Sonora.ID – Berikut kumpulan puisi Hari Ayah Nasional 12 November 2023, yang berisi kata-kata penuh cinta yang menyentuh.
Ada banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk memperingati Hari Ayah Nasional, misalnya dengan membacakan puisi tentang Ayah yang menyentuh.
Peringatan hari ayah yang jatuh pada tanggal 12 November dapat mengingatkan orang-orang untuk lebih menghormati dan mengapresiasi peran ayah dalam keluarga.
Sebab, sosok Ayah dalam keluarga bukanlah sebatas pencari nafkah. Lebih dari itu, ayah merupakan penjaga, pelindung, dan teman terbaik bagi anak-anaknya.
Berikut 20 puisi Hari Ayah Nasional 12 November 2023, berisi kata-kata cinta yangmenyentuh.
Baca Juga: 10 Puisi Tentang Ibu Tercinta yang Mengharukan dan Menguras Air Mata
Puisi Hari Ayah 1
Ayah
Karya: Diyah Ayu Wirantika
Ayah …
Tidak banyak kata yang bisa kuungkap
Untuk menggambarkan betapa mulianya engkau
Engkau bukanlah ibu yang telah melahirkanku
Namun, engkau adalah pahlawan bagi anak-anakmu
Engkau bukanlah ibu yang mengASIhiku
Namun peluhmu mampu menghidupi keluargamu
Ayah ...
Lihatlah tanganmu,
Telapak yang semakin mengeras menunjukkan betapa kerasnya perjuanganmu
Lihatlah wajahmu,
Kulit yang menghitam, mata yang lelah, dan wajah yang menua
Entah berapa banyak malam yang engkau lalui, tanpa tertidur lelap karena pekerjaanmu
Tiada harga yang bisa kugantikan untuk semua perjuanganmu
Ayah ...
Izinkanlah aku menjagamu
Mewujudkan semua baktiku kepadamu
Menunjukkan kasihku di sisa umurmu
Puisi Hari Ayah 2
Pelukan Abah
Karya: Rosi L. Simamora
Tak ada yang lebih menenangkan daripada
pelukan Abah.
Disurutkannya isak tangis Ara,
dienyahkannya kekhawatiran Emak,
disingkirkannya ngeri hatiku,
hingga tak bersisa sejejak pun.
Tak ada yang lebih teguh daripada pelukan Abah.
Disembuhkannya setiap luka kecewa
dan dihardiknya pergi setiap badai kehidupan...
Hingga sekali lagi engkau percaya,
semua akan baik-baik saja.
Puisi Hari Ayah 3
Ayahku
Karya: Muhammad Azrif
Ayahku...
Ayahku adalah kepala keluargaku
Dia mencari nafkah tanpa lelah
Dari pagi sampai sore
Ayahku mencari nafkah demi aku dan keluargaku
Ayahku mengajariku tentang kebaikan
Dia juga yang selalu membahagiakanku
Aku sangat sayang kepada ayahku...
Puisi Hari Ayah 4
Ayah
Karya: Siti Barirotun
Sosok tubuh yang penuh ketangguhan
Mencari berkah dalam kehidupan
Tak pernah putus harapan
Saat menemui kesulitan
Ayah...
Engkaulah sang pahlawan
Engkaulah sang harapan
Engkau memberi pertolongan
Saat datang kesusahan
Kau tak kenal lelah
Kau tak kenal pasrah
Engkau terus berjalan ke depan
Melewati rintangan cobaan
Semoga ayah...
Sehat selalu...
Maju selalu...
Puisi Hari Ayah 5
Teladan Jiwaku
Ayah
Kamu yang terbaik
Seseorang yang selalu berbicara tentang apa adanya
Salah Ya Salah
Keterbukaanmu lebih dari sekedar ayah
Aku lahir dari tulang rusukmu
Aku bertumbuh sekarang Belajar Dari sikapmu
Dan ketegasan dirimu
Bekas lukanya terlihat seperti ini
Disiplin dari waktu ke waktu
Tolong beritahu aku
Betapa pentingnya waktu
Penting juga untuk menghukum yang salah
Terlepas darimu aku belajar menjadi ayah yang mandiri
Dengan selalu mengingat semua nasehat yang kamu berikan
Terlahir dengan kejahatan dari lubuk hatiku
Maaf ayah, aku tahu rasanya menjadi pria dewasa yang harus bekerja untuk masa depan
Bertemulah besok
Jangan tersesat
Puisi Hari Ayah 6
Maafkan Aku Ayah
Oleh: An-Nur
Dalam hening sepi menyala
Diam lebih bermakna daripada semua terjemahan malam
Aku merenung atas segala derita
Ayah berjuang menghidupi keluarga
Tiga puluh tahun lebih ayah di Jakarta
Pulang hanya sesekali saja
Banting tulang tak kenal lelah
Demi anakmu agar sekolah
Ayah ...
