Lebih lanjut, Wamen Paiman menyampaikan bahwa terkait dasar pemikiran munculnya SDGs 18 itu adalah untuk menghargai keberadaan bangsa Indonesia yang sangat beragam dalam agama, budaya, bahasa, adat istiadat, dan lainnya.
"Selain itu juga dalam rangka menampung kearifan lokal masyarakat dan kelembagaan desa yang produktif agar bertahan, bahkan berkembang," katanya.
Mengenai sumber daya untuk SDGs Desa, Wamen Paiman mengatakan bahwa dalam sumber daya telah tersedia data potensi sumber daya pafa tiap desa. Penggunaan sumber daya ini dapat diarahkan untuk pemenuhan sasaran-sasaran dalam SDGs Desa.
"Rekomendasi penggunaan sumber daya per desa telah tersedia pada level desa, rukun tetangga, keluarga, dan warga. Selain itu, dalam perencanaan pembangunan dan monitoring pelaksanaannya dapat memastikan tujuan-tujuan SDGs Desa dapat tercapai pada tahun 2030," katanya.
Baca Juga: Gus Halim: Warga Harus Dilibatkan dalam Identifikasi dan Solusi Masalah Desa
Saat ini, Kemendes PDTT telah membangun SDGs Desa Center dan satu data dari desa untuk kabupaten yakni untuk SDGs Center di PKN STAN Jakarta dan Universitas Tidar Magelang. Lalu untuk Satu Data dari Desa untuk Kabupaten dibangun di Bantul (Yogyakarta), Sidoarjo dan Jember (Jawa Timur) dan Jembrana di Bali.
Sedangkan untuk dashboard pembangunan desa dibangun dilevel desa, level kabupaten/kota, level provinsi hingga level Kementerian dan Lembaga pemerintah pusat.
Berdasarkan hasil pendataan SDGs Desa tahun 2023 telah tercata pendata dari dalam RT sebanyak 981.708 orang, dari Pengelola data di desa (admin desa) sebanyak 89.472 orang, data level desa sebanyak 62.395 desa, data level rukun tetangga sebanyak 416.397 RT, data by name by address (BNBA) keluarga sebanyak 31.697.837 keluarga. Data by name by address (BNBA) warga sebanyak 106.181.487 orang dan rekomendasi kegiatan desa sebanyak 62.395 desa.
"Sensus partisipatoris meningkatkan validitas dan keberlanjutan updating data, data mikro berasal langsung dari lapangan, by name by address keluarga dan warga desa. Dan olahan data menghasilkan 96 jenis kebutuhan masing-masing warga desa, sehingga pemanfaat pembangunan desa tepat sasaran," katanya.
Wamen Paiman Raharjo berharap para kepala desa memiliki inovatif, kreatifitas, ide dan gagasan dalam rangka membangun desa sehingga bisa mensupport terkait dengan tujuan SDGs desa