Solo, Sonora.ID – Serangan monyet kembali terjadi di pemukiman warga di lereng Gunung Merapi yang berada di Boyolali.
Sebagai tanggapan atas kejadian tersebut, warga terus melakukan proses penanganan serangan monyet ekor panjang.
Proses penanganan tersebut berupa penangkapan melalui jebakan alami yang dipasang di lading hingga pekarangan rumah warga.
Dalam beberapa hari ini, ada kurang lebih 5 ekor monyet yang berhasil ditangkap.
Proses penangkapan monyet ekor panjang ini dilakukan karena apabila monyet tersebut dibiarkan, dapat merusak tanaman yang ada di ladang serta juga bisa masuk rumah warga.
Baca Juga: Serangan Monyet di Lereng Merapi,Ini Cara Pemkab Boyolali Mengatasinya
Monyet ekor panjang ini bisa masuk ke dalam rumah melalui pintu yang tidak dikunci atau melalui atap rumah.
Salah satu dampak dari serangan monyet ini dirasakan Supardi, yang merupakan salah satu petani di Desa Sangup.
Purwadi mengatakan bahwa apabila pintu rumah tidak ditutup, monyet bisa masuk dan mencuri makanan.
Selain itu, monyet juga bisa merusak atap rumah untuk bisa masuk ke dalam rumah.
“Kalau pintu rumahnya tidak ditutup, monyet bisa masuk dan mencuri makanan, kalau tidak melalui pintu, monyet bisa juga mengobrak-abrik atap rumah,” ucapnya.
Purwadi mengaku berhasil menangkap dua ekor monyet dalam beberapa hari terakhir ini.
Ukuran dari monyet yang dapat terperangkap di jebakan tersebut merupakan monyet yang besar.
Purwadi mengatakan bahwa dengan adanya jebakan ini hasil penangkapannya semakin banyak.
Baca Juga: Hari Tanpa Bayangan Diperkirakan Terjadi di Solo pada 13 Oktober 2023
“Kami membuat jebakan ini untuk mengurangi populasi monyet dan hasilnya sudah lumayan dan saya mendapat banyak,” jelasnya.
Purwadi mengaku sudah mendapatkan 10 ekor monyet dalam waktu satu bulan terakhir ini.
Monyet yang sudah berhasil ditangkap kemudian ditampung di kandang yang sudah disiapkan di rumah Sugino yang merupakan warga Dukuh Kembang Rowo Desa Sangup.
Monyet ini kemudian diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Boyolali.
Kepala Desa Sangup, Triyono mengungkapkan bahwa dalam satu bulan terakhir sudah tercatat 46 ekor diserahkan ke BKSDA.
“Dalam waktu sekitar satu bulan terakhir ada 46 ekor yang tertangkap,” ucapnya.
Proses penangkapan ini akan terus dilakukan.
Penulis: Naila Suci
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.