Sonora.ID – Hikayat adalah salah satu jenis sastra lama yang berbentuk lisan atau tulisan.
Pada umumnya, hikayat mengisahkan tentang kehidupan dari kaum bangsawan, keluarga istana, atau orang-orang yang memiliki kehebatan tertentu.
Hikayat mirip dengan cerita sejarah atau riwayat hidup, di dalamnya terdapat hal-hal yang tidak masuk akal dan penuh keajaiban.
Dalam sebuah hikayat biasanya mengandung nilai-nilai moral yang disajikan dalam bentuk tulisan maupun lisan yang disampaikan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Nah, artikel ini akan membahas salah satu contoh cerita hikayat paling populer yaitu cerita hikayat Hang Tuah.
Baca Juga: 7 Contoh Teks Cerita Sejarah Pribadi Singkat, Beserta Cara Membuatnya
Hang Tuah merupakan sosok ksatria yang pernah dimiliki bangsa Indonesia. Hang Tuah adalah pemuda yang biasa-biasa saja.
Bedanya, Hang Tuah memiliki sikap yang gigih. Ia ingin tahu segala hal yang ada di sekitarnya.
Berkat kegigihannya, Hang Tuah dipercaya untuk menjadi seorang laksamana. Kedudukan yang sangat penting pada saat itu.
Selengkapnya, mari simak contoh hikayat Hang Tuah berikut ini.
Contoh Hikayat Hang Tuah
Pada zaman dahulu kala, dikenal seorang kesatria bernama Hang Tuah. Ketika masih anak-anak, ia beserta kedua orangtuanya, Hang Mahmud dan Dang Merdu, menetap di Pulau Bintan. Pulau ini berada di perairan Riau.
Rajanya adalah Sang Maniaka, putra Sang Sapurba raja besar yang bermahligai di Bukit Siguntang.
Hang Mahmud berfirasat bahwa kelak anaknya akan menjadi seorang tokoh yang terkemuka. Saat berumur sepuluh tahun, Hang Tuah pergi berlayar ke Laut Cina Selatan disertai empat sahabatnya, yaitu Hang Jebat, Hang Kasturi, Hang Lekir, dan Hang Lekiu.
Tak disangka, perahu yang ditumpangi oleh Hang Tuah beserta keempat kawannya tersebut diserang oleh tiga buah perahu lanun atau yang juga dikenal sebagai perahu bajak laut.
Meski demikian, kelima anak itu, terutama Hang Tuah, tak merasa gentar sama sekali.
Mereka justru memancing para pelanun untuk menuju ke sebuah pulau dan bertarung secara langsung di daratan.
Ketika pertarungan itu terjadi, Hang Tuah beserta keempat sahabatnya itu berhasil melukai para pelanun dengan seligi (tombak), tempuling (tombak ikan) serta panah sumpit yang mereka miliki.
Para pelanun yang tak terkena serangan dari senjata yang dikirimkan kelima anak itu memilih untuk melarikan diri sesegera mungkin.
Pertarungan antara Hang Tuah dan para pelanun pun dimenangkan oleh Hang Tuah dan kawan-kawannya.
Dalam petualangan selanjutnya, dikisahkan bahwa Hang Tuah bersama keempat sahabatnya itu kemudian membawa para pelanun yang mereka kalahkan ke Singapura.
Di tengah laut, rupanya perahu mereka sudah dibuntuti oleh perahu para pelanun yang melarikan diri sebelumnya.
Hanya saja untungnya, saat itu ada sekitar tujuh perahu Batin Singapura yang tengah melintas dan sedang menuju Bintan.
Perahu para pelanun yang mengejar Hang Tuah dan keempat kawannya itu lalu dihadang oleh perahu Batin Singapura dan membuat para bajak laut tersebut memilih untuk berbalik arah.
Selanjutnya, Batin Singapura meminta penjelasan pada Hang Tuah beserta empat sahabatnya mengapa bisa para bajak laut mengejar mereka.
Ketika mendengar cerita dari Hang Tuah dan keempat sahabatnya, Batin Singapura pun langsung kagum dengan keberanian anak-anak remaja itu.
