Baca Juga: 13 Contoh Simbiosis Komensalisme Makhluk Hidup dengan Penjelasannya
Tak hanya untuk sapi, kata Bahtiar, inseminasi buatan juga memungkinkan dilakukan untuk ternak lain seperti kuda.
Apalagi, Sulsel secara kultural mengonsumsi daging kuda sebagai menu khas. Seperti di Kabupaten Jeneponto.
"Jadi kita mengembangkan ternak yang secara kultural, yang puluhan bahkan ratusan tahun sudah dikerjakan oleh masyarakat. Misalnya, kita di Sulsel ada yang namanya kuda Jeneponto," jelasnya.
Berdasarkan laporan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, dalam sebulan sebanyak 900 ekor kuda dipotong di Jeneponto dengan nilai Rp9 miliar.
Karena itu, ia mendorong agar inseminasi buatan untuk kuda juga bisa diprogramkan.
Ia juga menekankan, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan jangan hanya fokus pada ternak besar, seperti sapi, kambing dan kuda. Tetapi juga ternak kecil seperti unggas. "Jadi harus ada juga, misalnya khas kita itu cawiwi (belibis), itu khas kita juga. Hari ini masih ada, tapi ini perlu kita kembangkan," imbuhnya.
Lainnya, seperti ayam ketawa juga khas. Ayam ketawa memiliki nilai intrinsik yang dapat dijual.
Sama seperti lukisan, orang bersedia membeli dengan harga lebih karena nilai yang dimiliki. Saat ini populasinya tidak lebih dari 5000-an ekor.
"Ini jangan sampai punah. Jangan sampai milik negara lain lebih baik dari kita. Kalau perlu ini kita sertifikasi dan didaftarkan sebagai plasma nutfah Sulsel," harapnya.
Adapun konsep peternakan yang dikembangkan berkaitan dengan konsep pertanian untuk pakan, misalnya dapat diambil dari hasil pertanian untuk konsumsi ternak.
Seperti daun dan batang padi, jagung dan pisang. "Pengembangan peternakan di Sulsel juga harus kita bangun ekosistem ekonomi, ekosistem lingkungan dan lainnya," jelasnya.
Sementar itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Sulsel, Nurlina Saking, menjelaskan, luas lahan yang tersedia di Pucak mencapai 86 hektar. Di lokasi tersebut, belum ada pembibitan kambing serta kuda.
"Tempat ini untuk memproduksi semen beku teknologi inseminasi buatan dalam upaya mempercepat populasi," jelasnya.
Saat ini, populasi sapi di Sulsel 1,4 juta dan kambing 800 ribu. "Saya pikir ini inovasi mengembalikan kejayaan kita dan punya keunikan, ada suatu produk inklusif dan apalagi ada nilai intrinsiknya," pungkasnya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: Didukung KLHK, Pertamina DPPU Hasanuddin Berdayakan Masyarakat Dusun Cindakko