9 Puisi tentang Palestina, Penuh Pesan Moral yang Menyayat Hati

6 November 2023 13:00 WIB
Ilustrasi puisi tentang Palestina
Ilustrasi puisi tentang Palestina ( )

Sonora.ID - Berikut ini adalah 10 puisi tentang palestina yang penuh dengan pesan moral yang menyayat hati.

Hingga hari ini, genosida yang dilakukan oleh Israel terhadap Palestina masih berlangsung di kawasan Gaza.

Kamu dapat menyampaikan duka mendalam terhadap peristiwa tersebut melalui puisi tentang Palestina.

Seluruh puisi di dalam artikel ini memiliki pesan moral yang sangat bermakna dan mampu menyayat hati para pembacanya.

Untuk itu, simak langsung 10 puisi tentang Palestina berikut ini yang sudah Sonora ID rangkum dari berbagai sumber.

Baca Juga: 15 Puisi Hari Pahlawan Nasional 10 November 2023: Pendek dan Menyentuh 

1. Tiada Hari Raya
Karya: Damay Ar-Rahman

Hari-hari penuh kekosongan
Pasukan tempur menghancurkan titik mata Iblisnya
Perempuan dan anak-anak berlari ketakutan
Ada juga yang tak sanggup lagi
Sehingga melawan para zionis laknat
Setiap hari menjaga nyawa
Setiap hari memungut mentari, senja, dan malam
Bersembunyi dan berdoa
Berharap masih ada hari esok untuk berjuang
Tibalah saatnya hari raya
Seluruh dunia berbahagia dan aman untuk menemui saudara
Terkecuali tanah yang mulai kurus dan gersang di bumi Arab
Mau bulan apapun itu, tetap saja bernapas tersiksa
Berhamburan jasat terbujur kaku di sekelilingnya
Dengan ratapan hening, menyeka ujung mata
Suara tangisan pun membalita ringkih
Yang berpelukan pada debu-debu
Dan takbiran memanggil haru

2. Tanah Ini Milik Kami
Karya: Ahmad Mathar (diterjemahkan oleh Ravi Hamadah)

Makanan anak-anak kami di sini dihambur-hamburkan oleh yang mulia keledai
Di tempat-tempat perjudian
Karena merasa bahwa onta kakeknya
Telah melewati sumur-sumur ini sebelum yang lainnya

Wahai orang-orang terhormat
Tanah ini milik kami
Tanaman di atasnya milik kami
Minyak mentah di bawahnya milik kami dan segala yang ada di tanah ini dulu dan yang akan datang adalah milik kami

Tapi mengapa dalam kedinginan, kami hanya berbusana ketelanjangan?
Mengapa dalam lapar, kami hanya menyantap kelaparan?
Mengapa kami tenggelam di tengah kubangan hitam di sumur-sumur ini?
Untuk mencetak kemelaratan kami menjadi kehangatan bekal hidup dan kekayaan demi anak-anak Jaddah

3. Jenazah Suci
Karya: Damay Ar-Rahman

Dalam hujan yang mendera
Menatap murka dengan jasad yang teraniaya
Asap mengepul di atas gumpalan bekas ledakan
Rinai yang menghujam semakin dingin mencuram
Sudut kanan dan kiri terlihat kacau
Bukan lagi bangunan yang tak utuh
Bukan lagi tangisan yang menyetubuhi ibu-ibu yang mencari anaknya
Dengan berbagai kondisi yang memilukan 
Tetapi jenazah yang tak bernoda harus nyaris terbunuh
Berlinanglah air mata tak tahu menjawab
Dengan duka meralat harapan

4. Palestina
Karya: Nurhajah Sintia

Afwan ya ikhwan…
Tersentak ku tersadar akan duka saudaraku di Palestina Saudaraku
Maafkan kami
Di saat engkau berjuang di medan perang bersimbah darah dan air mata melawan penjajah zionis Israel yang zalim
Kami malah sibuk main game perang-perangan di gadget kami yang mencandu sampai ke jiwa dan hati kami.

