“Dengan jumlah sasaran lebih dari 11 ribu balita di 13 kabupaten/kota, saya ingin agar pada saat pemberian makanan tambahan, dilakukan monitoring agar upaya yang dilakukan tepat sasaran,” pesannya.
Ia juga mengingatkan, agar kemudian dilakukan evaluasi sejauh mana pemberian makanan tambahan ini efektif dalam menurunkan dan mencegah prevalensi stunting.
Selain itu, ia berharap Kalsel harus mampu mencapai target penurunan stunting tahun 2023 yang ditetapkan yakni 18,1 persen. Apabila itu tercapai, kedepan entunya tidak ingin lagi menjadi provinsi dengan penyumbang angka stunting tertinggi di Indonesia.
“Saya optimis target penurunan stunting dapat tercapai tahun depan,” imbuhnya.
Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalsel, Diauddin mengatakan, pemberian makanan tambahan protein hewani ini mengacu pada Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting, Peraturan Gubernur Kalsel Nomor 03 Tahun 2022 Tentang Pelaksanaan Percepatan Penurunan Stunting.
Baca Juga: Aksi Bocah Bela Palestina, Teriak Free Palestine dan Angkat Bendera!
Dikatakan Kadinkes, salah satu program pemerintah dalam penurunan balita stunting adalah meningkatkan asupan protein hewani dan telur sebagai salah satu pangan hewani merupakan salah satu makanan penunjang pertumbuhan yang sangat baik.
Pemberian telur sebagai makanan tambahan pada balita stunting dapat menjadi alternatif untuk menurunkan angka stunting. Sedangkan pemberian kepada balita underweight dapat sebagai upaya pencegahan stunting.
Ia berharap, dengan pemberian tambahan makanan, gizi balita khususnya asupan protein dapat terpenuhi, sehingga masalah balita stunting dan berat badan kurang dapat teratasi.
“Semoga asupan gizi anak-anak kita dapat terpenuhi dengan adanya bantuan ini,” tutupnya.