Itulah sebabnya, saat memanen sagu mereka acap menggelar upacara khusus sebagai rasa syukur dan penghormatan akan hasil panen (sagu) yang melimpah, sehingga dapat memenuhi kebutuhan seluruh keluarga di sana.
Hal ini juga dipercaya terkait dengan daur hidup manusia.
Salah satunya, dalam Upacara Watani Kame. Papeda akan dibagikan kepada mereka yang membantu pada upacara tersebut.
Bagi masyarakat Papua, Papeda terkait dengan mitologi sagu. Sagu dianggap sebagai sesuatu yang istimewa dan kaya manfaat. Upacara khusus pun dilaksanakan jika mereka mendapat panen sagu yang melimpah.
Masyarakat Papua, Maluku dan sekitarnya menjadikan papeda sebagai makanan pokok mereka.
Baca Juga: Mengenal Danau Toba, Jadi Tema Google Doodle Hari Ini
Dilansir laman indonesia.go.id, menyantap papeda perlu menggunakan sepasang sumpit atau dua garpu khusus. Perkakas tersebut dibutuhkan sebagai alat untuk mengambil dan menyantap si papedanya.
Adapun cara memakan papeda adalah dengan menggulung-gulung hingga bubur papeda melingkari sumpit atau garpu.
Kemudian, letakkan di piring dan siap disantap bersama kuah kuning. Kamu juga tak perlu mengunyahnya, melainkan langsung menyeruput dan menelan papeda.