Makassar, Sonora.ID - Sapu lidi, alat kebersihan tradisional yang kelihatannya tak bernilai nyatanya punya potensi ekspor menjanjikan.
Untuk pertama kalinya, sapu lidi yang berasal dari limbah daun sawit dan kelapa ini berhasil masuk pasar ekspor China.
Belum lama ini, Karantina Makassar melalui wilayah kerja Pelabuhan Utama Makassar melakukan sertifikasi terhadap 27 ton sapu lidi dari di Palopo dan Mamuju.
Kepala Karantina Pertanian Makassar, Lutfie Natsir mengatakan, ekspor sapu lidi ke China ini perdana dilakukan.
Hal ini, kata dia patut untuk diapresiasi. Lutfie berharap, ekspor ini dapat membuka pasar sapu lidi ke mancanegara tidak hanya China.
Baca Juga: 20 Contoh Sampah Anorganik dan Caranya Agar Bisa Didaur Ulang
“Diharapkan dengan adanya ekspor perdana sapu lidi ke China, kami berharap dapat memanfaatkan potensi pasar yang besar di negara tersebut,” tutur Lutfie yang ditemui di sela - sela kegiatan pelepasan ekspor.
Luthfi menyebut, sebelum diekspor, produk sapu lidi sudah melalui berbagai proses tindakan karantina termasuk juga kelengkapan dokumen.
Menurutnya, itu merupakan langkah untuk memastikan tidak adanya Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) yang ikut bersama media pembawa yang akan diekspor.
Baca Juga: Karantina Pertanian Terbitkan Sertifikasi 17 Komoditi Ekspor Sulsel
Sementara itu, Koordinator Karantina Tumbuhan, Nuni Ujiani Natsir, menambahkan, sapu lidi hasil dari pemanfaatan limbah daun sawit ini dapat meningkatan nilai ekonomis kepada masyarakat.
Menurut Nuni, ekspor sapu lidi merupakan salah satu langkah yang penting.
Apalagi, sapu lidi Indonesia memiliki keunggulan dalam hal kualitas dan ketahanan karena terbuat dari bahan bermutu tinggi yang tahan lama dan ramah lingkungan.
"Produk-produk ini sangat diminati di pasar domestik dan sekarang akan menjadi alternatif menarik bagi konsumen China," tutupnya.
Baca Juga: Kerajinan Limbah Kayu Ulin Dekranasda Berau Paling Laris di Kriyanusa 2023