Sonora.ID - Simak 21 puisi tentang keindahan alam yang penuh makna.
Puisi adalah salah satu jenis karya sastra yang berisi ungkapan dan perasaan penulisnya.
Puisi ini menggambarkan emosi, suasana hati, kegelisahan, keresahan, dan kekaguman.
Bahasa dan juga kata-kata yang terdapat dalam puisi terikat dengan irama, rima, bait, dan lirik.
Puisi biasanya ditulis dengan beragam tema mulai dari sahabat, orang tua, pendidikan, percintaan, dan alam.
Kali ini, Sonora merangkum 21 puisi tentang keindahan alam dari berbagai sumber.
Baca Juga: 11 Contoh Kalimat Sanggahan Beserta Pengertian dan Ciri-cirinya
Senja Yang Indah
Keemasan cahaya di cakrawala
Di ufuk barat saat hari mulai senja
Terbelalak mata saat memandangnya
Keindahan dari sang maha pencipta
Sang surya bersiap untuk tenggelam
Menjemput mesra ketenangan malam
Meneguk cahaya dalam-dalam
Menyempurnakan keindahan malam
Lembayung indah tampak kekuningan
Gradasi warna bagaikan lukisan
Di sudut langit yang tipis berawan
Hiasan terbesar sepanjang zaman
Sang Bulan Mengusap Lukaku
Senyuman manis sang bulan menyapaku
Begitu indah mekarkan suasana hatiku
Sejenak ku terdiam termangu
Memandang indahnya yang tak pernah jemu
Sinarmu terpancar mengusir gelap
Menembus malam hadirkan terang
Kunikmati cahayamu hangatkan malamku
Bahagiakan rongga hati ini yang tersinari
Bulan, belailah jiwaku ini
Yang begitu tegang menjalani hari
Usaplah sesaknya asmara di dada ini
Keringkanlah luka menganga dihati ini
Bulan, memandangmu membuatku mengerti
Bahwa keindahan tak harus selalu didekati
Bahwa keindahan tak harus selalu dimiliki
Namun hanya untuk sekedar di pandang dan dikagumi
Senja, Keindahan Yang Tidak Terganti
Siang mulai berganti
Warna langit pun berubah menjadi jingga
Burung-burung silih berganti terbang di tengah warna jingga yang kian melebur di langit sana
Siapa saja yang melihatnya, akan takjub dibuatnya
Waktu terus berlari
Warna jingga pun terkikis secara perlahan
Potongan Surga Nusantara
Masih dalam renungan pagi
Saat burung berkata merdu
Menyanyi kicau sendu
Tentang alam hari ini
Disana terhampar potongan surga
Terlukis dalam ranah keindahan
Langit selaksa biru nan indah
Awan berarak mengikuti sang angin
Padi menunduk dalam kebersahajaan
Terhampar diatas permadani kuning alam pesawahan
Gunung terlihat gagah menjulang penuh digdaya
Pepohonan hijau berbaris menanti sang matahari
Inilah Indonesiaku, potongan surga yang Tuhan kirimkan kepada rakyat kita
Inilah Indonesiaku, keindahan lukisan Tuhan yang tergores di kanvas negeriku
Inilah Indonesiaku, hamparan keindahan yang menghias tanah airku
Inilah Indonesiaku, tanah kebanggaan hingga maut mengakhiri perpisahan
Awan
Bertebaran di angkasa
Putih, kelabu, dan hitam
Warna -warna menawan
Bergelombang mengombak-ombak
Tebal dan sangat indah
Bahkan sang bagaskara tak terlihat
Pelangi terlihat tak penuh
Karena sang selimut menutupinya
Jauh disana
Menyelimuti jagat raya
Tebal tipis
Beredar dimana-mana
Indah bukan buatan
Ingin rasanya memeluknya
Lembut dan menawan
Indah tak terperikan
Sawah
Sawah di bawah emas padu
Padi melambai, melalai terkulai
Naik suara salung serunai
Sejuk didengar, mendamaikan kalbu
Sungai bersinar, menyilaukan mata
Menyemburkan buih warna pelangi
Anak mandi bersuka hati
