Solo, Sonora.ID – Beberapa hari terakhir, wilayah Solo Raya sudah diguyur hujan, termasuk di Kabupaten Sragen.
Walaupun demikian, krisis air bersih masih terus dirasakan oleh warga Kabupaten Sragen.
Permintaan untuk droping air bersih oleh warga Sragen yang terdampak kekeringan masih terbilang tinggi.
Giyanto, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sragen mengatakan bahwa dalam sehari, permintaan air bersih bisa mencapai 12 hingga 16 tangki air.
“Kurang lebih dalam sehari itu bisa droping air bersih bisa mencapai 12 hingga 16 tangki,” ujarnya.
Baca Juga: Sragen Jadi Daerah dengan Penduduk Miskin Terbanyak Ke-2 Se Solo Raya
Giyanto menjelaskan bahwa krisis air bersih yang terus terjadi di Kabupaten Sragen disebabkan karena air hujan yang turun belum bisa masuk ke sumur warga.
Hal ini disebabkan karena intensitas hujan yang turun di Kabupaten Sragen masih terbilang sedang.
“Permintaan air bersih masih banyak karena hujan juga baru awal turun, dan juga belum bisa masuk di sumur-sumur warga,” terangnya.
Pada Kamis (26/10/2023), BPBD Sragen masih melaksanakan droping air bersih ke total 12 titik.
Droping air ini dilakukan di 4 kecamatan, yakni Kecamatan Sukodono, kecamatan Jenar, Kecamatan Sumberlawang, dan juga Kecamatan Tangen.
Giyanto menyatakan bahwa selama ini, BPBD Kabupaten Sragen tercatat sudah menyalurkan 1.032 tangki air bersih ke total 9 kecamatan yang ada di Bumi Sukowati.
Selain dari BPBD, droping air bersih juga dilakukan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sragen dan PDAM Kabupaten Sragen.
Pihak PMI Kabupaten Sragen membantu droping air sebanyak 301 tangki. Sedangkan untuk PDAM Kabupaten Sragen membantu droping air sebanyak 384 tangki.
“Dari BPBD sudah menyalurkan 1.032 tangki air bersih ke Sragen. Pihak kami juga dibantu oleh PMI Kabupaten Sragen sebanyak 301 tangki, dan juga dari PDAM Sragen sebanyak 384 tangki,” pungkasnya.
Baca Juga: Kunjungi Binjai, Presiden Joko Widodo Resmikan JDU SPAM Regional Mebidang PDAM Tirtasari Binjai
Penulis: Naila Suci