Adapun Raja Kabir itu takluk kepada Buraksa dan akan menyerahkan putrinya, Puteri Kemala Sari sebagai upeti. Kalau tiada demikian, negeri itu akan dibinasakan oleh Buraksa. Ditambahkannya bahwa Raja Kabir sudah mencanangkan bahwa barang siapa yang dapat membunuh Buraksa itu akan dinikahkan dengan anak perempuannya yang terlalu elok parasnya itu.
Hatta berapa lamanya Puteri Kemala Sari pun sakit mata, terlalu sangat. Para ahli nujum mengatakan hanya air susu harimau yang beranak mudalah yang dapat menyembuhkan penyakit itu. Baginda bertitah lagi. "Barang siapa yang dapat susu harimau beranak muda, ialah yang akan menjadi suami tuan puteri."
Setelah mendengar kata-kata baginda, si Hutan pun pergi mengambil seruas buluh yang berisi susu kambing serta menyangkutkannya pada pohon kayu. Maka ia pun duduk menunggui pohon itu. Sarung kesaktiannya dikeluarkannya, dan rupanya pun kembali seperti dahulu kala.
Hatta datanglah kesembilan orang anak raja meminta susu kambing yang disangkanya susu harimau beranak muda itu. Indera Bangsawan berkata susu itu tidak akan dijual dan hanya akan diberikan kepada orang yang menyediakan pahanya diselit besi hangat. Maka anak raja yang sembilan orang itu pun menyingsingkan kainnya untuk diselit Indera Bangsawan. dengan besi panas. Dengan hati yang gembira, mereka mempersembahkan susu kepada raja, tetapi tabib berkata bahwa susu itu bukan susu harimau melainkan susu kambing. Sementara itu, Indera Bangsawan sudah mendapat susu harimau dari raksasa (neneknya) dan menunjukkannya kepada raja.
Tabib berkata itulah susu harimau yang sebenarnya. Diperaskannya susu harimau ke mata Tuan Puteri. Setelah genap tiga kali diperaskan oleh tabib, maka Tuan Putri Pun sembuhlah. Adapun setelah Tuan Puteri sembuh, baginda tetap bersedih. Baginda harus menyerahkan tuan puteri kepada Buraksa, raksasa laki-laki apabila ingin seluruh rakyat selamat dari amarahnya. Baginda sudah kehilangan daya upaya.
Hatta sampailah masa menyerahkan Tuan Puteri kepada Buraksa. Baginda berkata kepada sembilan anak raja bahwa yang mendapat jubah Buraksa akan menjadi suami Puteri.
Untuk itu, nenek Raksasa mengajari Indera Bangsawan. Indera Bangsawan diberi kuda hijau dan diajari cara mengambil jubah Buraksa yaitu dengan memasukkan ramuan daun-daunan ke dalam gentong minum Buraksa.
Saat Buraksa datang hendak mengambil Puteri, Puteri menyuguhkan makanan, buah-buahan, dan minuman pada Buraksa. Tergoda sajian yang lezat itu tanpa pikir panjang Buraksa menghabiskan semuanya lalu meneguk habis air minum dalam gentong.
Tak lama kemudian Buraksa tertidur. Indera Bangsawan segera membawa lari Puteri dan mengambil jubah Buraksa. Hatta Buraksa terbangun, Buraksa menjadi lumpuh akibat ramuan daun-daunan dalam air minumnya.
Kemudian sembilan anak raja datang. Melihat Buraksa tak berdaya, mereka mengambil selimut Buraksa dan segera menghadap Raja.
Mereka hendak mengatakan kepada Raja bahwa selimut Buraksa sebagai jubah Buraksa. Sesampainya di istana, Indera Bangsawan segera menyerahkan Puteri dan jubah Buraksa.
Hata Raja mengumumkan hari pernikahan Indera Bangsawan dan Puteri. Saat itu sembilan anak raja datang. Mendengar pengumuman itu akhirnya mereka memilih untuk pergi. Mereka malu kalau sampai niat buruknya berbohong diketahui raja dan rakyatnya.
Unsur dan Nilai Hikayat Indera Bangsawan
Unsur Intrinsik Hikayat Indera Bangsawan
Tema
Kerajaan, tentang kehebatan Syah Peri dan Indra Bangsawan dalam menghadapi musuh serta perjuangan dua putra raja tersebut dalam membuktikan kepantasannya meneruskan takhta raja.
Penokohan
Alur
Alur yang digunakan dalam hikayat ini adalah maju.
Sudut Pandang
Sudut pandang pengarang dalam hikayat ini adalah orang ketiga serba tahu.
Latar:
Amanat
Unsur Ekstrinsik/Nilai Hikayat Indera Bangsawan
Nilai Religius Hikayat Indera Bangsawan
Terlihat dari kegiatan melakukan pembacaan doa qunut, membagikan sedekah kepada fakir miskin, dan berpasrah kepada Allah.
Nilai Moral Hikayat Indera Bangsawan
Terlihat dari sikap tidak mudah menyerah, selalu berusaha, bersikap sportif, jujur dan menghargai usaha orang lain.
Nilai Pendidikan Hikayat Indera Bangsawan
Cara mendidik anak yang dilakukan oleh raja indera bungsu dengan mengajarkan kedua anaknya untuk belajar ilmu agama maupun beladiri.
Nilai Budaya Hikayat Indera Bangsawan
Adanya budaya perjodohan dan adanya budaya atau masyarakat yang mempercayai kesaktian suatu benda.
Ada pula pengaruh budaya kerajaan dalam menentukan penerus takhta kerajaan harus merupakan pewaris yang memiliki hubungan darah dan harus mempunyai kemampuan yang luar biasa.
Nilai Sosial Hikayat Indera Bangsawan
Terlihat dalam sikap saling tolong-menolong antarsesama makhluk Tuhan.
Itulah paparan mengenai cerita hikayat Indera Bangsawan lengkap dengan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik atau nilai-nilainya.
Baca Juga: Contoh Hikayat Bunga Kemuning Lengkap dengan Unsur dan Nilainya
Baca artikel dan berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.