Kabar tersebut terdengar sampai ke telinga Bendahara Paduka Raja Bintan, yang sangat kagum terhadap keberanian mereka.
Suatu ketika, Hang Tuah dan keempat sahabatnya berhasil mengalahkan empat pengamuk yang menyerang Tuan Bendahara.
Baca Juga: 7 Contoh Cerpen Singkat Bermakna yang Inspiratif dan Tidak Membosankan
Tuan Bendahara kemudian mengangkat mereka sebagai anak angkatnya. Tuan Bendahara kemudian melaporkan tentang kehebatan mereka kepada Baginda Raja Syah Alam.
Baginda Raja pun ikut merasa kagum dan juga mengangkat mereka sebagai anak angkatnya.
Beberapa tahun kemudian, baginda raja berhasil mencari pusat kerajaan yang baru. Baginda raja ingin meminang Raden Galuh Mas Ayu, yang merupakan putri tunggal Seri Betara Majapahit. Sehari sebelum pernikahan, terjadi kegaduhan yang disebabkan oleh Taming sari.
Namun, Hang Tuah berhasil menghalangi dengan menukar keris Taming. Keberhasilan tersebut menjadikan Hang Tuah sebagai seorang laksamana dan mendapatkan hadiah berupa keris Taming.
Bertahun-tahun Hang Tuah menjadi kepercayaan raja dan pasti sangat disayang oleh raja, hingga membuat yang lain merasa iri. Suatu hari, Hang Tuah difitnah telah berperilaku tidak sopan kepada dayang istana.
Sebagai hukuman, Hang Tuah pergi meninggalkan istana dan menjadi anak angkat Tun Bija Sura di Indrapura. Selang beberapa lama, Hang Tuah ditarik kembali oleh baginda raja.
Fitnah kedua muncul dan membuat Baginda Raja sangat marah, hingga menyuruh Hang Tuah untuk dibunuh.
Berkat Tuan Bendahara, Hang Tuah diminta mengungsi ke Hulu Melaka. Posisi Hang Tuah digantikan oleh Hang Jebat seorang pemabuk berat.
Raja tidak tahan dengan perilaku Hang Jebat dan meminta Hang Tuah untuk mengalahkan Hang Jebat. Pertarungan dua sahabat tidak bisa dihindarkan hingga akhirnya Hang Jebat meninggal dipangkuan Hang Tuah. Kemudian Hang Tuah menjabat sebagai laksamana.
Pada suatu kejadian, saat sang baginda dan isteri berlayar, tiba-tiba mahkota raja jatuh. Hang Tuah telah mencoba berkali-kali, tapi gagal. Akibat serangan dari buaya putih, mahkota dan keris Taming Sari hilang hingga membuat sang baginda dan Hang Tuah menjadi sakit-sakitan.
Walau masih sakit, Hang Tuah tetap melaksanakan perintah baginda raja untuk memimpin perang. Perang antara Portugis tidak ada kalah dan miskin.
Pesan yang Bisa Dipelajari dari Hikayat Hang Tuah
Lantas apa pelajaran yang bisa diambil dari cerita hikayat Hang Tuah?
Pesan yang dapat kamu ambil tentu saja adalah tentang kebersamaan dan kekompakan. Saat kamu merasa dirimu benar, maka tak perlu merasa takut apalagi gentar.
Sikap itulah yang coba ditunjukkan oleh Hang Tuah saat ia menghadapi para bajak laut yang menyerangnya.
Meski usia mereka terbilang masih muda, tapi dengan bekal ilmu serta senjata yang diberikan orang tua masing-masing, Hang Tuah dan kawan-kawannya berhasil mengalahkan para bajak laut tersebut.
Tak hanya itu, contoh hikayat Hang Tuah juga mengajarkan tentang kesetiaan dan kesabaran.
Hang Tuah digamabrkan sebagai sosok yang setia pada sang Raja. Meskipun telah difitnah berkali-kali hingga membuah nyawanya terancam, Hang Tuah tetap sabar dan setia pada perintah raja termasuk untuk bertarung dengan sahabarnya sendiri.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: Pengertian Cerita Rakyat: Ciri-ciri, Fungsi dan Macamnya Lengkap!