Berkejar-kejaran berseru gempita
Langit lazuardi bersih sungguh
Burung elang melayang-layang
Sebatang kara dalam udara
Desik berdesik daun buluh
Di buai angin dengan sayang
Ayam berkokok sayup udara
Panorama Gunung Pagi Hari
Udara dingin amat membeku
Kabut tipis masih melayah-layah
Perlahan-lahan bangkit sang surya
Cahayanya menembus alam semesta
Kicau burung mulai terdengar
Menemani pagi yang datang
Suasana pun disemarakkan
Agar manusia penuh kebahagiaan
Dari rumah-rumah penduduk
Terlihat asap mulai mengepul
Menanak nasi di pagi hari
Untuk sarapan di pagi ini
Keindahan Kaki Gunung
Di kaki gunung nun jauh di sana
Ada hamparan dari sawah
Warnanya menghijau
Menyejukkan pandangan mata
Angin semilir tiada henti
Menerpa ke wajah para petani
Sembari membersihkan padi
Agar panen di tahun ini membuahkan hasil
Burung-burung berlarian
Dari pucuk-pucuk dahan
Kadang-kadang mereka menggoda
Petani yang istirahat di Gubuk Tua
Kesegaran Udara Pegunungan
Kubentangkan kedua tanganku
Di puncak gunung berwarna biru
Memandang dari ketinggian
Hamparan bumi penuh keindahan
Kupejamkan mata kuhirup udara
Udaranya pun kuhirup dalam dalam
Agar memenuhi rongga dada
Aku pun merasakan kesegarannya
Inilah alam pegunungan
Sangat bersih dan segar
Jauh dari polusi
Yang bisa menyakiti diri
Keindahan Alam di Pagi Hari
Ku buka mata
Cahaya pagi menembus kaca jendela
Semerbak mawar merah dan putih merekah
Ku buka jendela
Ku hirup udara nan segar
Melihat kabut tebal yang masih menyelimuti bumi
Setetes embun membasahi daun
Kicauan indah terdengar di telinga
Angin menembus halus menembus kulit
Ku lihat awan seputih melati
Dan langit sebiru lautan samudra
Kini ku siap menghadapi hari yang baru dan indahnya bumi
Hutan yang Indah
Air dangkal kujalani
Tubuh yang basah mulai kukeringkan
Akar-akar pohon memakan air dan hujan telah tiada
Kemarau menyambut
Untuk keseimbangan alam
Merdunya burung-burung bernyanyi
Hari baru sebagai tandanya
Aku terpana akan buaian ini
Hanya millikku saja
Sejenak aku menutup mata
Sejenak membentangkan tanganku
Bahagia kurasakan, sejuk, dan bahagia
Lukaku Diusap Sang Bulan
Aku melihat senyuman manis sang bulan seakan-akan menyapaku
Senyumannya terlihat sangat indah membuat hatiku serasa mekar
Aku pun terdiam
Memandang indah sang bulan yang tidak pernah jemu
Sinarnya seakan-akan mengusir gelap malam ini
Kunikmati cahayanya menghangatkan tubuh dan malamku
Serta hati ini terasa bahagia karena ia menyinari malam ini
Bulan, kenapa kau memandangku seperti itu?
Membuatku tidak mengerti dibuatnya
Bahwa setiap keindahan tidak harus senantiasa didekati
Bahwa keindahan tidak harus senantiasa dimiliki
Namun hanya sekedar untuk dipandang dan dikagumi dari kejauhan
Kemana Perginya Alam Lestari
Dulu sering ku lihat hamparan hijau sawah beratapkan langit biru
Kiri kanan sawah, tengahnya sungai
Di antara gunung matahari terbit malu-malu
Namun sekarang kemana?
Lapisan tanah becek berwarna coklat setiap habis hujan
Kini tanahku berwarna abu
Lama kucari tanah becekku
Tapi kenapa sekarang tak nampak?
Cemara kehidupan tinggi menjulang
Menjadi rumah bagi banyak hewan buatan Tuhan
Sekarang cemaranya tidak berwarna hijau dan teduh
Tetap tinggi tapi banyak jendela, banyak lampu
Mengapa bisa begitu?
