usaha yang valid, dan diproses oleh tenaga profesional seperti seniman tato berlisensi atau dokter kecantikan kulit.

Namun, walaupun demikian, perlu diingat bahwa ada potensi risiko dan bahaya yang terkait dengan tato permanen pada tubuh.

Berikut beberapa risiko yang dapat timbul dari tato permanen:

1. Infeksi kulit

Infeksi kulit merupakan salah satu potensi risiko dari tato permanen. Infeksi ini dapat dipicu oleh berbagai faktor, tetapi risikonya dapat meningkat jika tato dilakukan di salon kecantikan yang tidak memiliki sertifikasi dan kurang memperhatikan sterilisasi peralatan serta proses tato.

Sebagai contoh, tinta yang digunakan untuk tato mungkin tidak aman untuk kulit atau sudah terkontaminasi oleh bakteri.

Infeksi kulit juga dapat terjadi jika bakteri atau virus memasuki kulit yang terluka selama proses pembuatan tato.

Gejala infeksi kulit meliputi munculnya ruam merah, sensasi terbakar, keluarnya nanah, dan pembengkakan di sekitar tato.

Dalam kasus infeksi yang parah, Anda mungkin mengalami demam tinggi, menggigil, berkeringat, dan merasa kedinginan.

Jika Anda mengalami gejala ini, segera konsultasikan dengan dokter atau pergi ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis. Dokter kemungkinan akan meresepkan antibiotik atau tindakan perawatan yang sesuai.

Baca Juga: 8 Idol K-Pop yang Punya Tato Sama di Tubuhnya, Ada Jungkook BTS

2. Alergi

Salah satu risiko yang sering terjadi setelah melakukan tato adalah terjadinya reaksi alergi.

Alergi ini biasanya dipicu oleh bahan pewarna yang terdapat dalam tinta yang digunakan saat membuat tato.

Komposisi bahan dalam tinta tato bervariasi tergantung pada warna tinta yang digunakan.

Namun, beberapa zat dalam tinta tato, seperti nikel, merkuri, dan senyawa logam lainnya, dapat memicu timbulnya reaksi alergi, seperti rasa gatal dan munculnya ruam pada kulit yang telah ditato.

3. Tetanus

Peralatan tato yang tidak menjaga kesterilan dapat meningkatkan risiko terkena tetanus. Hal ini terjadi karena jarum yang tidak steril dan tidak disimpan dengan benar memiliki kemungkinan besar mengandung bakteri.

Salah satu jenis bakteri penyebab tetanus adalah Clostridium tetani.

Jika jarum yang digunakan terkontaminasi oleh bakteri ini, maka bakteri tersebut bisa masuk ke dalam kulit dan menyebabkan infeksi tetanus.

4. Hepatitis

Tidak hanya kesehatan pada kulit ketika hendak membuat tato, Anda juga perlu waspada terhadap risiko penularan penyakit seperti hepatitis B dan hepatitis C.

Risiko ini dapat meningkat jika jarum yang digunakan untuk tato tidak steril atau terkontaminasi dengan darah dari individu yang sudah terinfeksi hepatitis B atau hepatitis C.

Baca Juga: Nggak Perlu Insecure Lagi, Inilah 7 Standar Kecantikan Unik Wanita di Dunia, Ada Leher Panjang hingga Bibir Lebar!

5. HIV

Selain hepatitis, pembuatan tato permanen juga membawa risiko penularan HIV. Meskipun insiden penularan HIV melalui tato jarang terjadi, risiko ini tetap harus diperhatikan.

Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa jarum yang digunakan dalam proses tato adalah jarum steril yang baru, bukan jarum bekas.

Tato permanen juga dapat memiliki dampak saat Anda perlu menjalani pemeriksaan MRI. Tato permanen dapat menyebabkan munculnya pembengkakan atau sensasi terbakar pada area kulit yang memiliki tato selama proses MRI.

Selain itu, dalam beberapa situasi, hasil pemeriksaan MRI juga dapat menjadi kurang optimal karena adanya zat warna pada kulit yang telah ditato.

Penulis: Arkan Pradipta

Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm