Sonora.ID - Apa itu teks anekdot? Mengutip dari buku CCM Cara Cepat Menguasai Bahasa Indonesia SMA dan MA, teks anekdot adalah teks yang berisi tentang cerita singkat, menarik, lucu, mengesankan, dan umumnya menceritakan orang penting atau terkenal berdasarkan kejadian yang terjadi.
Anekdot merupakan cerita rekaan yang tidak harus didasarkan pada kenyataan yang terjadi di masyarakat. Partisipan atau pelaku di dalamnya pun tidaklah harus orang penting.
Teks anekdot juga dapat berisi berbagai peristiwa yang membuat jengkel atau konyol partisipan. Perasaan jengkel dan konyol yang terdapat pada teks anekdot merupakan krisis yang ditanggapi dengan reaksi.
Baca Juga: 5 Contoh Abstraksi Teks Anekdot yang Tepat Lengkap dengan Penjelasannya
Ciri-Ciri Teks Anekdot
Teks anekdot memiliki ciri-ciri yang dapat berfungsi sebagai pembeda dari teks-teks lainnya. Ciri-ciri teks anekdot tersebut adalah sebagai berikut.
Urutan Struktur Teks Anekdot
Teks anekdot memiliki struktur yang membangun. Dengan adanya struktur inilah, teks anekdot dapat dibangun. Berikut ini adalah struktur teks anekdot.
(1) Judul
Judul adalah bagian teks anekdot yang ditulis singkat, padat, dan langsung merujuk hal atau objek yang akan dianekdotkan.
(2) Abstrak
Abstrak atau abstraksi adalah bagian di awal paragraf yang berfungsi memberi gambaran tentang isi teks.
(3) Orientasi
Orientasi adalah bagian yang menunjukkan awal kejadian cerita atau latar belakang bagaimana suatu peristiwa terjadi.
(4) Krisis
Krisis adalah bagian yang memunculkan suatu masalah unik atau tidak biasa yang terjadi pada si penulis atau orang yang diceritakan/ditulis.
(5) Reaksi
Reaksi adalah bagian yang menggambarkan bagaimana penulis atau orang yang ditulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis.
(6) Koda
Koda merupakan bagian akhir dari cerita unik tersebut. Koda dapat berupa simpulan kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis.
Contoh Teks Anekdot dengan Strukturnya
Bahlul dan Takhta Raja
Sumber: Buku Pasti Bisa Bahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X
Abstraksi: Bahlul sering menyembunyikan kecerdasannya di balik kegilaan. Dengan begitu, ia dapat keluar masuk istana Harun Al-Rasyid dengan bebas.
Orientasi: Suatu hari, Bahlul masuk ke istana dan menemukan singgasana raja kosong. Dengan enteng, ia langsung mendudukinya.
Krisis: Menempati takhta raja termasuk kejahatan berat. Lalu, para pengawal menangkap Bahlul, memaksanya turun dari takhta, dan memukulinya. Mendengar teriakan Bahlul yang kesakitan, raja segera menghampirinya.
Bahlul masih menangis keras ketika Raja menanyakan sebab keributan ini kepada para pengawal. Raja berkata kepada yang memukuli Bahlul, "Kasihan! Orang ini gila. Mana ada orang waras yang berani menduduki singgasana Raja?" Ia lalu berpaling ke arah Bahlul, “Sudahlah, tak usah menangis. Jangan khawatir, cepat hapus air matamu."
Reaksi: Bahlul menjawab, "Wahai, Raja, bukan pukulan mereka yang membuatku menangis. Aku menangis karena kasihan terhadapmu!"
"Kamu mengasihaniku?" Raja Harun menghardik, "mengapa engkau harus menangisiku?"
Koda: "Wahai, Raja, aku cuma duduk di takhtamu sekali, tetapi mereka telah memukuliku dengan begitu keras. Apalagi kau yang telah menduduki takhtamu selama dua puluh tahun. Pukulan seperti apa yang akan kau terima? Aku menangis karena memikirkan nasibmu yang malang."
Demikianlah paparan mengenai urutan struktur teks anekdot lengkap dengan pengertian, ciri, dan contohnya.
Baca Juga: 12 Contoh Teks Anekdot dalam Kehidupan Sehari-hari: Singkat dan Lucu
Baca artikel dan berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.