Saudaraku …maafkan kami
Di saat kamu bersusah payah mendapatkan sepotong roti untuk bertahan hidup Kami malah menyia-nyiakan dan menghambur-hamburkan makanan

Saudaraku…. maafkan kami
Di saat engkau membutuhkan pakaian hangat pelindung tubuh dari dinginnya malam Kami malah berfoya-foya membeli baju yang sebenarnya tidak terlalu kami butuhkan dan hanya sebagai pemuas hawa nafsu belaka

Saudaraku …maaf kan kami
Di saat engkau menginginkan berlajar bermain bersama di sekolah namun tidak bisa karena bangunannya sudah di roboh oleh rudal-rudal zionis

Kami malah malas belajar, durhaka kepada guru, tawuran dan cabut dari sekolah.

Saudaraku … maaf kan kami
Di saat engkau merindukan dekapan hangatnya pelukan Ayah dan Ibu Kami malah durhaka kepada Ayah dan Ibu, tidak mengindahkan nasehatnya dan melawan kepadanya

Malu, semalunya kami kepada mu wahai saudaraku, ingatkan kami jika kami lupa, sadarkan kami jika kami khilaf.

5. Bumi Palestina
Karya: Damay Ar-Rahman

Tembok pencakar langit di sepanjang jalur Palestina
Pesawat pembunuh mengancam ganas
Ledakan meriam memekakkan serta menguasai seluruhnya
Rembulan tak lagi benderang menyerbuk sinarnya
Suara berkoar melaknat kemunafikan dengan murka
Api menjalar pada setumpukkan kobarannya
Halilintar tak bergaris tetapi menghantam perut-perutnya
Tiada lagi ketentraman dan ketenangan 
Yang ada hanya tangan Yahudi menjajah habis tubuhnya
Dengan tusukan tiada ampun baginya

Baca Juga: 10 Puisi Hari Sumpah Pemuda 2023, Singkat dan Menyentuh Hati

6. Kematian Itu Lebih Baik
Karya: Damay Ar-Rahman:

Aku kesulitan dalam pelarian 
Mencari suka cita penghilang lara
Dunia seakan-akan memalingkan segala cinta
Tiada mengasihi hidupku
Aku telah terbakar, terbakar kepahitan dalam hidup melarat
Terbujur kaku di pinggir trotoar raya
Mengharap iba dan belas kasihan
Tubuhku kusut rapuh, didera haus dan lapar
Bagai badai disertai ombak
Menerjang tak berhenti menguak
Aku telah kembali pada segeliat tanah
Menjadi debu di antara debu 
Karena, tak tertahan sakit yang memaksa
Biarlah kusapa liang lahat, pulang kepada-Nya dengan tenang
Daripada aku hidup dalam lingkaran dunia pendusta
Dan manusia merajalela dengan ambisi keegoisan

7. 1987
Karya: Etika Asiya Avicena

Penghujung Desember kala itu
Langit kota suci berubah kelabu
Asap pekat menyeruak
Banyak bangunan luluh lantak
Penghujung Desember kala itu
Ribuan nyawa syahid menemui Rabb-Nya
Warga Palestina bahu-membahu
Lakukan perlawanan pada Zionis durjana
Penghujung Desember kala itu
Palestina dirundung duka
Jangan berhenti lakukan sesuatu
Hadirkan senyum di wajah Palestina

8. Air Mata Pemuda Palestina
Karya: Husina Humaira 

Pemuda Palestina menangis tersedu
Pilu seakan teryayat dari ujung nadi
Melihat ibunya bersimbah darah dalam balutan membela kebenaran
Pemuda Palestina
Ayahnya telah ditangkap
Dipenjara dalam sel nista yang tidak layak dihuni manusia
Pemuda Palestina dinanti ledakan panjang dan hasutan miring media massa dunia
Jihad adalah jalan penantian kemerdekaan
Mempertahankan tanah suci umat Islam

9. Razan Al Najjar
Karya: Etika Aisya Avicena

Gadis manis Palestina
Berhijab cantik dengan jas putihnya
Menggesa diri membantu para pejuang
Yang terluka atau tak lagi bernyawa
Hari itu saat tengah bertugas
Dadamu ditembus peluru nahas 
Tubuh mungilmu rebah
Namun, semangatmu menyejarah
Gelora perlawanan menyala
Mengecam aksi yang tak selayaknya
Razan, kau memang telah tiada
Namun, perjuanganmu mewangi sampai surga-Nya

Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm