Sonora.ID - Dalam ilmu tajwid, ada dua hukum bacaan ra', yaitu ra' tafkhim dan ra' tarqiq.
Huruf ra' merupakan salah satu huruf hijaiyah yang memiliki pengucapan yang berbeda.
Ada yang dibaca 'tebal' dan ada pula yang dibaca 'tipis'
Ra' yang dibaca tebal disebut ra' tafkhim.
Adapun ra' yang dibaca tipis disebut ra' tarqiq.
Cara membacanya, bisa tebal, tipis atau boleh memiliki di antara keduanya.
Baca Juga: Alif Lam Qomariyah: Pengertian, Huruf, Hukum Bacaan dan Contoh dalam Al-Qur'an
Hukum Bacaan Ra' Tafkhim
Huruf ra' dibaca tafkhim atau tebal jika mengalami keadaan berikut:
1. Huruf ra' berharakat fathah dan dhommah.
Contoh ra tafkhim:
2. Huruf ra' sukun (asli atau waqaf) dan huruf sebelumnya berharakat fathah atau dhommah.
Contohnya:
3. Ra' sukun karena waqaf dan jatuh setelah (huruf yang berharakat) fathah atau dhommah, baik secara langsung atau dipisahkan oleh huruf lain yang sukun selain huruf ya'.
Contohnya:
4. Huruf ra' sukun didahului oleh harakat kasrah, serta bertemu dengan salah satu huruf isti'la dalam satu kata.
Contohnya:
ٱلْمِرْصَادِ
5. Huruf ra' sukun yang jatuh setelah hamzah washal, baik didahului huruf berharakat fathah, kasrah atau dhommah.
Contoh: يّٰبُنَيَّ ارْكَبْ مَّعَنَا
Baca Juga: 6 Contoh Idgham Mutaqaribain dalam Al-Quran
Hukum Bacaan Ra Tarqiq
Ada beberapa keadaan yang menyebabkan ra' dibaca tarqiq atau tipis, yaitu:
1. Huruf ra' berharakat kasrah.
Contoh: ٱلْقَارِعَةُ
2. Huruf ra' sukun yang jatuh sesudah huruf berharakat kasrah asli, satu kata, dan sesudah ra' bukan huruf isti'la.
Contoh: فِرْعَوْنَ
3. Huruf ra' sukun karena waqaf jatuh sesudah ya' sukun, sedangkan huruf sebelum ya' sukun berharakat kasrah atau fathah.
Contoh: قَدِيرٌ
4. Huruf ra' disukunkan karena waqaf dan jatuh setelah huruf berharakat kasrah, baik bersambung atau terpisah oleh huruf mati.
Contoh: رَجْعِهِ لَقَادِرٌ
Demikian ulasan ilmu tajwid tentang hukum bacaan ra tarqiq dan ra tafkhim lengkap dengan contohnya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News