Kini usiamu tak lagi seperti dulu: kuat
Tapi perjuanganmu begitu gagah
Kau selalu bersemangat
Maafkan aku, Ayah ...
Aku yang belum bisa berbalas jasa
Masih membuat dirimu susah
Hingga kau masih terus pergi bekerja
Maafkan aku, Ayah ...
Yang masih menjadi beban hidupmu
Membuatmu sering gelisah
Memikirkan kebutuhan rumah ...
Puisi Hari Ayah 7
Sajak Buat Ayah
Ayah...
Dirimu ibarat sang awan
Yang memayungi kehidupan kami
Yang senantiasa memerlukan dirimu
Saat sang suria memanaskan sinarnya
Ayah...
Tidak akan hilang di benak kami
Tidak akan pudar dari pandangan kami
Betapa mulianya hatimu
Betapa besar jiwamu
Menepis ranjau dan duri itu
Untuk mencari sesuap nasi buat kami
Ayah...
Kesabaranmu tetap terbatas
Selalu diuji dan dicibir
Oleh karena kami
Yang adakalanya nakal
Yang adakalanya tidak mahu mendengar katamu
Ayah...
Pengorbanan mu tetap abadi dijiwa kami...
Terimakasih ayah... semoga Tuhan memberkati
umur dan amalanmu.
Puisi Hari Ayah 8
Sajak Untuk Ayah
Ayah,
engkaulah sahabatku,
engkaulah temanku,
dirimu tempatku bermanja,
dirimu pemberi cahaya..
Ayah,
tanpamu sunyi hidup ini,
tanpamu tiada arti hidup ini..
Ayah,
indahnya hidup ini,
andainya kau senantiasa ada
indahnya hidup ini,
andainya kebahagiaan milik abadi..
Ayah
dikaulah hadiah yang terindah buat diriku ini
yang senantiasa melayan segala ragamku
yang senantiasa memberi apa jua pintaku
walau sesusah manapun
Dikaulah ayah yang terbaik dalam hidupku
Puisi Hari Ayah 9
Puisi untuk Ayah
Oleh: Mayang A. Nurzaini
Puisi Hari Ayah 11
Pesan dari Ayah
Oleh: Joko Pinurbo
Datang menjelang petang, aku tercengang melihat
Ayah sedang berduaan dengan telepon genggam
di bawah pohon sawo di belakang rumah.
Ibu yang membelikan Ayah telepon genggam
sebab Ibu tak tahan melihat kekasihnya kesepian.
"Jangan ganggu suamiku," Ibu cepat-cepat meraih tanganku.
"Sudah dua hari ayahmu belajar
menulis dan mengirim pesan untuk Ibu.
Kasihan dia, sepanjang hidup berjuang melulu."
Ketika pamit hendak kembali ke Jakarta,
aku sempat mohon kepada Ayah dan Bunda
agar sering-sering telepon atau kirim pesan, sekadar
mengabarkan keadaan, supaya pikiranku tenang.
Ayah memenuhi janjinya. Pada suatu tengah-malam
telepon genggamku terkejut mendapat kiriman
pesan dari Ayah, bunyinya: "Sepi makin modern."
Langsung kubalas: "Lagi ngapain?" Disambung:
"Lagi berduaan dengan ibumu di bawah pohon sawo
di belakang rumah. Bertiga dengan bulan.
Berempat dengan telepon genggam. Balas!"
Kubalas dengan ingatan: di bawah pohon sawo itu
puisi pertamaku lahir. Di sana aku belajar menulis
hingga jauh malam sampai tertidur kedinginan,
lalu Ayah membopong tubuhku yang masih lugu
dan membaringkannya di ranjang Ibu.
Puisi Hari Ayah 12
Kerinduan
Oleh: Niki Ayu Anggini
Ayah di mana engkau berada
Di sini aku merindukan mu
Mengiginkan untuk bertemu
Merindukan akan belaian mu
Kasih sayang mu selalu kurindukan
Engkau selalu hadir dalam mimpi ku
Mimpi yang begitu nyata bagiku
Menginginkan engkau untuk kembali
Aku selalu mengharapkan engkau hadir
Menemani aku setiap hari
Menemani masa pertumbuhan ku
Untuk tumbuh menjadi besar
Tanpa engkau di sisiku
Tanpa engkau yang menemani hari-hariku
Puisi Hari Ayah 13
Sosok Lelaki Terhebat
Oleh: Osa
Banyak puisi tentang ayah
Tapi itu ayah mereka
Ini ayahku
Ayah dari sembilan bersaudara
Ayah yang sudah pergi mencari rezeki sebelum mataku terbit di pagi hari
Kudengar bising mesin perahunya jauh sebelum matahari menampakkan tubuhnya
Lalu kembali saat ikan-ikan di atas sampannya sudah cukup
Cukup untuk dijual demi mengisi perut-perut kecil kami
Teriknya matahari tak melunturkan semangatnya
Derasnya hujan ia tetap bertahan di lautan
Kencangnya angin tak menjatuhkan tanggung jawabnya
Ayah, engkau adalah sosok lelaki terhebat
Puisi Hari Ayah 14
Pahlawan Kesuksesanku
Karya: Ardiyani Muninggar
Fajar telah menyapa pagi ku
Kau jadikan hari mu, hari untuk pengorbanan.
Pengorbanan mencari rezeki, pengorbanan untuk mencari awal
yang baru.
Kau ajarkan aku arti perjuangan, kau ajarkan aku arti
kesuksesan.
Ayah mungkin tanpa mu aku tidak bisa seperti ini..
Mungkin tanpa mu aku tidak bisa berdiri di tengah tengah
impianku..
Impian untuk meraih keberhasilan
Impian untuk mencapai kemenangan...
Puisi Hari Ayah 15
Untukmu Ayahku
Karya: Dina Sekar Ayu
Di keheningan malam
Datang secercah harapan
Untuk menyambut jiwamu datang
Sebercik harapan agar kau kembali pulang
Hanya sepenggal kata bijak yang bisa kutanamkan
Duduk sedeku, tangan meminta, mulut bergoyang, jatuh air
mata
Tapi apalah daya
Semua harapan hilanglah sirna
Karena kau telah tiada
Ayahku tercinta.
Puisi Hari Ayah 16
Ayah Tinggal Di Sini, Di Hatiku
Sudah lama ayahku meninggalkanku
Aku merasa kamu masih disini
Ini mimpi karena kamu selalu dalam tidurku
Tahukah kamu bahwa mimpi-mimpi ini selalu mengingatkanku ketika kamu masih di sini?
Bawa aku bersamamu setiap hari
Aku ingat saat engkau mengusap kepalaku
Saya ingat ketika engkau memukulku ketika aku sedang bercanda
Tolong beritahu saya jika apa yang saya lakukan salah
Berikan saran untuk membantuku menjadi anak yang baik
Selalu memberikan apa yang aku minta
Sekarang semuanya tinggal kenangan, kenangan terindah yang pernah aku rasakan dalam hidupku.
Tapi percayalah, hatimu selalu di hatiku
Kau jauh dari alam makmur ini, tapi hatimu ada di hati orang-orang yang mencintaimu ayah
Puisi Hari Ayah 17
Dimanakah Cinta?
Ayah
Tolong dengarkan satu kata dari hatiku
Dengarkan tangisan hatiku
Dengarkan laguku
Apa yang aku ciptakan untukmu
Ayah
Aku merindukanmu
Aku merindukan keberadaanmu
Aku merindukan cintamu
Aku rindu pelukanmu yang menghangatkan kesedihanku
Ayah
Sekarang kamu jauh dariku
Dimana kamu jatuh cinta
Apa yang saya rasakan
Apakah saya tidak berguna
Ayah
Temani jiwaku yang kesepian
Tuhan mendekat untuk menguatkan semangatku sampai akhir
Aku memberimu diri yang lemah ini
Hati-hati, menjadilah lebih kuat
Puisi Hari Ayah 18
Di Kuburan Ayah
Karya Slamet Sukirnanto
Berteduh pohon kamboja berkembang
Tinggalmu yang kekal
Tak kenal lagi senyummu
Memikat hatiku
Ketika masih kanak.
Bukan segunduk tanah
Kupuja. Kerna diharamkan agama
Adalah hidupmu
Mengenang di kalbu!
(1963)
Puisi Hari Ayah 19
Ayahku
Oleh: Muhammad Azrif
Ayahku...
Ayahku adalah kepala keluargaku
Dia mencari nafkah tanpa lelah
Dari pagi sampai sore
Ayahku mencari nafkah demi aku dan keluargaku
Ayahku mengajariku tentang kebaikan
Dia juga yang selalu membahagiakanku
Aku sangat sayang kepada ayahku...
Puisi Hari Ayah 20
Kepada Bapak
Oleh: Gunoto Saparie
Ada peci putihmu tergantung di kapstok
Bertahun-tahun di sana sejak kau pergi
Namun jarum-jarum jam dinding berhenti
Dan kalender di tembok pun mendadak rontok
Ada potretmu mengabur di dekat pintu
Ada senyum tipis membayang harapan
Betapa berat rindu, bapak, tersendat di kalbu
Selalu kuingat kata-katamu tentang kehidupan
Tentang negara, agama, dan pengabdian
Kata-kata yang patah-patah, tertahan-tahan
Kami tak tahu, ternyata untuk yang penghabisan:
Ada sandalmu teronggok di ujung ranjang
Ada buku-bukumu, kitab-kitab menguning
Berjajar di rak, terserak di meja lantai
Ada yang tertinggal di hati Allah, kasihmu abadi
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: 5 Puisi untuk Orang Tua Singkat, Menyentuh Hati dan Penuh Kasih Sayang