Makassar, Sonora.ID - Sejumlah penyintas membagikan kisah perjuangan sembuh dari penyakit Tuberkulosis (TBC) atau TB.
Seperti disampaikan Marlin, Warga Kecamatan Manggala saat pelatihan peer support di hotel four points Makassar pada Rabu (1/11/2023). Dia mengatakan awalnya mengalami batuk berkepanjangan lebih dari satu minggu, sehingga berinisiatif memeriksa kesehatan di Rumah Sakit (RS).
"Awalnya batuk-batuk tidak mau sembuh, akhirnya saya ronsen di rumah sakit hermina ternyata ada flak di paru-paru bagian kiri," ujarnya.
Marlin kemudian memutuskan menjalani pengobatan dan dinyatakan sembuh. Namun 5 tahun setelah dinyatakan sembuh, kembali mengalami salah satu gejala batuk-batuk.
Hasil pengecekan menunjukkan kembali terkena tuberkulosis dan harus menjalani pengobatan.
Baca Juga: Lirik Lagu Makassar Pa'risi Tena Balleanna, Lengkap dengan Artinya
"Jadi saya mencoba minum obat sampai 6 bulan, saat pengobatan banyak berhenti karena banyak efek sampingnya seperti gatal-gatal, muntah dan susah tidur. Sembuh," kata Marlin.
Dia bercerita setelah dinyatakan terkena TBC untuk kedua kalinya, pikiran menjadi campur aduk, putus asa hingga berniat untuk mati saja.
"Jadi 5 tahun kemudian saya batuk lagi, dokter bilang saya menderita tb kembali. Sempat saya tidak mau berobat lagi dan berniat biar mati saja kalau begini. Tapi istri saya terus beri semangat dan meminta jangan mementingkan diri sendiri karena ada anak. Akhirnya saya mencoba membangkitan semangat saya untuk sembuh," jelasnya.
Untungnya, keluarga terus memberi semangat untuk sembuh. Meski efek samping dari pengobatan TBC membuat tubuhnya menjadi lemah.
"Jadi saya mencoba membangkitan semangat saya untuk sembuh, jadi mudah-mudahan Allah (tuhan) tidak kasih TB saya lagi dan kedepan bisa hidup dengan pola hidup bersih," sambungnya.
Kisah perjuangan lainnya dibagikan Arianto. Terkena TBC pada tahun 2021 lalu, tepatnya saat pandemi Covid 19.
Saat itu enggan menjalani pengobatan karena adanya stigma, orang yang batuk pasti terkonfirmasi positif virus corona. Olehnya, baru memutuskan berobat saat pandemi telah membaik.
"Saya terkena 2020 saat covid 19 lagi hebatnya, jadi tidak periksa di dokter karena ada ketakutan orang yang batuk pasti dipositifkan. Baru di 2021 saya ambil tindakan berobat dan akhirnya telah sembuh," paparnya.
Penyintas, Herman Jamal dari kecamatan Makassar mengaku merasakan hal yang sama. Saat menjalani pengobatan, bercerita banyak mengonsumsi jenis obat untuk sembuh.
"Awalnya baruk dan periksa di dokter paru. Itu dikasih obat 24 biji, saya pernah menderita TBC sebelumnya dan terkena kembali. Tetap berobat dan sembuh karena dorongan keluarga," ungkapnya.
Baca Juga: FMS Latih Penyintas, Dampingi Penderita TB di Makassar Berobat Hingga Sembuh
Sementara koordinator bidang pemerintahan Forum Multi Sektor (FMS) Eliminasi TB Makassar, Sierli Natar menekankan pentingnya motivasi keluarga. Tujuannya agar tetap konsisten menjalani pengobatan yang membutuhkan waktu hingga 6 bulan lamanya.
Dia menjelaskan selama proses pengobatan, pasien harus rutin meminum obat dan tidak boleh berhenti. Jika berhenti, dapat berisiko resisten obat dan itu akan lebih lama pengobatannya.
"Minum obat memang ada efek samping, karena melawan penyakit di dalam tubuh. Banyak yang telah sembuh terkena TB lagi, olehnya kita perlu penyintas untuk ikut membantu memberikan pendampingan, termasuk motivasi keluarga supaya mau berobat," tutupnya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.