Aris menjelaskan bahwa masing-masing dari 22 RT tersebut membuat masing-masing satu objek hewan purba yang pernah tinggal di kawasan Sangiran.
“Jadi 22 RT itu membuat masing-masing satu objek hewan purba yang pernah tinggal di kawasan Sangiran,” jelasnya.
Di Festival Jerami Purba tersebut, selain menampilkan replika peradaban purbakala di kawasan Sangiran, masing-masing replika juga disertai papan berisi informasi penjelasan hewan purba yang dimaksud.
Pada masing-masing replika juga terdapat barcode yang dipasang agar bisa discan oleh pengunjung melalui ponsel masing-masing.
Alasan warga memilih jerami adalah sebagai bentuk rasa syukur warga Desa Krikilan setelah mengalami masa panen.
“Kegiatan ini ada kaitannya dengan ketahanan pangan, ini wujud syukur daripada warga masyarakat Desa Krikilan setelah panen. Ini wujud syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa,” ucapnya.
Festival tersebu disambut antusias masyarakat, di mana juga banyak anak-anak sekolah datang untuk melihat replika manusia purba tersebut.
Penulis: Naila Suci