Sering banjir, sering longsor
Di barat ada asap bikin marah tetangga
Padahal dahulu tidak begitu
Ibu pertiwi cuma tersedu tapi tidak malu
Sayang sekali ibu pertiwi kini tidak hanya sedih
Menanggung pilu sambil tertatih
Anak-anaknya nakal semua
Biar dimarahi tapi tak pernah jera
Pantai
Di tepi pantai kupejamkan mata
Lelah tak tau harus berbuat apa
Tergeletak di hamparan pasir
Dihiasi dengan ribuan sampah
Dari Bentangan Langit
Dari bentangan langit yang semuIa
Kemarau itu datang kepadamu
Tumbuh perlahan
Berhembus amat panjang
Menyapu lautan
Mengekal tanah berbongkahan menyapu hutan!
Mengekal tanah berbongkahan! Datang kepadamu
Ia, kemarau itu dari Tuhan, yang senantiasa diam dari tangan-Nya.
Dari tangan yang dingin dan tak menyapa yang senyap.
Yang tak menoleh barang sekejap.
Air Terjun
Gemericik tetesan suara air terjun mengalir
Airnya menyusuri bebatuan berpasir
Menyeruak gelembung berbulir-bulir
Terhempas angin debu terbang berbutir-butir
Kicauan burung terdengar merdu
Bagai nyanyian nan syahdu
Mentari bersinar buram sendu
Menyatu dengan alam nan padu
Burung berkelompok terbang beriringan
Mengitari air terjun disela bebatuan
Hinggap di ranting pepohonan
Sungguh indah alam pedesaan
Hutan Hujan Tropis
Hutan rimbun di suatu kawasan
Tampak indah kehijauan
Bagai zamrud perhiasan
Berada di daerah perbatasan
Berkas cahaya mentari tembus sedikit ke dalam
Pepohonan rapat yang ada di alam
Tampak rerumputan dan bunga sedap malam
Keadaan gelap bagai malam
Anggrek subur di hutan hujan tropis
Menempel disela batang pohon pakis
Cabang rantingnya agak terkikis
Bagai benalu yang mengiris-iris
Sebuah Danau
Di suatu pegunungan
Terpisah oleh danau biru kehijauan
Airnya tampak jernih transparan
Dipenuhi cadangan air resapan
Di sisi sebuah danau
Tampak burung bangau
Suaranya agak parau
Bulu putihnya berkemilau
Ikan-ikan berenang melompat
Bagai berlari hingga meloncat
Bersembunyi dari predator yang sedang bersiasat
Bagai sebuah permainan petak umpat
Lautan
Terdengar suara burung elang laut
Bagai panggilan saling bersahut-sahut
Menyambut para nelayan dan pelaut
Mengundi nasib di sisi laut
Ikan-ikan bertebaran
Berlari berkejaran
Bagai lomba renang di lautan
Penuh peruntungan
Tampak sampan para nelayan
Memasang kail penangkap ikan
Bagai arena pemancingan
Berlomba-lomba di lautan
Air Sungai
Air sungai mengalir deras
Menerpa bebatuan cadas
Mendorong dengan keras
Terombang-ambing lepas
Airnya jernih turun hingga ke dasar
Bunyi suaranya pun terdengar
Menghentakkan tanah hingga keluar
Mengendap setelah berputar-putar
Tampak dua ekor berang-berang
Sedang asyik dalam berenang
Hendak membendung air hingga tergenang
Suaranya kencang terngiang-ngiang
Di Atas Bentangan Langit Itu
Di atas bentangan langit yang semu itu
Kemarau tumbuh datang kepadaku
Diam-diam tumbuh perlahan dan berhembus teramat panjang
Ia pun menyapu lautan
Mengekal bongkahan tanah
Serta menyapu hutan
Kemarau itu datang kepadaku
Dari Tuhan yang senantiasa diam tanpa kata
Dari tangan-Nya yang tak pernah menyapa
Dan dari Dia yang senyap tak menoleh
Baca Juga: 30 Contoh Kalimat Warning dalam Bahasa Inggris Beserta Terjemahan
Baca artikel dan berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.