5 Puisi Hari Santri Nasional 22 Oktober 2023, Penuh Makna dan Menyentuh Hati

15 Oktober 2023 14:00 WIB
5 Puisi Hari Santri Nasional 22 Oktober 2023
5 Puisi Hari Santri Nasional 22 Oktober 2023 ( (Dok. NU Online))

Sonora.ID - Hari Santri Nasional yang diperingati setiap tanggal 22 Oktober ini menjadi momen yang selalu di tunggu-tunggu.

Pada tahun ini, peringatan Hari Santri mengangkat tema ‘Jihad Santri Jayakan Negeri'

Diketahui jika Hari Santri Nasional diresmikan oleh Presiden Joko Widodo tahun 2015.

Ada banyak cara untuk memperingati Hari Santri 2023, salah satunya yaitu dengan membaca puisi.

Puisi Hari Santri Nasional 2023 ini memiliki makna untuk memperingati momen bersejarah ini

Daripada penasaran, berikut ini kumpulan puisi Hari Santri Nasional 2023:

1. Abdi Negri (Karya: Mahsusi Hawa)

Gugah terbangun kala diri tengah lelap
Menatap harap disaat langit telah gelap
Menyatukan dahi pada tanah-tanah suci bumi
Menepis gundah yang menerobos masuk menodai niatan suci
Para santri Nampak tengadah
Menautkan hari semata lillah
Enggan kembali sampai fajar mengering Langkah walau bergelut dengan kantuk lelah
Juang santri selalu terpatri
Tidak lagi melawan kolonial
Ikuti jejak jihad Hasyim Asy'ari
Yang dulu berperang rela mati, demi negeri
Kini santri jadi tonggak estafet ulama
Tutur Bahasa dijaga dan ditata
Bukan membuang krama
Sorot teladan umat beragama

Baca Juga: Tema dan Logo Hari Santri Nasional Tahun 2023 Resmi dari Kemenag RI

2. Bangga Menjadi Santri (Karya: Ainur)

Hari Santri
Terbentang tak akan terbuang
Karena jarak hanyalah pemisah dalam suatu ruang
Gemuruh kumandang dzat yang maha pengasih
Alam Mu menjadi saksi dalam sebuah pengabdian
Dulu kamis selalu terbara setiap kali hati ingin bertanya
Tentang siapa,, untuk siapa,,
Dan kemana Langkah kaki seorang fakir mengembara
Namun kini telah kami temui tentang arti jati diri
Bangga dengan khidmat dan takzim atas gelar seorang santri
Karena pengabdian inilah bentuk bakti
Kami kepadamu wahai murobbi ruhhi
Kau bangunkan jiwa-jiwa yang telah lama tertunduk
untuk cinta pada negeri
Kau hidupkan kembali ruh ruh kami
Untuk menjadi insan tangguh nan mandiri
Dan sekali lagi dengan bangga kami teriakkan kembali
Wahai murobbi
Kami bangga menjadi santri

3. Taman-Taman Hidayah

Aku bagai dedaunan yang terbang tertiup angin
Pergi tanpa arah, tak tahu lagi ke mana harus melangkah
Kadang tertawan lelah, lalu goyah dan mulai patah
Namun Rabbku tak pernah lelah untuk memberiku sebuah hidayah

Aku bagai ilalang yang hilang tertiup angin, perlahan
kering dan layu
Lalu Rabbku menem

Aku laksana rembulan yang kehilangan purnamanya, kelam dan suram
Lalu Rabbbku menyelamatkanku dengan cahaya terang
Hingga rembulan itu kini kembali cemerlang
Cahaya itu bernama hidayah Al Qur’an dan sunah
Hidayah itu, laksana hujan di tengah kemarau yang panjang

Menghidupkan hati-hati yang hampir mati kekeringan
Laksana deburan ombak di lautan
Meluluhkan hati-hati yang keras bagai karang
Akulah dedaunan kering yang terbang tertiup angin
Lalu jatuh perlahan dalam taman-taman yang indah
Taman yang penuh kesejukan
Taman yang tanpa kegersangan
Aku menyebutnya taman-taman hidayah

Baca Juga: Maknai Hari Santri sebagai Sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia

4. Pejuang Berpeci (Karya Dee Kayisna)

Kala tentara berseragam
Tak lagi mampu berjuang
Pasukan bersarung, pejuang berpeci
Maju merapatkan barisan
Menghadang, menghalau penjajah
Trut berjuang demi Indonesia merdeka
Walau merelakan nyawa
Sebagai taruhannya
Sungguh kuasa Ilahi
Meski tanpa senjata berapi
Denga bambu runcingnya
Mereka tersaruk berusaha menumbangkan lawan
Pejuang berpeci
22 oktober menjadi saksi
Atas keberhasilan santri
Dan merdekanya negeri

5. Santri (Karya P.P. Pamungkas)

Wahai negeri
Wahai ibu pertiwi
Engkau telah melahirkan para pejuang hingga kini
Lewat kibaran merah putih dihati para santri
Hatimu ada pada hatinya
Keresahanmu ada pada kerisauannya
Dukamu ada pada kedukaannya
Bahagiamu juga ada pada kebagiaannya

antri berjuang untuk bangsa ini
Melatih diri menahan angan
Untuk generasi penerus negeri
Walaupun nama tak menjadi arti
Tetaplahlah berada di garda terdepan
Bersama iman dan kesetiaan
Hingga tibah pada waktunya
Hayat tak lagi kau dapati

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm